Hal ini disebabkan karena semakin tinggi aktivitas tubuh maka semakin tinggi peningkatan aliran darah untuk mensuplai zat makanan dan O2 ke jaringan
otot sehingga jantung berkontraksi lebih cepat dan kuat yang akhirnya akan meningkatkan frekuensi denyut nadi. Adiputra 2002 menjelaskan bahwa
semakin tinggi aktivitas tubuh menyebabkan metabolisme tubuh semakin meningkat sehingga kebutuhan O2 semakin besar dan frekuensi denyut nadi
meningkat. Grandjean 1993 menyatakan bahwa selama berlangsungnya kontraksi
otot statis, pembuluh darah ditekan oleh tekanan dari dalam jaringan otot, sehingga menghambat sirkulasi darah ke jaringan otot.
5.1.8. Sikap Kerja Uji statistik chi-Square diperoleh nilai X
2
= 5.317
b
dan niali p. value adalah 0.039 berarti nilai p value 0.05 menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna proporsi TKBM yang mengalami Low Back Pain pada TKBM yang mempunyai sikap kerja tinggi dibandingkan TKBM yang mempunyai sikap kerja
sedang. Adapun besarnya beda dapat dilihat dari OR yang besarnya 0.294 0.102 – 0.848, artinya resiko terjadinya Low Back Pain pada TKBM yang mempunyai
sikap kerja tinggi 0.294 kali lebih besar dibandingkan TKBM dengan sikap kerja sedang saat bekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Heru Septiawan, 2012 dapat diketahui bahwa ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan
nyeri punggung bawah pada pekerja bangunan di PT Mikroland Property
Development. Hasil ini didasarkan pada hasil uji chi square dengan nilai p value yang diperoleh yaitu 0,020 0,05 dengan nilai Contingency Coefficient CC
sebesar 0,314 sehingga dapat diartikan bahwa sikap kerja pekerja bangunan dalam proyek di PT Mikroland Property Development mempunyai keeratan hubungan
yang rendah dengan keluhan nyeri punggung bawah.
Sikap kerja mempunyai hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hal ini sesuai dengan kajian pustaka yang menyatakan bahwa sikap kerja yang
salah, canggung, dan di luar kebiasaan akan menambah risiko cidera pada bagian sistem muskuloskeletal Rahmaniyah Dwi Astuti, 2007. Pernyataan tersebut juga
didukung hasil penelitian dilakukan oleh Diana Samara, 2005 tentang sikap kerja membungkuk dan memutar selama bekerja sebagai faktor risiko nyeri
punggung bawah menunjukan bahwa sikap kerja membungkuk memperbesar risiko nyeri punggung bawah sebesar 2,68 kali dibandingkan dengan pekerja
dengan sikap badan tegak. Menurut Grandjean 1988 dan Pheasant 1991 sikap kerja yang statis
dalam jangka waktu yang lama lebih cepat menimbulkan keluhan pada sistem muskuloskeletal.Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan
mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis dengan keluhan yang dirasakan pada
punggung. Nurmianto, 2003 . Menurut Nurmianto dalam Rahayu 2005, sikap kerja tidak alamiah
adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakantangan terangkat, punggung terlalu