Jenis Tanaman Analisis Kebutuhan Hutan Kota

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penutupan lahan yang mengalami penurunan luasan di Kota Sintang selama kurun waktu 2001- 2008 adalah hutan dan lahan terbuka. Sementara itu kebun campuran, pemukiman dan semak mengalami penambahan. 2. Kebutuhan hutan kota menurut Permendagri No. 01 Tahun 2007 sebesar 918 ha, menurut UU No 26 Tahun 2007 sebesar 1.376 ha dan PP. RI No. 63 Tahun 2002 sebesar 459 ha. 3. Kebutuhan dan ketersediaan air bersih mencapai titik keseimbangan pada tahun 2019 dengan jumlah penduduk 72.618 jiwa dan Luas lahan terbangun maksimal 60 tercapai pada tahun 2042 dengan jumlah penduduk 187.547 jiwa. 4. Kebutuhan hutan kota menurut kebutuhan air Kota Sintang mencapai 30 yaitu 1.315 ha pada tahun 2033. 5. Potensi hutan kota yang dapat di alokasikan seluas 1.516 ha 33 terdiri dari Hutan Kota Baning seluas 213 ha, hutan alami yang tersisa seluas 574 ha, sempadan sungai seluas 251 ha, sempadan jalan seluas 273 dan lahan bekas tambang seluas 205 ha. 6. Kebutuhan hutan kota untuk tahun 2042 mencapai 47 dari luas Kota Sintang sehingga diperlukan usaha lainnya untuk memenuhi kebutuhan air seperti meningkatkan produksi dan pelayanan PDAM serta menurunkan angka pertumbuhan penduduk.

6.2 Saran

1. Pemerintah Kota Sintang diharapkan dapat segera meningkatkan status hutan seluas 574 ha menjadi hutan kota. 2. Pemerintah Kota Sintang diharapkan dapat mengawasi pemakaian air tanah oleh masyarakat sehingga tidak terjadi eksploitasi secara berlebih. DAFTAR PUSTAKA Alvey, A.A. 2006. Promoting and Preserving Biodiversity in The Urban Forest. Urban Forestry Urban Greening 5. 195-201. http:www.sciencedirect.com [Jun 2009]. Bapeda Kota Sintang. 2006. Laporan Akhir Kagiatan Penyusunan Master Plan Kota Sintang. Sintang: BAPEDA Kota Sintang. _________________. 2008. Revisi RDTRK Sintang Tahun 2007-2012. BAPEDA Kota Sintang. Sintang. Atmis, E., S. Ozden, dan W. Lise. 2007. Urbanization Pressures on The Natural Forest in Turkey: An O verview. Urban Forestry Urban Greening 6. 83-92. http:www.sciencedirect.com [Jun 2009]. Badan Pusat Statistik Kota Sintang. 2007. Sintang Dalam Angka. Sintang: Badan Pusat Statistik Kota Sintang. Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Canter, L.W. 1977. Environmental Impact Assesment. New York: McGraw-Hall Book Company. Carpenter, P.L., T.D. Walker, dan F.O. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. New York: W.H. Freeman. Dahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Kebun Garden City Bernuansa Hutan Kota. Bogor: IPB Press. ______. 2007. Analisi Kebutuhan Luasan Hutan Kota sebagai Sink Gas CO 2 Antropogenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas Di Kota Bogor dengan Pendekatan Sistem Dinamik. [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Dewi. 2004. Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh untuk Estimasi Potensi Pencemaran Udara di Kawasan Malioboro. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Dirjen PU. 2006. Ruang Terbuka Hijau sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Jakarta: Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Bogor: IPB Press. Grey, G.W. dan F.J. Deneke. 1978. Urban Forestry. New York: John Willey and Sons. Gul, A., A.Gezer, dan B. Kane. 2006. Multi-Criteria Analysis for Locating New Urban Forest: An Example From Isparta, Turkey. Urban Forestry Urban Greening 5. 57-71. http:www.sciencedirect.com [Jun 2009]. Heikal. 2004. Model Estimasi Debit Aliran Sungai Berdasarkan Perubahan Penggunaan Lahan. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Irwan, Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT. Bina Aksara. Janudianto. 2003. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Debit Maksimum- minimum di Sub DAS Ciliwung Hulu. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kartasapoetra, A. G., S. Mulyani, dan E, Pollein. 1990. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara. Kepala Pusat Informasi Kehutanan, 2002. Pe merintah Te rbitkan PP tentang Hutan Kota. http:www.dephut.go.idindex.php?q=idnode1558 . [14 Mei 2009]. Kordoatie, R. J., dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi. Muis, B.A. 2005. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Oksigen dan Air Di Kota Depok Propinsi Jawa Barat. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Mulyana, N. 2000. Pengaruh Hutan Pinus Pinus merkusii terhadap Karakteristik Hidrologi di Sub Daerah Aliran Sungai Ciwulan Hulu KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nowak, D.J. 2006. Institutionalizing Urban Forestry as a “Biotechnology” to Improve Environmental Quality. Urban Forestry Urban Greening 5. 93-100. http:www.sciencedirect.com [Jun 2009]. Onrizal. 2005. Hutan dan Pengaturan Tata Air. Universitas Sumatera Utara. Medan. Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang. 2008. Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang Tahun 2008. Sintang. Prahasta. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Penerbit Informatika. Pudjiharta, Ag. dan A. Fauzi. 1981. Beberapa Indikator Fisik untuk Menentukan Kebijaksanaan Pendahulan dalam Pengelolaan DAS. Proceedings Lokakarya Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai. Jakarta, 26-27 Mei 1981. Rauf, A. 2009. Optimalisasi Pengelolaan Lahan Pertanian Hubungannya dengan Uapaya Memitigasi Banjir. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap USU. Universitas Sumatera Utara. Medan. Rocchini, D., G.L.W. Perry, M. Salerno, S. Maccherini, dan A. Chiarucci. 2005. Landscape Change and the Dynamics of Open Formations in a Natural Reserve. Lanscape Urban Plan 77. 167-177.