46 Dilihat dari tingkat pendidikan, sebanyak 25 penduduk tidak pernah
sekolah, 650 penduduk belum sekolah, 1.250 penduduk sedang sekolah, 5.438 penduduk tamat SDsederajat, 191 penduduk pernah SD tetapi tidak tamat, 825
penduduk tamat SMP, 103 penduduk pernah SMP tetapi tidak tamat, 438 penduduk tamat SMA, dan 50 penduduk pernah SMA tetapi tidak tamat.
Sementara itu penduduk yang melanjutkan ke perguruan tinggisederajat jumlahnya tidak terlalu banyak seperti tamat D1 berjumlah 5 penduduk, tamat D2
berjumlah 2 penduduk, tamat D3 sebanyak 12 penduduk, tamat S1 sebanyak 51 penduduk, dan tamat S2 sebanyak 2 penduduk.
5.1.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana umum yang dapat mendukung kegiatan pemerintahan di Desa Pasirlangu antara lain :
Sarana Pemerintah Desa
Sarana jalanperhubungan
Sarana perekonomian kios dan warung
Jasa transportasi
Sarana pendidikan
Sarana dan prasarana kesehatan
Sarana ibadah
Prasarana olah raga
5.2. Karakteristik Responden
Karakteristik petani responden diklasifikasikan berdasarkan usia, tingkat pendidikan formal, pendidikan non formal penyuluhan, status usahatani,
pengalaman usahatani, modal, luas lahan, dan status kepemilikan lahan. Keragaan karakteristik tersebut diduga akan mempengaruhi keputusan petani dalam
melaksanakan kegiatan usahatani. Usia petani responden di lokasi penelitian berada di antara usia 24-67
tahun. Berdasarkan distribusi usia petani responden pada Tabel 7 terlihat bahwa sebagian besar petani responden yang melakukan usahatani paprika hidroponik
adalah petani yang berusia kurang dari 45 tahun 64,40 persen. Sebanyak 35,60 persen lainnya berusia lebih dari sama dengan 45 tahun. Hal tersebut
47 menunjukkan bahwa mayoritas petani responden berada dalam usia produktif.
Petani responden dengan usia produktif umumnya memiliki kemampuan fisik dan kinerja yang baik sehingga dapat bekerja lebih optimal.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012
Kelompok Usia tahun Jumlah orang
Persentase 25
1 1,69
25-34 11
18,64 35-44
26 44,07
45-54 18
30,51 55-64
2 3,39
64 1
1,69 Total
59 100,00
Usia merupakan salah satu karakteristik petani yang diduga mempengaruhi efisiensi teknis dalam usahatani paprika hidroponik. Pertambahan umur akan
mempengaruhi kondisi fisik petani yang berakibat pada penurunan kinerja petani tersebut. Petani yang sudah termasuk dalam ketegori tua atau usia lanjut diduga
memiliki tingkat efisiensi teknis yang lebih rendah karena berkaitan dengan kemampuan mengalokasikan input-input produksi. Sebaliknya petani yang berusia
muda atau produktif diduga akan lebih efisien secara teknis. Pendidikan formal merupakan salah satu karakteristik yang dapat
mempengaruhi petani paprika dalam pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan penyerapan informasi dan penerapan teknologi paprika
hidroponik yang diperkenalkan. Seluruh petani responden di lokasi penelitian sudah menjalankan pendidikan formal, dengan tingkat tertinggi S2 dan tingkat
terendah yaitu Sekolah Dasar. Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas petani responden merupakan lulusan Sekolah Dasar SD yaitu sebanyak 37,29 persen.
Sementara petani responden lulusan Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA masing-masing sebesar 27,87 persen dan 22,95
persen.
48
Tabel 8. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun
2012 Tingkat Pendidikan
Jumlah orang Persentase
Lulusan SD 22
37,29 Lulusan SMP
17 28,81
Lulusan SMA 13
22,03 Diploma
2 3,40
S1 4
6,78 S2
1 1,69
Total 59
100,00
Selain pendidikan formal, pendidikan non-formal seperti penyuluhan juga sangat penting dan berpengaruh dalam mengembangkan pengetahuan petani
paprika karena dengan dengan semakin berkembangnya zaman maka petani juga dituntut untuk mengikuti perkembangan ilmu pertanian dari waktu ke waktu serta
dapat berinovasi. Penyuluhan yang pernah diperoleh para petani responden di antaranya mengenai Pengendalian Hama Terpadu PHT, Good Agricultural
Practices GAP, praktek penerapan teknologi baru, dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari setengah petani responden atau sebesar 66,10 persen
responden telah mengikuti penyuluhan yang diselenggarakan penyuluh setempat.
Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Keikutsertaan Penyuluhan Tahun
2012 Pernah Mengikuti
Penyuluhan Jumlah orang
Persentase Ya
39 66,10
Tidak 20
33,90 Total
59 100,00
Tidak semua petani responden menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai mata pencaharian atau sumber penghasilan utama, tetapi ada juga
sebagian kecil responden yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai penghasilan sampingan. Sebanyak 54 orang responden atau 91,53 persen
responden mengandalkan penghasilan utama dari usahatani paprika hidroponik,
49 sedangkan responden yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai
pekerjaan sampingan hanya berjumlah 5 orang atau 8,47 persen. Petani responden yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai pekerjaan sampingan,
memiliki pekerjaan utama sebagai pegawai negeri ataupun wiraswasta.
Tabel 10.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Usahatani Tahun 2012 Status Usahatani
Jumlah orang Persentase
Pekerjaan Utama 54
91,53 Pekerjaan Sampingan
5 8,47
Total 59
100,00
Perbedaan status usahatani tersebut akan mempengaruhi keputusan manajerial dalam melakukan kegiatan usahatani paprika hidroponik sehingga akan
mempengaruhi efisiensi teknis usahatani paprika hidroponik. Petani responden yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai pekerjaan utama akan
memiliki curahan waktu yang lebih banyak untuk usahataninya, sedangkan petani responden yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai pekerjaan
sampingan memiliki curahan waktu lebih sedikit untuk usahataninya sehingga lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja dari luar.
Tabel 11. Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Paprika
Tahun 2012 Pengalaman Usahatani
Paprika tahun Jumlah orang
Persentase ≤ 5
7 11,86
6 – 10
19 32,20
11 – 15
17 28,81
≥ 16 16
27,12 Total
59 100,00
Tabel 11 menunjukkan sebaran petani responden berdasarkan pengalaman usahatani paprika yang dijalankan. Paprika sendiri sudah lama dikembangkan di
Desa Pasirlangu. Lamanya pengalaman usahatani paprika yang dijalankan oleh petani responden beragam, yaitu sebanyak 32,20 persen memiliki pengalaman 6-
50 10 tahun, sebanyak 28,81 persen memiliki pengalaman 11-15 tahun, dan sebanyak
27,12 persen yang memiliki pengalaman lebih dari 16 tahun. Seorang petani akan semakin banyak memperoleh pelajaran seiring dengan semakin lamanya
pengalaman yang ia miliki. Pengalaman dan pelajaran yang dimiliki tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan agar dapat menghasilkan produksi yang lebih
baik. Modal yang digunakan petani responden dalam menjalankan usahatani
paprika selain berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari keluargasaudara juga dapat berasal dari kredit bank. Kredit bank yang diambil petani biasaya berasal
dari BRI dan BPR. Dari Tabel 12 terlihat bahwa petani responden yang memperoleh kredit dari bank jumlahnya lebih sedikit dibandingkan yang tidak
memperoleh kredit bank, yaitu sebesar 18,64 persen. Akan tetapi, petani yang memperoleh kredit bank akan memiliki kemampuan menggali modal yang lebih
banyak untuk membiayai faktor-faktor produksi dan mengembangkan usahataninya. Selain itu, petani yang memperoleh kredit bank juga memiliki
tanggung jawab untuk dapat mengembalikan pinjaman beserta beban bunga sehingga dalam menjalankan usahataninya dituntut agar dapat berproduksi dengan
lebih efisien.
Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Perolehan Kredit Bank Tahun 2012
Memperoleh Kredit Bank Jumlah orang
Persentase Ya
11 18,64
Tidak 48
81,36 Total
59 100,00
Lahan usahatani sangat berkaitan erat dengan efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani paprika yang dijalankan. Luas greenhouse paprika yang berada
di Desa Pasirlangu berbeda-beda tergantung dari luas lahan yang dikuasai oleh petani. Sebagian besar petani responden memiliki lahan seluas 1.001-2.000 m
2
yaitu sebanyak 32,20 persen. Sementara petani lainnya tersebar dengan luas lahan yang berbeda-beda. Terdapat 3 orang responden atau 5,08 persen yang memiliki
lahan dengan luas lebih dari 1 hektar. Sebaran petani responden berdasarkan luas lahan yang dikuasainya dapat dilihat pada Tabel 13.
51
Tabel 13. Sebaran Responden Berdasarkan Luas Lahan Greenhouse Tahun 2012
Luas Lahan m
2
Jumlah orang Persentase
≤ 1.000 15
25,42 1.001-2.000
19 32,20
2.001-3.000 7
11,86 3.001-4.000
2 3,40
4.001-5.000 6
10,20 5.001-10.000
7 11,86
≥ 10.001 3
5,08 Total
59 100,00
Status kepemilikan lahan petani paprika yang menjadi responden berbeda- beda. Sebagian besar petani responden memiliki lahan sendiri yaitu sebanyak 49
orang atau 83,05 persen dari total responden yang ada. Di lokasi penelitian juga terdapat petani responden yang menggarap pada lahan bagi hasil. Petani yang
memiliki status kepemilikan lahan bagi hasil yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 16,95 persen dari total responden. Status kepemilikan lahan dapat berpengaruh
dalam pengambilan keputusan usahtani dimana petani yang berusahatani paprika hidroponik menggunakan lahan bagi hasil diduga akan memiliki rasa tanggung
jawab yang lebih besar.
Tabel 14.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Tahun 2012
Status Kepemilikan Lahan Jumlah Responden orang
Persentase Lahan milik
49 83,05
Lahan bagi hasil 10
16,95 Total
59 100,00
5.3. Budidaya Paprika Hidroponik