3.8.2 Analisis Data
a. Univariat Analisis univariat merupakan analisis yang menitik beratkan kepada
penggambaran atau deskripsi data dari masing- masing veriabel independen meliputi faktor usia, IMT, masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan
berolahraga, beban kerja, sikap kerja serta variabel dependen yaitu Low Back Pain.
b. Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
hubungan variabel independen meliputi faktor usia, IMT, masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, beban kerja, sikap kerja, serta variabel
dependen yaitu Low Back Pain dengan menggunakan uji chisquare dengan derajat kepercayaan 95. Bila nilai p 0.05 maka uji statistik dikatakan berhubungan
secara bermakna Notoatmodjo, 2005.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Sejarah Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan terbesar ke III di Indonesia setelah Tanjung Priok dan Tanjung Perak, memegang peranan penting bagi daerah
Sumatera Utara bahkan untuk Sumatera. Meninjau kembali sejarah asal mulanya pelabuhan Belawan ini dapat dituturkan secara ringkas, Belawan terletak di pantai
Timur Sumatera Utara. Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan laut dan pantai yang terletak di Muara Sungai Belawan yang bertemu dengan sungai Deli yang
menyatu dari sebelah timur. Menurut sejarahnya sebelum Belawan dijadikan pelabuhan, maka pada
zaman Hindia Belanda dahulu, ketika kerajaan Sultan Deli berkedudukan di Labuhan Deli, pelabuhan kapal-kapal niaga berada di Labuhan Deli. Tetapi
pelabuhan ini tidak dapat bertahan lama karena alur pelabuhan Deli ini semakin lama semakin dangkal, sehingga tidak saja menghambat kalancaran lalu lintas
kapal ketika itu, juga dengan keadaan pelabuhan yang sempit kapal-kapal besar tidak dapat berlabuh di pelabuhan ini.
Sebaliknya dengan berkembangnya usaha dari Pengusahaan Belanda ketika itu, terutama di bidang perkebunan seperti tembakau, karet, maka oleh
Pemerintah Hindia Belanda dibuka pelabuhan baru di Belawan yang ketika itu terletak di Kali Belawan Deli, kira-kira 6 KM dari Pelabuhan Deli. Pelabuhan
baru itu terus dikembangkan oleh Pemerintah Hindia Belanda mengingat hasil- hasil perkebunan dari daerah ini juga meningkat. Tahun 1899 pelabuhan Belawan
terus diperluas dengan dimulainya pembangunan sarana dermaga, gudang dan
fasilitas lainnya. Tertarik akan hasil perkebunan di daerah Sumatera Timur yang ketika itu lebih dikenal dengan “Tembakau Deli” nya dan sehubungan dengan
kemajuan perdagangan hasil-hasil bumi antara daerah ini dengan luar negeri dan diikuti pula dengan perkembangan kemajuan Perhubungan laut Shipping mulai
tahun 1872 untuk pertama kalinya pelabuhan Belawan disinggahi oleh kapal dari “British Indio Steam Navigation Coy”. Selanjutnya Jalan kereta api dibangun
kira-kira pada tahun 1890. Sehubungan dengan meningkatnya terus hasil-hasil perkebunan dan bertambahnya fasilitas angkutan kereta api maka ekspor melalui
pelabuhan Belawan terus meningkat pula. Untuk itu pemerintah Hindia Belanda sudah terpikirkan untuk membuat pelabuhan baru lagi yang terletak di Ujung Baru
sedang lama di Pelabuhan Belawan Lama atau lebih dikenal dengan sebutan Gudang Merah. Pembangunan pelabuhan di Ujung Baru ini dimulai pada tahun
1912 sampai 1920. Pada zaman Hindia Belanda dahulu Pengusaha Pelabuhan Belawan ini
bernama “HAVEN BEDRIJF” dan nama itu masih dipakai terus sampai tahun 1950. Ketika itu Haven Bedrijf Belawan Deli ini mempunyai karyawanpegawai
berjumlah lebih kurang 50 orang dan hingga tahun 1950 masih tetap berstatus pegawai Federal. Pada tahun 1951 namaHaven Bedrijf dirubah menjadi Jawatan
Pelabuhan. Priode tahun 1956 - 1961 dari Jawaban Pelabuhan diganti lagi dengan Preusan Pelabuhan Negara. Tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
151961, nama Preusan Pelabuhan Negara diganti lagi menjadi Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah-I. Selanjutnya PP No. 181964 sistem organisasi
kepelabuhanan berubah. PN Pelabuhan ditetapkan kembali statusnya seperti
semula dan organisasi Penguasa Pelabuhan lebih diarahkan kepada segi ekonomi dan perdagangan. Penguasa Pelabuhan dirubah menjadi Administrator Pelabuhan
selaku penanggungjawab tunggal di pelabuhan, didalamnya organisasi Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP Belawan. Sebagai unsur penunjang kelancaran
angkutan laut telah ditata kembali, baik status pembinaannya maupun pengelolaannya.
Berdasarkan PP No. 11tahun 1983 pelabuhan menjadi Perusahaan Umum seluruh pelabuhan yang diusahakan di wilayah Nusantara dalam bentuk Badan
Usaha Milik Negara di lingkungan Departemen Perhubungan. Dalam hal ini Blawan termasuk kedalam Perum Pelabuhan I dengan beberapa pelabuhan
dikawasan Sumatera Utara, Aceh dan Riau. Dalam upaya pembenahan dan akan kelangsungan dan perkembangan pelabuhan Belawan, berdasarkan PP. No.
561991 dari Perum Pelabuhan I berubah status menjadi PT Persero Pelabuhan Indonesia I hingga kini. Sementara perencanaan dan pembangunan didalam
daerah kerja Pelabuhan Begawan terus berkembang dan berkembang serta pembenahan untuk melangkah maju ke depan sesuai Master Plan pelabuhan
Belawan yang merupakan pelabuhan Utara Belawan. Pelabuhan Belawan sendiri dalam menggiatkan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
keharusan menyiapkan fasilitas keamanan pelabuhan dan kapal yang melayani pelayaran internasional yang disebut dengan istilah
“International Ship and Port Facility Security Cod
e” ISPS Code.
4.2 Gambaran Umum Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Belawan yang merupakan pintu gerbang untuk transaksi ekonomi dari laut, letaknya sangat menguntungkan bagi daerah Sumatera Utara.
Pelabuhan ini mempunyai fasilitas yang cukup serta kondisinya baik, tetapi alur pelayarannya harus terus menerus dikeruk.
Perusahaan bongkar muat di Pelabuhan Belawan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia APBMI Sumatera Utara Sumut.
Koperasi Upaya Karya Belawan yang di percayakan Mentri Koperasi sebagai Unit Kerja buruh TKBM. Setiap buruh TKBM Belawan menjalankan tugasnya sebagai
bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan, upah yang di terima buruh TKBM Belawan rata-rata di atas Upah Minimum Regional UMR atau Upah Minimum
Propinsi UMP maupun Upah Minimum Kota UMK sekitar Rp.912 ribu per bulan.
Di pelabuhan Belawan terbagi dalam 4 sektor. Sektor I buruh yang bekerja di dermaga pelabuhan Belawan Lama, sektor II dermaga Ujung Baru, sektor III
dermaga Citra dan sektor IV dermaga Terminal Peti Kemas Konvensional Gabion, setiap sektor terdapat beberapa regu dan setiap regunya di ketua oleh KRK
Kepala Regu Kerja atau mandor yang bertugas untuk mengawas TKBM. Pekerjaan bongkar muat di Pelabuhan Belawan merupakan pekerjaan yang
mengandalkan fisik pekerja. Pekerjaan bongkar muat di Pelabuhan Belawan hanya dapat dilaksanakan oleh Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM yang
terdaftar di Kantor Pelabuhan Belawan.TKBM Pelabuhan Belawan terhimpun dalam sebuah wadah berbentuk koperasi. Dalam setiap kegiatan bongkar muat
barang, Koperasi TKBM bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat PBM yang terdaftar di Pelabuhan Belawan.
Kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan di bagi dalam tiga bagian terdiri dari Stevedoring pekerjaan bongkar muat barang dari kapal ke
dermaga dan sebaliknya, Corgodoring pekerjaan membawa barang dari dermaga ke gudang dan sebaliknya, ReceiveingDelivery pekerjaan mengambil barang dari
gudang ke atas kendaraan dan sebaliknya. Kesiapan sumber daya manusia operasional dan tenaga kerja bongkar muat merupakan salah satu persyaratan
operasional pelabuhan dalam 24 jam. Peneliti melakukan penelitian pada sektor I yaitu di dermaga pelabuhan
lama terdiri dari 41 regu, setiap regunya ada 12 orang. Bongkar muat dalam 1 kapal bisa dikerjakan dalam 2 atau 3 hari tergantung muatan kapal dan besarnya
kapal. Dalam 1 kapal bisa dikerjakan oleh 2 atau 3 regu tergantung banyaknya muatan kapal.
Kegiatan bongkar muat pada bagian stevedoring yaitu pekerjaan membawa barang dari dermaga ke kapal dan sebaliknya. Pekerjaan bongkar muat
dilakukan dengan menggunakan sistem borongan, bekerja sesuai kesepakatan dengan pihak pengguna jasa. Sehingga memungkinkan waktu kerja melebihi 8
jam per hari. Dimulai pada pukul 8 pagi sampai selesai mengangkat barang dari kapal sampai ke dermaga atau sebaliknya. Istirahat siang selama 1 jam pada jam
12.00 – 13.00.