Perumusan Masalah Strategi Pengembangan Usaha Pada CV Duta Teknik Sampit, Kalimantan Tengah

7 berkualitas baik, terutama untuk ekspor. Agar bisa terwujud maka faktor yang perlu diperhatikan adalah kondisi bahan baku dan penerapan teknologi pengolahan yang sesuai dengan keadaan dan sifat kayu tersebut. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut peran serta sektor kehutanan dalam pembangunan nasional diperlukan dalam peningkatan nilai ekonomi kayu, produk olahan dan strategi pengembangan usaha. Salah satu cara untuk mengembangkan industri mebel ini yaitu dengan menentukan strategi pengembangan usaha yang tepat agar mampu terus tumbuh dan memberikan hasil yang maksimal. CV Duta Teknik merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan kayu, produksi berupa mebel dan kusen. Lokasi perusahaan ini berada di Kota Sampit, yang terletak di Kalimantan dengan luas areal hutan terluas kedua setelah Papua. Perusahaan ini merupakan perusahaan mebel terbesar di Kota Sampit. Perusahaan ini memerlukan strategi pengembangan usaha yang tepat agar dapat tetap menjaga dan meningkatkan daya saing di tengah kelangkaan sumberdaya dan pesaing baru yang bermunculan.

1.2. Perumusan Masalah

Perusahaan atau unit usaha umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimum dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya melalui penerapan strategi pengembangan usaha yang baik. Strategi pengembangan usaha yang baik dan tepat bagi suatu unit usaha yaitu strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di dalam lingkungan eksternal perusahaan, yang selalu berubah dan kompetitif. Perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi lingkungan bisnis secara umum salah satunya adalah adanya kebijakan perdagangan bebas. Adanya kebijakan ini menyebabkan produk yang dihasilkan tidak hanya bersaing dengan produk lokal tetapi juga dengan produk dari luar. Persaingan bukan hanya terjadi pada jenis produk yang ditawarkan tetapi juga kualitas dan harga. Industri mebel kayu mungkin tidak akan terkena dampak secara langsung, tetapi secara tidak langsung dengan masuknya produk-produk luar. Salah satu contohnya dengan 8 adanya produk subtitusi mebel kayu yang diimpor dari luar, hal ini tentunya akan sangat besar pengaruhnya bagi perusahaan mebel. Kebijakan pemerintah yang semakin ketat dalam memberantas illegal logging menjadi kebijakan yang mempengaruhi industri kayu secara khusus. Aparat keamanan akan semakin ketat dalam melakukan pengawasan terhadap kayu-kayu, sehingga distribusi kayu tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena harus memiliki surat izin. Pihak perusahaan pun tidak berani sembarangan di dalam membeli bahan baku kayu, untuk menghindari adanya kayu illegal didalam pembelian. Pemberantasan illegal logging semakin ketat dilakukan akibat luas areal hutan yang semakin sempit, kerusakan hutan ini terjadi baik karena sengaja ataupun tidak sengaja. Pembukaan hutan untuk areal pemukiman, perkebunan ataupun pertambangan merupakan kegiatan yang dapat mengurangi kawasan hutan. Pengaruh dari semakin sempitnya kawasan hutan adalah, semakin berkurangnya bahan baku untuk indsutri kayu secara umum dan perusahaan mebel secara khususnya. Akibatnya kesulitan bahan baku tidak dapat dihindarkan oleh perusahaan mebel. Menurut sebuah lembaga peduli lingkungan Save Our Borneo SOB, menyatakan sekitar 80 persen kerusakan hutan yang terjadi di Kalimantan disebabkan ekspansi sawit oleh perusahaan besar. Kerusakan terbesar hutan di Kalimantan karena pembukaan lahan untuk kelapa sawit, dan sisanya sebanyak 20 persen karena pertambangan, dan area transmigrasi. Kerusakan hutan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah tercatat sebagai yang terluas dibanding tiga provinsi lain dari sisi luasan kerusakan yakni mencapai 256 ribu hektare per tahun. Dari lebih 10 juta luas hutan yang dimiliki Kalimantan Tengah, laju kerusakannya telah menembus sekitar 2,2 persen per tahun. 5 Hal inilah yang membuat aparat keamanan semakin gencar melakukan razia terhadap kayu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kehutanan Kabupaten Kotawaringin Timur Kotim, terjadi penurunan produksi kayu olahan. Penurunan produksi terjadi pada kayu olahan dan kayu gergajian. Dari Tahun 2006 hingga Tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 39 persen pada produksi kayu olahan dan sebesar 46 persen untuk kayu gergajian. Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke 5 Kondisi Hutan Kalimantan. 2009. http: saveourborneo.org [02 Februari 2010] 9 tahun terjadi penurunan produksi hasil hutan yang sangat signifikan. Produksi kayu bulat yang mengalami peningkatan sangat besar disebabkan karena ada perusahaan yang hasil produksinya bukan hanya dari Kota Sampit saja, tetapi dari luar daerah juga sehingga angka produksi yang dihasilkan mengalami kenaikan yang sangat besar. Data produksi hasil hutan Kota Sampit dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Produksi Hasil Hutan di Sampit Tahun 2006 - 2008 No. Jenis Hasil Hutan Satuan 2006 2007 2008 1 Kayu Bulat m 3 50.357,40 266.928,48 429.358,39 2 Kayu Olahan m 3 8.626,17 5.990,14 5.385,71 3 Rotan Ton 14.159.42 12.941,98 8.667,60 4 Kayu gergajian m 3 54.932,61 54.089,82 29.181,56 Sumber : Departemen Kehutanan 2009. Kondisi lingkungan yang dihadapi oleh CV Duta Teknik pun tidak jauh berbeda dari kondisi yang terjadi pada lingkungan industri. Semakin ketatnya pemerintah didalam memberantas illegal logging menyebabkan distribusi bahan baku antar daerah menjadi semakin sulit. Hal ini mengakibatkan pihak perusahaan hanya dapat mengandalkan bahan baku dari daerah Sampit saja. Situasi persaingan antar industri yang ada cukup kompetitif terutama perusahaan- perusahaan yang kecil yang menawarkan harga yang rendah. Serta barang-barang produksi mebel yang akan semakin bertambah banyak di Kota Sampit dengan adanya kebijakan perdagangan bebas. Baik itu berupa barang subtitusi dari mebel ataupun mebel itu sendri dan juga produk yang terbuat dari kayu, hal yang patut diperhatikan adalah masuknya barang-barang subtitusi dari produk kayu. Hal ini karena barang subtitusi tersebut selain memiliki model yang lebih beragam, harga yang ditawarkan pun relatif lebih murah. Sementara itu pihak perusahaan harus tetap bertahan ditengah kelangkaan bahan baku serta harganya yang terus meningkat. Apabila pihak perusahaan tidak dapat merespon perubahan lingkungan dengan baik, maka perusahaan tidak akan dapat bertahan. Kondisi inilah yang melandasi perlunya dilakukan penelitian pengembangan usaha pada CV Duta teknik. Karena kondisi yang terjadi tidak hanya mempengaruhi perusahaan dalam 10 satu aspek tapi beberapa aspek penting di dalam perusahaan. Perusahaan ini telah lama berdiri serta memiliki pengalaman di bidang permebelan, dengan pengalaman yang dimilikinya memungkinkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu strategi pengembangan usaha diperlukan terutama dalam menghadapi semakin berkurangnya bahan baku serta persaingan yang terjadi. Dengan melakukan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan, diharapkan mampu memberikan alternatif strategi pengembangan usaha yang baik sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang dalam mengahadapi perubahan lingkungan yang terjadi.

1.3. Tujuan Penelitian