Kependudukan KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.6 Kondisi Eksisting Pengembangan Hutan Kota dan RTH Kota Sintang

Di samping sebagai taman, tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga, fasilitas Hutan Kota dan Ruang Terbuka Hijau juga berfungsi sebagai konservasi air, paru-paru kota untuk menjaga kesegaran udara kota, mengeliminasi polusi udara dan memberikan kesan keindahan kota. Dari hasil pengamatan langsung di lapangan, secara umum bentuk penggunaan Ruang Hijau di seluruh Kota Sintang meliputi: hutan kota, jalur sempadan sungai dan parit, taman kota, taman olahraga, bermain dan relaksasi, taman pemakaman umum, taman rumahperkarangan, jalur hijau pengamanan buffer zone, dan semak belukar.

4.6.1 Hutan Kota

Kawasan Hutan Lindung Baning ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Sintang Nomor 07A-II1975 pada tanggal 1 Juni 1975 dengan luas areal sekitar 315 hektar. Pemerintah Kabupaten Sintang merealisasikan keputusan tersebut, salah satu caranya dengan menutup Jalan Baning dan Jalan Kelam 2 yang terdapat di kawasan wisata ini. Mengingat posisi kawasan tersebut yang strategis dan potensi alamnya yang begitu melimpah, pemerintah daerah setempat berupaya melindungi dan melestarikannya. Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah pusat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 129Kpts-II90 pada tanggal 24 Maret 1990, menaikkan status kawasan tersebut menjadi Hutan Wisata Alam Baning. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Nomor 405Kpts-II99 pada tanggal 14 Juni 1999, kawasan tersebut ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Baning dengan luas areal sekitar 213 hektar. Hutan kota memiliki fungsi: konservasi perlindungan, pendidikan, dan produksi, dengan tujuan untuk pelayanan masyarakat dan penyangga lingkungan kota, wisata alam, rekreasi, produksi hasil ‘hutan’: iklim mikro, oksigen, dan ekonomi. Keberadaan dari hutan kota ini dapat mendukung pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan plasma nutfah, keanekaragaman hayati, pendidikan dan penelitian. Salah satu hutan di Kota Sintang yang berfungsi sebagai hutan kota sekaligus hutan wisata adalah Hutan Baning. Gambar 5. Hutan Baning sebagai hutan kota dan hutan wisata di Kota Sintang Sintang adalah satu-satunya kota di Kalimantan Barat yang memiliki hutan di dalam wilayah kotanya. Hutan yang dalam RTRWP Kalbar dan RTRWK Sintang ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Baning di Desa Baning ini berfungsi ganda sebagai daerah resapan air, paru-paru kota, daerah wisata dan kawasan perlindungan bagi flora seperti rengas, kayu ramin, jelutung, resak dan berbagai jenis anggrek serta berbagai jenis fauna seperti kijang, kancil, landak, trenggiling dan kera. Baning sebagai hutan kota memiliki peran penting bagi Kota Sintang yaitu dapat menghambat penurunan kualitas lingkungan di wilayah Kota Sintang, terutama yang diakibatkan oleh berbagai pencemaran yang dapat merusak lingkungan dan menganggu tatanan kehidupan masyarakat kota. Adapun pemahaman tentang peranan hutan kota tidaklah terlepas dari upaya memahami keunggulan vegetasi adanya tumbuh-tumbuhan dalam rekayasa lingkungan, sekaligus mengenali pula sifat-sifat tumbuhan beserta bagian-bagiannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan.