Hipotesis Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN

mampu memacu pertumbuhan ekonomi regional karena secara sektoral semua sektor mengalami pertumbuhan dan dengan menggunakan model multiregional CGE top down perekonomian wilayah dikuantifikasi berdasarkan share dari perekonomian nasional. Hanya saja, pertumbuhan output, kesempatan kerja, pendapatan rumahtanga, serta penurunan harga di leading sector akan lebih tinggi dibandingkan dengan di sektor lainnya sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah yang perekonomiannya didominasi oleh leading sector akan lebih tinggi. Wilayah tersebut adalah wilayah sumber utama PDRBnya adalah sektor pertanian dan atau indutri berbasis pertanian yang secara umum tingkat pendapatannya relatif rendah. Oleh karena itu pengembangan leading sector akan mampu menurnkan tingkat disparitas ekonomi antar wilayah maupun antar golongan masyarakat. Efektifitas dari leading sector dalam mengembangkan perekonomian wilayah dan nasional akan sangat tergantung pada efektivitas investasi dan keterkaitan antar sektor dimana keterkaitan tersebut akan sangat tergantung pada tingkat elastisitas pendapatan dari permintaan produk pangan maupun non pangan dan elastisitas hargapermintaan produk-produk pertanian Mellor, 1966. Banyak hasil studi menunjukkan bahwa di negara-negara berpendapatan rendah nilai elastisitas tersebut cukup besar sehingga diduga pengembangan sektor pertanian dan industri berbasis pertanian di negara berkembang seperti Indonesia akan efektif dalam memperkecil disparitas wilayah dan meningkatkan perekonomian mikro dan makro.

3.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian sebelumnya, baik berdasarkan acuan teori yang berkaitan maupun berdasarkan preposisi-preposisi yang dihasilkan dari studi-studi sebelumnya yang berkaitan, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan produktivitas yang berbasiskan investasi di sektor pertanian dan industri berbasis pertanian sektor agribisnis serta infrastruktur mempunyai peranan yang lebih baik dalam memperbaiki kinerja ekonomi mikro, yakni mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam meningkatkan output, kesempatan kerja serta tingkat upah sektoral; serta sekaligus menurunkan harga sektoral. 2. Pengembangan sektor pertanian, industri berbasis pertanian serta infarstruktur melalui peningkatan produktivitas berbasis investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara lebih tinggi melalui peningkatan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor. Disamping itu kombinasi pengembangan ketiga sektor tersebut mampu memperbaiki distribusi pendapatan antar golongan masyarakat. 3. Peningkatan produktivitas yang berbasiskan investasi di sektor pertanian dan industri berbasis pertanian sektor agribisnis serta infrastruktur dapat memacu pertumbuhan ekonomi wilayah dan pertumbuhan ekonomi wilayah dengan pendapatan perkapita yang relatif rendah khususnya wilayah yang perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian dan atau industri berbasis pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Pada gilirannya, kombinasi pengembangan ketiga sektor tersebut mampu menurunkan disparitas ekonomi anatar wilayah. 4. Pengembangan sektor pertanian, industri berbasis pertanian serta infrastruktur melalui peningkatan produktivitas berbasis investasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa menimbulkan trade off, pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti dengan penciptaan pemerataan pendapatan baik antar wilayah maupun antar golongan masyarakat.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian besar merupakan data sekunder, antara lain: Tabel Input-Output I-O tingkat nasional tahun 2008, Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE di tingkat nasional tahun 2005, dan Transaksi Tabel Input-Output Inter-regional IRIO pada tahun 2005. Data statistik lain yang diperlukan adalah data ekonomi makro, sektoral, wilayah seperti PDRB dan data investasi pemerintah dan swasta sektoral. Data ini umumnya bersumber dari publikasi resmi dari Biro Pusat Statistik BPS, BKPM, Bappenas dan Bank Indonesia.

4.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data

Untuk mengukur dampak perubahan kebijakan investasi, Model CGE digunakan sebagai alat analisis utama. Model CGE yang digunakan adalah model multiregional CGE Recursive Dynamic pendekatan top-down yang telah dibangun dalam studi Oktaviani et al. 2006 yang kemudian diberi nama dengan model CGE-Investasi Regional, disingkat dengan CGE-IR. Model tersebut diperoleh dengan cara mengkombinasikan model ORANI-F Horridge et al., 1993, INDOF Oktaviani, 2000, Horridge 2002 dan WAYANG Wittwer, 1999. Unsur dinamis dalam model ditunjukan oleh pertumbuhan tenaga kerja dan akumulasi kapital setiap tahun. Langkah selanjutnya adalah pembangunan data yang disusun sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan matriks data yang terdapat pada persamaan- persamaan yang ditelah ditentukan. Dengan menggunakan pendekatan top-down