69 Dibandingkan dengan serangan hama thrips, serangan jamur pada tanaman
paprika jauh lebih rendah sehingga fungisida jarang digunakan dan penggunaannya dalam satu kali musim tanam pun dapat dikatakan sedikit.
Dengan demikian meskipun fungisida dapat berperan dalam mengurangi serangan jamur tetapi karena penggunaannya yang sedikit dan bersifat kondisional maka
variabel fungisida ini tidak berpengaruh terhadap produktivitas tanaman paprika hidroponik.
5. Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja pada usahatani paprika hidroponik bernilai positif dan berpengaruh nyata pada taraf
α = 20 persen terhadap produksi paprika hidroponik per satuan lahan. Nilai elastisitas tenaga kerja terhadap produktivitas
sebesar 0,1230 menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja sebesar satu persen akan akan meningkatkan produktivitas paprika hidroponik sebesar 0,1230 persen,
cateris paribus. Ini menujukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang digunakan petani selama ini masih memungkinkan untuk ditambah sehingga dapat
menghasilkan produksi yang lebih besar. Rata-rata tenaga kerja yang digunakan mulai dari penyemaian hingga
panen yaitu sebanyak 511,39 HOK per 1.000 m
2
yang merupakan tenaga kerja total, baik tenaga kerja dalam keluarga maupun tenaga kerja luar keluarga.
Penambahan tenaga kerja sangat diperlukan untuk intensifikasi pemeliharaan, seperti pewiwilan, pemberian nutrisi, dan pengendalian hama dan penyakit karena
usahatani paprika hidroponik merupakan jenis usahatani yang membutuhkan penanganan yang detail. Upaya penambahan yang dilakukan dapat berupa
penambahan jam kerja maupun penambahan jumlah pekerja. Hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam upaya penambahan tenaga kerja tidak hanya dilihat dari
segi kuantitas saja, tetapi juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar lebih berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas
paprika hidroponik.
6.2. Sebaran Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis dianalisis secara simultan dengan menggunakan model fungsi produksi stochastic frontier. Sebaran efisiensi teknis dari usahatani paprika
hidroponik di daerah penelitian ditampilkan pada Tabel 17. Dilihat dari sebaran
70 efisiensi teknisnya, petani responden memiliki tingkat efisiensi teknis yang berada
pada range 0,466 sampai 0,979. Nilai indeks efisiensi hasil analisis dikategorikan cukup efisien jika nilainya lebih besar dari 0,7. Dari hasil yang diperoleh,
sebanyak 56 petani responden atau 94,92 persen petani responden memiliki tingkat efisiensi teknis di atas 0,7. Sementara hanya 5,08 persen petani responden
masih memiliki tingkat efisiensi di bawah 0,7 atau belum efisien secara teknis.
Tabel 17.
Sebaran Efisiensi Teknis Petani Responden Kelompok Efisiensi
Teknis Jumlah Petani
Persentase TE ≤ 0,5
1 1,69
0,5 TE ≤ 0,6 1
1,69 0,6 TE ≤ 0,7
1 1,69
0,7 TE ≤ 0,8 3
5,08 0,8
TE ≤ 0,9 11
18,65 TE 0,9
42 71,19
Total 59
100,00 Rata-rata TE
0,899 Minimum TE
0,466 Maksimum TE
0,979
Nilai rata-rata efisiensi teknis yang dicapai petani responden sebesar 0,899 atau 89,9 persen dari produktivitas maksimum. Artinya, petani paprika responden
sudah cukup efisien namun masih terdapat peluang sebesar 10,1 persen untuk mencapai produktivitas maksimum. Tingkat efisiensi teknis yang tinggi
mencerminkan prestasi petani responden dalam keterampilan manajerial usahatani paprika hidroponik sudah baik dan memuaskan. Sementara di sisi lain, tingkat
efisiensi teknis yang tinggi juga mencerminkan bahwa peluang untuk meningkatkan produktivitas menjadi kecil karena kesenjangan antara tingkat
produktivitas yang telah dicapainya dengan tingkat produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengan sistem pengelolaan terbaik the best practice cukup sempit.
Dengan kata lain, agar dapat meningkatkan produktivitas secara nyata maka dibutuhkan inovasi teknologi yang lebih maju.
71
6.3. Sumber-sumber Inefisiensi Teknis