Selisih Kebutuhan dan Ketersedian Air Bersih

Dari Gambar 18. diketahui bahwa antara kebutuhan dan ketersediaan air bersih akan mencapai titik keseimbangan pada tahun 2019. Pada tahun tersebut juga merupakan batas maksimal kota dapat menyediakan air bersih untuk 72.618 warganya. Pada tahun 2019 juga dapat diketahui bahwa luas lahan terbangun sudah mencapai 34 atau 1.573 ha. Sehingga untuk kebutuhan tahun-tahun berikutnya akan terjadi kekurangan air bersih. Pada tahun 2020 akan terjadi kekurangan air sebesar 106.177 m 3 . Sedangkan tahun 2025, kekurangan air bersih mencapai 975.453 m 3 .

5.5 Analisis Kebutuhan Hutan Kota

Analisis kebutuhan hutan bertujuan untuk menentukan luas hutan yang harus dibangun dan dijaga untuk menjaga ketersedian air di kota sintang. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan: = . 1 + − − − Analisis ini memerlukan beberapa parameter yang telah dijabarkan pada sub-sub bagian terdahulu yaitu, jumlah penduduk, tingkat konsumsi air per kapita, produksi air PDAM, potensi air tanah, dan kemampuan hutan kota menyimpan air. Prediksi jumlah penduduk, kebutuhan air bersih dan lahan terbangun di Kota Sintang hingga tahun 2042 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kebutuhan hutan kota di Kota Sintang Tahun Juml ah Penduduk Konsumsi Air m 3 Luas Lahan Ter bangun ha Ke butuhan Hutan Kota ha 2010 2020 2030 2033 2035 2040 2042 56.256 74.436 92.616 98.070 101.706 110.796 114.432 5.379.761 7.118.315 8.856.868 9.378.434 9.726.145 10.595.421 10.943.132 1.111 1.625 2.139 2.293 2.396 2.653 2.756 -1.153 59 1.025 1.315 1.508 1.991 2.184 Sumber: Hasil Analisis 2009 Dari Tabel 12. diketahui bahwa kebutuhan hutan kota mencapai 1.315 ha atau 30 luas kota pada tahun 2033. Sedangkan pada tahun 2042 kebutuhan hutan kota sudah mencapai 47 dari luas kota Kota Sintang yaitu 2.184 ha. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa luas terbangun akan mencapai 60 luas kota pada tahun 2042 sehingga ketersedian lahan untuk kebutuhan hutan kota seluas 2.184 ha di tahun 2042 sangat sulit terpenuhi. Idealnya Hutan Kota harus luas, namun pada kenyataannya untuk mendapatkan lahan yang luas di kota sangat sulit dan mahal harganya, karena lahan yang ada juga diperlukan untuk memenuhi berbagai kegiatan kota seperti perdagangan, pendidikan, pemukiman dan lain sebagainya yang kesemuanya itu membutuhkan lahan yang luas dan terus meningkat dari tahun ke tahun Dahlan, 2004.

5.5.1 Potensi Hutan Kota

Tingginya kebutuhan lahan untuk pembangunan kota serta terbatasnya lahan yang tersedia akan mendorong terjadinya perubahan dalam pemanfaatan dan penggunaan lahan di Kota Sintang. Pengembangan Kota Sintang akan meningkatkan nilai ekonomis lahan melebihi nilai sosialnya, sehingga menyebabkan alokasi lahan di perkotaan cenderung untuk kepentingan pembangunan ekonomi. Sebagai kota yang terus berkembang, pembangunan lahan untuk perumahan, perdagangan dan jasa di wilayah Kota Sintang akan meningkat sehingga dikhawatirkan kawasan hutan yang berfungsi ekologis sebagai daerah penunjang Kota Sintang akan hilang. Berdasarkan apek kebijakan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 diketahui bahwa minimal hutan kota yang harus disediakan di Kota Sintang seluas 1.376 ha. Untuk menjaga dan mengusahakan luas hutan yang lebih besar maka dapat memeperhatikan beberapa potensi yang dimiliki oleh Kota Sintang saat ini.