39 dimana
s 2
adalah varians dari distribusi normal,
v 2
adalah varians dari v
i
, dan
u 2
adalah varians dari u
i
. Nilai parameter merupakan kontribusi dari efisiensi teknis di dalam residual error yang nilainya berkisar antara nol dan satu.
4.4.3. Uji Hipotesis
Pengujian parameter fungsi produksi stochastic frontier dan efek inefisiensi teknis model dilakukan dengan dua tahap. Tahap yang pertama
dilakukan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS untuk menduga parameter input-input produksi
i
. Tahap kedua dilakukan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimated
MLE untuk menduga keseluruhan parameter faktor produksi
i
, intersep , serta varians dari kedua komponen error
v 2
dan
u 2
pada taraf nyata sebesar .
Hipotesis pertama :
H : =
δ =
δ
1
= δ
2
= δ
3
= δ
4
= ............... δ
8
= 0 H
1
: = δ
= δ
1
= δ
2
= δ
3
= δ
4
= ............... δ
8
Hipotesis nol berarti efek inefisiensi teknis tidak ada dalam model. Jika hipotesis ini diterima maka model fungsi produksi rata-rata sudah cukup mewakili
data empiris. Uji yang digunakan adalah uji chi-square, dengan persamaan : LR = -2 {ln[LH
LH
1
]} Dimana LH
dan LH
1
masing-masing adalah nilai fungsi likelihood dari hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Kriteria uji : LR galat satu sisi
2
restriksi table Kodde dan Palm maka tolak H LR galat satu sisi
2
restriksi table Kodde dan Palm maka terima H
Hipotesis Kedua :
H :
δ
1
= 0 H
1
: δ
1
≠ 0 ; i = 1,2,3,...,n
Hipotesis nol berarti koefisien dari masing-masing variabel di dalam model efek inefisiensi sama dengan nol. Jika hipotesis ini diterima maka masing-
masing variabel penjelas dalam model efek inefisiensi tidak memiliki pengaruh terhadap inefisiensi di dalam proses produksi.
40 Uji Statistik yang digunakan :
t-rasio =
i
S
i
t-tabel = t
α, n-k-1
Kriteria uji : | t-rasio| t-tabel t
α, n-k-1
: tolak H | t-rasio| t-tabel t
α, n-k-1
: terima H dimana: k
= jumlah variabel bebas n
= jumlah pengamatan responden S δ
i
= simpangan baku koefisien efek inefisiensi
4.4.4. Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai yaitu
pendapatan yang diperoleh atas biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani, sedangkan pendapatan atas biaya total yaitu pendapatan yang memperhitungkan
semua input milik keluarga yang juga dianggap sebagai biaya Soekartawi 2002. Secara matematis, penerimaan total, biaya, dan pendapatan usahatani dapat ditulis
sebagai berikut: TR
= P
y
x Y TC
= TFC + TVC π
tunai
= TR
total
– TC
tunai
π
total
= TR
total
– TC
tunai
+ Bd dimana :
TR
total
= Total penerimaan usahatani Rupiah TC
tunai
= Total biaya tunai usahatani Rupiah π
= Pendapatan Rupiah Bd
= Biaya yang diperhitungkan Rupiah P
y
= Harga output Rupiah Y
= Jumlah output Kg TVC
= Total biaya variabel Rupiah TFC
= Total biaya tetap Rupiah
41 Analisis RC digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani paprika
hidroponik. RC membandingkan penerimaan kotor dengan pengeluaran usahataninya. Perhitungan RC dapat dirumuskan sebagai berikut:
RC atas Biaya Tunai =
Total Penerimaan Total Biaya Tunai
= TR
TC
tunai
RC atas Biaya Total =
Total Penerimaan Total Biaya
= TR
TC
tunai
Bd Analisis RC digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan kotor
yang diterima petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada suatu usahatani. Apabila RC 1, berarti usahatani dapat dikatakan menguntungkan. Sebaliknya,
jika RC 1, berarti usahatani tersebut tidak menguntungkan dan tidak efisien. 4.5.
Batasan Operasional dan Satuan Pengukuran
Variabel yang diamati merupakan data dan informasi usahatani paprika hidroponik yang diusahakan oleh petani. Variabel tersebut terlebih dahulu
didefinisikan untuk mempermudah pengumpulan data yang mengacu pada konsep di bawah ini:
1. Produksi paprika hidroponik per luas lahan atau produktivitas paprika
hidroponik Y adalah jumlah panen total paprika hidroponik paprika hijau, merah, dan kuning dalam setiap satu satuan luas lahan selama satu musim
tanam, dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu kilogram per meter persegi kgm
2
. Harga hasil produksi paprika P
y
adalah harga rata-rata di tingkat petani pada saat panen berdasarkan jenis paprika.
2. Benih per luas lahan B adalah jumlah benih paprika yang digunakan dalam
setiap satu satuan luas lahan selama satu musim tanam, dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu biji per meter persegi bijim
2
. 3.
Nutrisi per luas lahan Nut adalah jumlah cairan nutrisi campuran larutan pekat dengan air yang digunakan dalam setiap satu satuan luas lahan selama
satu musim tanam, dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu liter per meter persegi literm
2
. 4.
Insektisida per luas lahan Ins adalah jumlah racun pencegah hama tanaman paprika yang digunakan dalam setiap satu satuan luas lahan selama satu
42 musim tanam, dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu liter per meter
persegi literm
2
. 5.
Fungisida per luas lahan Fu adalah jumlah racun pencegah penyakit tanaman paprika yang disebabkan oleh jamur yang digunakan dalam setiap satu satuan
luas lahan selama satu musim tanam, dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu liter per meter persegi literm
2
. 6.
Pupuk daun per luas lahan Pd adalah jumlah pupuk daun yang digunakan dalam setiap satu satuan luas lahan selama satu musim tanam, dengan satuan
pengukuran yang digunakan yaitu kilogram per meter persegi kgm
2
. 7.
Pupuk cair per luas lahan Pc adalah jumlah pupuk pelengkap cair yang digunakan dalam setiap satu satuan luas lahan selama satu musim tanam,
dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu liter per meter persegi literm
2
. 8.
Tenaga kerja per luas lahan TK adalah jumlah tenaga kerja total yang digunakan dalam kegiatan usahatani paprika hidroponik dalam setiap satu
satuan luas lahan selama satu musim tanam, dengan satuan pengukuran yang digunakan yaitu Hari Orang Kerja per meter persegi HOKm
2
. Perhitungan HOK mengabaikan jenis tenaga kerja yang digunakan apakah dari dalam
keluarga atau luar keluarga. 9.
Umur petani Z
1
adalah usia petani paprika hidroponik pada saat penelitian berlangsung yang diukur dalam satuan tahun.
10. Pengalaman berusahatani Z
2
adalah lamanya petani dalam mengusahakan usahatani paprika yang diukur dalam satuan tahun.
11. Pendidikan formal Z
3
adalah lamanya pendidikan formal yang pernah diperoleh petani yang diukur dalam satuan tahun.
12. Umur bibit Z
4
adalah umur bibit paprika hidroponik yang digunakan petani pada saat dipindahkan di greenhouse tanam yang diukur dalam satuan hari.
13. Keikutsertaan dalam kelompok tani Z
5
dalam bentuk dummy. Satu untuk petani anggota kelompok dan nol untuk petani yang bukan anggota kelompok.
14. Status usahatani Z
6
dalam bentuk dummy. Satu untuk petani yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai pekerjaan utama dan nol
43 untuk petani yang menjadikan usahatani paprika hidroponik sebagai pekerjaan
sampingan. 15.
Status kepemilikan lahan Z
7
dalam bentuk dummy. Satu untuk petani yang mengusahakan paprika hidroponik pada lahan bagi hasil dan nol untuk petani
yang mengusahakan paprika hidroponik pada lahan milik sendiri. 16.
Kredit bank Z
8
dalam bentuk dummy. Satu untuk petani yang memperoleh kredit bank dan nol untuk petani yang tidak memperoleh kredit bank.
V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
5.1. Gambaran Umum Desa Pasirlangu