Kebiasaan Merokok Uji statistik chi-Square diperoleh nilai X
Penelitian ini sejalan dengan Heru Septiawan, 2013 hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan
nyeri punggung bawah pada pekerja bangunan di PT Mikroland Property Development. Hasil ini didasarkan pada nilai p value yang diperoleh yaitu 0,548.
Perbandingan antara jumlah responden yang perokok berjumlah 46 orang 93,9 dan yang bukan perokok 3 orang 6,1.
Kebiasaan merokok para pekerja tidak hanya dilakukan pada saat istirahat tetapi dalam melakukan pekerjaanya para pekerja juga melakukan kebiasaan
merokok. Para pekerja merokok pada saat bekerja dikarenakan tidak ada aturan yang melarang mereka merokok pada saat bekerja. Kebiasaan merokok yang
dilakukan para pekerja membuat mereka lebih nyaman melakukan pekerjaanya. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen ke
cakram dan berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan pembuluh darah arteri. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan nyeri punggung
karena perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang belakang Ruslan A Latif, 2007.
Secara statistik hubungan variabel dalam penelitian ini tidak bermakna, hal ini dapat saja disebabkan oleh pengaruh rokok yang tidak terlalu spesifik kepada
nyeri tulang punggung bawah, seperti yang disampaikan oleh beberapa peneliti. Rokok untuk dapat menimbulkan keluhan kronis di punggung memerlukan waktu
yang cukup panjang. Meskipun demikian upaya preventif dan promotif untuk mengurangi kebiasaan di kalangan pekerja tetap dilakukan , mengingat sudah
banyak bukti ilmiah lain yang mendukung pengaruh negatif asap rokok.
Boshuizen et al. 1993 menemukan hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot. Kebiasaan merokok akan dapat
menurunkan kapasitas paru-paru yang diakibatkan adanya kandungan karbonmonoksida sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun
dan sebagai akibatnya tingkat kesegaran menurun. Apabila yanag bersangkutan melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga maka akan mudah lelah
karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat terhambat, terjadi penumpukan asam laktat, dan akhirnya timbul nyeri otot
Tarwaka dkk, 2004.