62 eksternal berguna dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh CV Duta Teknik.
5.5.1. Kekuatan Sosialkultural
Jumlah penduduk Kota Sampit pada Tahun 2004 diperkirakan sebesar 288.281 jiwa dan meningkat menjadi 324.863 jiwa pada Tahun 2008 BPS, 2009.
Jumlah penduduk yang cukup besar dapat dijadikan peluang pasar apabila diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat. Hal ini menunjukkan bawah
jumlah penduduk mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan penduduk tentunya juga meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, selain
tempat tinggal kebutuhan akan meja kursi dan perangkat mebel lainnya tentunya juga akan bertambah. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan didalam
mengembangkan usaha. Faktor demografi memberikan indikasi bagi industri mebel untuk menentukan
apakah terdapat kondisi yang lebih di tempat lain dalam memperluas pangsa pasar, dan dari data yang didapat menunjukkan bahwa Sampit masih memiliki
pasar yang cukup potensial. Walaupun faktor ini harus didukung dengan kondisi sosial masyarakat, karena sikap, opini, kepercayaan, nilai dan gaya hidup
masyarakat sangat mempengaruhi produk-produk yang dihasilkan perusahaan mebel.
5.5.2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat perusahaan
beroperasi. Keadaan
ekonomi suatu
negaradaerah akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku selama Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2008 selalu mengalami
kenaikan. Pada Tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 16,00 persen, yaitu dari 12,59 juta rupiah pada Tahun 2007 menjadi 14,61 juta rupiah pada Tahun
2008. BPS, 2009. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahun pendapatan per kapita Kota Sampit mengalami peningkatan setiap tahun.
Peningkatan per kapita paling tinggi yaitu terjadi pada tahun 2008. Dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita, maka diasumsikan bahwa daya beli
63 masyarakat juga meningkat. Nilai PDB Kota Sampit pada tahun 2007-2008 dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Nilai PDB Kota Sampit Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2007-2008
Lapangan Usaha Industrial Origin
2006 Rp.
2007 Rp.
2008 Rp.
Pertanian Agriculture 1.633.415,98
1.845.860,92 2.030.211,07
Pertambangan Mining 25.144,60
29.706,21 46.738,42
Industri Pengolahan Manufacturing
772.419,05 793.160,89
897.371,48 Listrik, Gas dan Air Bersih
Electricity, Gas and water 18.435,19
22.067,92 23.885,20
Bangunan Construction 115.270,21
163.121,27 201.416,56
Perdagangan Hotel dan Restoran Trade, Hotel and Restaurant
1.196.895,23 1.341.809,35
1.581.966,22 Pengangkutan Komunikasi
Transportation and Communication
422..307,15 483.275,29
623.208,72 Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan Financial, Dwelling and
Bussiness Service 99.178,65
129.539,90 159.968,87
Jasa – Jasa Services
269.813,49 303.169,97
369.331,40
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Gross Regional Domestic Product 4.552.879,55
5.111.711,71 5.934.097,95
Sumber : BPS 2009
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa PDB Kota Sampit mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 12,27
persen dan pada Tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 16,00 persen. Berdasarkan lapangan usaha, industri pengolahan merupakan ketiga terbesar
setelah pertanian dan jasa-jasa, hal ini menunjukkan bahwa peranan industri pengolahan penting bagi pertumbuhan ekonomi Kota Sampit. Kondisi ekonomi
yang semakin membaik yang diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat memungkinkan adanya peningkatan pasar mebel. Selain itu, pertumbuhan
ekonomi yang semakin baik akan memicu tumbuhnya iklim investasi khususnya di dalam pembangunan perumahan karena bertambahnya jumlah penduduk. Hal
ini tentunya merupakan peluang bagi perusahaan dalam mengembangkan usaha mebelnya di masa yang akan datang. Berdasarkan data Bank Indonesia 2008,
64 Sampit merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi untuk
Provinsi Kalimantan Tengah.
5.5.3. Teknologi