30
3.1.5. Konsep Pendapatan Usahatani
Usahatani merupakan kegiatan ekonomi sehingga analisis pendapatan usahatani sangat penting dilakukan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
ekonomi tersebut. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan seluruh pengeluaran. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual, sedangkan pengeluaran usahatani adalah nilai korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi atau disebut juga sebagai biaya.
Pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu pendapatan tunai usahatani dan pendapatan total usahatani.
Pendapatan tunai usahatani merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai, dihitung dari selisih antara penerimaan tunai
dengan pengeluaran tunai. Penerimaan tunai usahatani farm receipt merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, sedangkan pengeluaran
tunai usahatani farm payment merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa usahatani. Penerimaan dan pengeluaran tunai usahatani
tidak mencakup yang berbentuk benda. Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total
dengan pengeluaran total. Penerimaan total usahatani total farm revenue adalah penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi nilai penjualan hasil, nilai
penggunaan untuk konsumsi keluarga, dan jumlah penambahan inventaris. Pengeluaran atau biaya total usahatani adalah semua biaya yang dikeluarkan
dalam usahatani, baik biaya tunai maupun biaya yang diperhitungkan seperti penyusutan dan nilai tenaga kerja keluarga.
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap ini umumnya
didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya atau besarnya tidak tergantung pada faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah produksi yang
diperoleh, contohnya pajak. Sementara biaya tidak tetap atau biaya variabel besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh, meliputi biaya untuk
sarana produksi. Alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur pendapatan usahatani
adalah analisis RC atau return cost ratio. Analisis RC akan menunjukkan
31 besarnya penerimaan usahatani yang diperoleh petani untuk setiap satuan biaya
yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Selain itu, nilai RC juga dapat menjadi alat ukur kelayakan suatu usahatani. Suatu usahatani dikatakan layak jika
usahatani tersebut memperoleh balas jasa yang sesuai atau dengan kata lain penerimaan usahatani yang diperoleh dapat menutupi semua pengeluaran
usahatani. Nilai RC lebih besar dari satu, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada
tambahan biaya. Sebaliknya nilai RC lebih kecil dari satu, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil
daripada tambahan biaya. Jika nilai RC sama dengan satu, maka tambahan biaya yang dikeluarkan akan sama besar dengan tambahan penerimaan yang didapat
sehingga diperoleh keuntungan normal. Nilai RC dapat dihitung atas biaya tunai riil dan biaya total.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional