Persaingan Antara Industri Yang Telah Ada Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

69

4. Persaingan Antara Industri Yang Telah Ada

Persaingan diantara industri yang bersaing biasanya paling berpengaruh di antara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Menurut Porter 1997, tingkat persaingan dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas produksi dan besarnya hambatan yang keluar berupa asset dan idealisme bisnis. Persaingan dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki hasil produksi yang sama, sehingga membuat suatu perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan tersebut. Intensitas persaingan diantara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah, karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan produk industri menjadi menurun, dan arena potongan harga menjadi biasa. Menurut data Disperindag Kotim 2007 jumlah industri yang bergerak di bidang mebel berjumlah 14 perusahaan. Persaingan yang biasanya terjadi antara perusahaan yaitu pada harga, kualitas produk serta model mebel yang dihasilkan. Persaingan yang paling dominan yaitu pada model serta kualitas mebel. Apabila kualitas serta model yang ditawarkan bagus, maka pihak perusahaan berani memberikan harga tinggi pada produknya.

5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok memegang peranan penting dalam suatu kegiatan produksi, maka dari itu kehadiran pemasok sangat diperlukan dalam kegiatan mebel. Pemasok merupakan pihak yang menyediakan segala kebutuhan dalam kegiatan produksi, mulai dari bahan baku hingga finishing . Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama kalau jumlah 70 pemasok banyak, sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau biaya pengganti bahan baku yang tinggi. Perusahaan CV Duta Teknik memiliki sekitar empat pihak yang menjadi pemasok tetap dari perusahaan ini. Setiap pemasok menghasilkan produk yang bervariasi baik dalam ukuran kayu yang ditawarkan dan juga jenisnya. Sehingga ada beberapa pemasok yang bahan bakunya memang dikhususkan untuk beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Misalnya ada pemasok yang bahan bakunya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan mebel, dan ada pemasok lain yang bahan bakunya dikhususkan sebagai bahan baku untuk pembuatan kusen ataupun bingkai pintu. Sementara untuk bahan baku pendukung perusahaan hanya memiliki satu toko yang menjadi langganan, dan hubungan dengan toko ini cukup baik. Kesulitan bahan baku sudah mulai dirasakan oleh pihak perusahaan, walaupun demikian pihak pemasok tidak berani menaikkan harga terlalu tinggi karena harga pasaran sudah diketahui oleh pihak perusahaan. Selain itu perusahaan CV Duta Teknik tidak terikat dengan ke-empat pemasok tersebut, karena apabila ada pihak lain yang menawarkan harga lebih murah tentunya perusahaan akan memilih yang lebih murah. Selain bahan baku yang mulai sulit, harga bahan baku yang terus meningkat menjadi ancaman yang cukup serius. Sehingga harga produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini juga ikut meningkat. Pemasok akan memiliki posisi yang kuat pada saat perusahaan mendapatkan banyak pesanan, dan pemasok akan berada pada posisi yang lemah pada saat perusahaan tidak mendapatkan pesanan. Selain itu posisi tawar pemasok akan menjadi kuat pada saat bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan cukup sulit untuk ditemui, sehingga harga yang ditawarkan biasanya lebih tinggi dari harga pasaran. Harga bahan baku yang ditetapkan oleh pemasok biasanya sulit untuk ditawar oleh perusahaan, alternatif untuk mengatasi ini hanya dengan mencari pemasok yang memiliki harga lebih murah. Kualitas bahan baku juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih pemasok, biasanya 71 pihak perusahaan yang akan menentukan kualitas dari bahan yang ditawarkan oleh pemasok.

5.6. Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan