47
4.4.4. Matriks SWOT Strengths, Weaknesses, Oppurtunities and Threats
SWOT merupakan singkatan dari Strength kekuatan, Weaknesses kelemahan, Opportunities peluang dan Threats ancaman. Matriks SWOT
merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu di dalam
mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi
WT. Tujuan
penggunaan Matriks
SWOT adalah
untuk mempertimbangkan secara komprehensif kekuatan, kelemahan, ancaman dan
tantangan sehingga mampu meningkatkan efektifitas pelayanan konsumen dan menigkatkan performa proses pelayanan yang diberikan. Ada delapan langkah
dalam penentuan strategi Matriks SWOT, tahapannya yaitu : 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan kunci perusahaan. 5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal
dan mencatat hasilnya dalam sel strategi SO. 6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang
eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WO. 7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan mencatat hasilnya dalam sel strategi ST. 8. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WT. Tiap strategi SO, ST, WO, WT dilengkapi contoh-contoh matching
antara faktor-faktor eksternal dan internal utama dalam rangka memfomulasikan strategi-strategi alternatif yang ada. Tabel untuk pencocokan strategi SWOT dapat
dilihat pada Tabel 11. a. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST,
atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, maka perusahaan harus mengatasi kelemahan
itu agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak
48 ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha
berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. b. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan peluang-
peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal. c. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa perusahaan yang kuat pasti selalu
menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal. d. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensive
yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah
kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. Perusahaan harus berjuang untuk tetap dapat
bertahan dengan melakukan strategi-strategi seperti merger.
Tabel 11. Matriks SWOT Internal
Eksternal Strengths-S
Kekuatan-keuatan internal perusahaan.
Weaknesses-W
Kelemahan-kelemahan internal perusahaan.
Opportunities-O
Peluang-peluang eksternal yang ada.
Strategi SO
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang.
Threats-T
Ancaman-ancaman eksternal yang ada.
Stategi ST
Menggunakan kekuatan untuk menghindari
ancaman.
Strategi WT
Memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman.
Sumber : David 2006.
V ANALISIS LINGKUNGAN USAHA 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Pada Tahun 1997 perusahaan CV Duta Teknik didirikan oleh Pak Marserius dengan bantuan pinjaman modal dari bank sebesar 50 juta rupiah. Dana
yang diperoleh digunakan untuk membeli peralatan produksi, seperti alat besar, mesin tangan, menyewa tanah serta membangun pabrik. Pada awal pembangunan
perusahaan ini sudah memiliki peralatan yang cukup lengkap pada masanya. Bentuk hukum perusahaan ini pada awal dibangun adalah UD, hal ini karena skala
usaha yang masih kecil. Didalam menjalankan usahanya Pak Merserius banyak mengajak kerabat serta teman.
Sebelum menjadi pengusaha mebel, Pak Marserius bekerja sebagai guru di STM Sekolah Teknik Menengah Mandomai. Setelah lulus dari STM Pak
Marserius diangkat menjadi guru disekolah ini. Selama menjabat menjadi guru, Pak Marserius banyak mendapatkan teman serta kerabat yang juga masuk sekolah
ini. Di STM inilah Pak Marserius menambah pengetahuan tentang mebel serta keterampilan di dalam membuat mebel. Selain kemampuan di dalam membuat
mebel, juga menambah relasi dan kenalan dengan sesama teman yang juga memiliki pengetahuan tentang mebel. Pada Tahun 1996 Pak Marserius memiliki
keinginan untuk berhenti menjadi guru dan membangun usaha sendiri. Akhirnya pada Tahun 1997 Pak Marserius berhenti menjadi guru dan pergi ke Sampit untuk
membangun usaha mebel. Kota Sampit dipilih, karena di kota ini ada saudara yang bersedia membantu didalam pembangunan usaha mebel tersebut.
Perusahaan ini berdiri dengan bantuan saudara serta teman yang dikenal oleh pemilik perusahaan. Hal ini karena rata-rata saudara dari Pak Marserius juga
merupakan lulusan STM sehingga dapat diajak serta didalam menjalankan usaha tersebut. Perusahaan ini pada awalnya mulainya berdiri berlokasi pada jalan Cilik
Riwut km 2,2, walaupun hanya menempati seperempat dari luas lahan yang digunakan sekarang. Pada tahun 2001 perusahaan ini sempat mengalami
kemunduran. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi kerusuhan antar etnis yang terjadi di Sampit. Kerusuhan ini membuat usaha mebel menjadi lesu,
karena kondisi keamanan yang masih tidak stabil. Walaupun demikian keadaan ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar 4-6 bulan. Sehingga perusahaan masih
50 dapat berjalan walaupun kondisi ekonomi dan keamanan Kota Sampit belum pulih
secara menyeluruh. Pada Tahun 2002 perusahaan ini merubah bentuk hukum perusahaan dari
UD menjadi CV, dan semenjak menjadi CV inilah perusahaan mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Tanah yang semula hanya disewa seperempat
dari luas lahan yang tersedia, sekarang mampu dibeli secara keseluruhan. Sehingga perushaaan memiliki tempat yang cukup luas untuk kegiatan produksi
serta untuk menyimpan bahan baku. Perusahaan ini juga masih dapat bertahan dari semakin langkanya bahan baku dan peningkatan harga bahan baku. Karena
perusahaan ini berprinsip tidak akan berproduksi apabila menderita kerugian, sehingga pada saat harga bahan baku meningkat maka perusahaan juga akan
meningkatkan harga jual. Apabila tidak dilakukan maka perusahaan akan menderita kerugian, demikian halnya apabila harga bahan baku turun maka harga
jual pun dapat dinegosiasikan. Awalnya perusahaan ini hanya memiliki sekitar lima alat besar saja, dan sekarang perusahaan sudah memiliki sekitar 16 alat besar
karena ada beberapa mesin yang sama berjumlah lebih dari satu buah. Perusahaan ini CV Duta Teknik lebih memfokuskan produksi pada barang yang terbuat dari
kayu, seperti mebel dan juga kusen. Selama bahan baku barang tersebut terbuat dari kayu dan perusahaan sanggup untuk membuatnya, maka barang tersebut akan
diproduksi oleh perusahaan.
5.2. Visi dan Misi Perusahaan