Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

31 besarnya penerimaan usahatani yang diperoleh petani untuk setiap satuan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Selain itu, nilai RC juga dapat menjadi alat ukur kelayakan suatu usahatani. Suatu usahatani dikatakan layak jika usahatani tersebut memperoleh balas jasa yang sesuai atau dengan kata lain penerimaan usahatani yang diperoleh dapat menutupi semua pengeluaran usahatani. Nilai RC lebih besar dari satu, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya. Sebaliknya nilai RC lebih kecil dari satu, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya. Jika nilai RC sama dengan satu, maka tambahan biaya yang dikeluarkan akan sama besar dengan tambahan penerimaan yang didapat sehingga diperoleh keuntungan normal. Nilai RC dapat dihitung atas biaya tunai riil dan biaya total.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Paprika merupakan salah satu komoditi eksklusif yang bersifat komersial. Permintaan akan komoditi yang berasal dari Amerika Latin ini sangat tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Menjamurnya restauran-restauran dan hotel yang menyajikan menu makanan asing di dalam negeri, memberikan peluang pasar yang begitu lebar bagi komoditi paprika. Sementara untuk pasar luar negeri, paprika sebagian besar diekspor ke Singapura. Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua merupakan sentra produksi paprika hidroponik di Kabupaten Bandung Barat. Hampir seluruh petani paprika di desa tersebut membudidayakan paprika di bawah naungan protected cultivation berupa rumah plastik dengan menggunakan sistem hidroponik. Peluang pasar paprika Desa Pasirlangu sangat besar karena diserap oleh pasar dalam negeri dan juga ekspor. Permintaan paprika untuk ekspor mencapai 10 ton per minggu, sementara petani di Desa Pasirlangu baru mampu memenuhi pasokan paprika sebanyak 4-6 ton. Pemenuhan permintaan paprika yang tinggi di Desa Pasirlangu masih terkendala oleh keterbatasan produksi. Salah satu penyebab keterbatasan produksi paprika di Desa Pasirlangu adalah produktivitas rata-rata paprika yang belum optimal. Menurut Gunadi 2006, berdasarkan penelitian dari Balai Penelitian 32 Tanaman Sayuran Lembang, tanaman paprika hidroponik yang dibudidayakan sesuai dengan kondisi di Indonesia dapat memiliki produktivitas yang optimal hingga mencapai 8-9 kilogram per meter persegi. Namun pada kenyataannya produktivitas tertinggi paprika hidroponik yang mampu dicapai oleh petani di Desa Pasirlangu hanya sebesar 5,7 kilogram per meter persegi atau 57 ton per hektar Laporan Profil Desa Pasirlangu 2011. Kesenjangan antara produktivitas riil dan produktivitas potensial yang diharapkan diduga karena para petani paprika hidroponik di Desa Pasirlangu masih menghadapi kendala di lapang khususnya terkait dengan penggunaan faktor produksi. Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi atau input terhadap produksi paprika hidroponik dengan menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier. Variabel-variabel independen yang dimasukkan ke dalam model pendugaan fungsi produksi paprika hidroponik adalah luas lahan greenhouse, jumlah benih, nutrisi, insektisida, fungisida, pupuk daun, pupuk pelengkap cair, dan tenaga kerja. Namun, dalam pendugaan model fungsi produksi, variabel luas lahan hanya digunakan sebagai pembobot pada variabel dipenden produksi dan independen lainnya sehingga variabel dependen dan semua variabel independen dibagi dengan luas lahan untuk melihat produksi paprika hidroponik per satuan lahan dan penggunaan input-input produksi per satuan lahan. Selanjutnya, dilakukan dianalis inefisiensi teknis yang bertujuan untuk mengetahui efek inefisiensi teknis pada model. Variabel yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis pada usahatani paprika hidroponik yaitu umur petani, pengalaman usahatani paprika, pendidikan formal, umur bibit, dummy keikutsertaan dalam kelompok tani, dummy status usahatani, dummy status kepemilikan lahan, dan dummy kredit bank. Hasil analisis fungsi produksi stochastic frontier akan memberikan gambaran tingkat efisiensi dari masing- masing petani yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam pengkombinasian input-input usahatani yang optimal. Pada penelitian ini juga akan dianalisis bagaimana penggunaan faktor- faktor produksi akan mempengaruhi struktur biaya yang terbentuk serta pendapatan usahatani paprika hidroponik yang diterima. Analisis pendapatan 33 dalam penelitian ini meliputi pengukuran tingkat pendapatan dan analisis RC. Kerangka operasional penelitian ini disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Pemenuhan permintaan pasar paprika hidroponik Desa Pasirlangu masih terkendala dengan keterbatasan produksi Produktivitas paprika hidroponik Desa Pasirlangu belum optimal Bagaimana tingkat efisiensi teknis dan pendapatan usahatani paprika hidroponik di Desa Pasirlangu? Analisis Efisiensi Teknis Fungsi Produksi Stochastic Frontier Analisis Pendapatan Usahatani: 1. Pendapatan Usahatani 2. Analisis RC Pendapatan Usahatani Efisiensi Teknis Rekomendasi Permintaan pasar terhadap paprika hidroponik yang tinggi menuntut hasil produksi yang maksimal Desa Pasirlangu sebagai sentra penghasil paprika yang berperan penting sebagai komoditi ekspor dan sumber pendapatan masyarakat IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani dan Keunggulan Komparatif-Kompetitif Pengusahaan Paprika Hidroponik di Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 8 148

Analisis Saluran Pemasaran Paprika Hidroponik di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

2 18 134

Analisis Usahatani dan Analisis Kelayakan Usahatani pada Budidaya Paprika (Capsicum annum var. grosumm) dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus di PT Cipta Citra Persada, Desa Naringgul Bawah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 15 106

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani paprika hidroponik di Kecamatan Parangpong Kabupaten Bandung

3 19 95

Analisis gender dalam pengembangan agribisnis paprika (Kasus komunitas petani Kampung Pasirlangu, Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat)

0 16 113

Analisis risiko produksi cabai paprika di kelompok tani dewa family Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

2 26 88

Analisis risiko produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi paprika hidroponik (Studi kasus kelompok tani paprika “Dewa Family” Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)

7 59 145

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

10 42 80

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT.

0 3 24