Hutan Kota Baning Potensi Hutan Kota

Menyadari laju pembukaan hutan yang sangat cepat di Kota Sintang maka pemerintah harus dapat menekannya dengan cara membuat tata ruang yang mengatur kawasan terbangun, budidaya dan kawasan lindung. Potensi hutan alami yang sangat potensial sebesar 574 ha maka yang dapat dilakukan adalah meningkatkan status kawasan tersebut menjadi hutan kota. Keberadaannya sangat strategis karena mengelilingi Kota Sintang sehingga dapat berfungsi juga sebagai buffer kota. Pekerjaan pemerintah menjadi sedikit ringan karena tidak harus membangun hutan dari awal, pemerintah cukup menetapkan kawasan tersebut menjadi hutan kota dan mengawasinya. Dengan meningkatkan status kawasan tersebut menjadi hutan kota diharapkan dapat menjaga dan memenuhi kebutuhan hutan kota untuk menjaga ketersedian air. Selain berfungsi sebagai penjaga ketersedian air, hutan alami tersebut juga memiliki kelebihan dari sisi ekonomi dan ekologis. Sisi ekonominya, biaya untuk membangun hutan kota menjadi lebih rendah. Sedangkan sisi ekologisnya yaitu memiliki kekayaan spesies dan genetis, struktur pepohonan yang bervariasi, habitat serta komunitas flora dan fauna yang terjaga Gul, Gezer dan Kane, 2006.

5.5.1.3 Sempadan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi

Kota Sintang dilewati oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Kedua sungai ini memiliki sempadan sungai yang berpotensi sebagai lahan Hutan Kota. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, sempadan sungai didefinisikan sebagai kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai. Daerah sempadan mencakup daerah bantaran sungai yaitu bagian dari badan sungai yang hanya tergenang air pada musim hujan dan daerah sempadan yang berada di luar bantaran yaitu daerah yang menampung luapan air sungai di musim hujan dan memiliki kelembaban tanah yang lebih tinggi dibandingkan kelembaban tanah pada ekosistem daratan. Kriteria sempadan sungai menurut Pasal 16 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 adalah sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai. Dengan memanfaatkan sempadan sungai maka diperoleh lahan potensial untuk pembangunan hutan kota seluas 251 ha. Hutan kota yang berada pada sempadan sungai berfungsi sebagai konservasi air disepanjang sungai dalam menjaga mekanisme inflow ke sungai dan outflow ke air tanah. Proses inflow-outflow tersebut merupakan proses konservasi hidrolis sungai dan air tanah. Komponen vegetasi sungai secara hidrolis berfungsi sebagai retensi alamiah sungai. Dengan demikian, air sungai dapat secara proporsional dihambat lajunya ke hilir. Dampaknya dapat mengurangi banjir dan erosi disepanjang sungai Anonim, 2007. 5.5.1.4 Sempadan Jalan Kawasan sempadan jalan adalah jalur hijau di sepanjang kanan-kiri jalan terutama jaringan jalan primer dan arteri sekunder. Jalur sempadan ini dapat digunakan sebagai areal hutan kota yang berfungsi juga sebagai koridor jalan. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Sintang tahun 2006 maka hasil perhitungan pemanfaatan sempadan jalan diperoleh luasan total hutan kota sebesar 273 ha. Lebar jalur hijau sempadan jalan yang ditetapkan di dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Sintang sebagai berikut: − Untuk jaringan jalan primer yang menghubungkan Kota Sintang dengan wilayah eksternal, direncanakan jalur hijau selebar 50 meter di setiap sisi jalan dihitung dari batas luar ROW jalan sehingga diperoleh 81 ha lahan yang potensial untuk pembangunan hutan kota. − Untuk jaringan jalan internal kota jaringan sekunder jalur hijau sempadan jalan ditetapkan 25 meter di setiap sisi jalan arteri sekunder, dihitung dari batas luar ROW jalan sehingga diperoleh 192 ha lahan yang potensial untuk pembangunan hutan kota. 5.5.1.5 Lahan Terbuka Bekas Tambang Kota Sintang terdapat beberapa lokasi seperti di Kapuas Kanan Hulu, Baning Kota dan Tanjung Puri. Bekas kegiatan penambangan emas tersebut sudah ditinggalkan. Keberadaan lahan ini sangat potensial untuk dikelola pemerintah agar dapat dikembalikan fungsinya menjadi hutan. Luas total lahan bekas penambangan emas tersebut adalah 205 ha.