Sejarah Pelabuhan Belawan HASIL PENELITIAN

fasilitas lainnya. Tertarik akan hasil perkebunan di daerah Sumatera Timur yang ketika itu lebih dikenal dengan “Tembakau Deli” nya dan sehubungan dengan kemajuan perdagangan hasil-hasil bumi antara daerah ini dengan luar negeri dan diikuti pula dengan perkembangan kemajuan Perhubungan laut Shipping mulai tahun 1872 untuk pertama kalinya pelabuhan Belawan disinggahi oleh kapal dari “British Indio Steam Navigation Coy”. Selanjutnya Jalan kereta api dibangun kira-kira pada tahun 1890. Sehubungan dengan meningkatnya terus hasil-hasil perkebunan dan bertambahnya fasilitas angkutan kereta api maka ekspor melalui pelabuhan Belawan terus meningkat pula. Untuk itu pemerintah Hindia Belanda sudah terpikirkan untuk membuat pelabuhan baru lagi yang terletak di Ujung Baru sedang lama di Pelabuhan Belawan Lama atau lebih dikenal dengan sebutan Gudang Merah. Pembangunan pelabuhan di Ujung Baru ini dimulai pada tahun 1912 sampai 1920. Pada zaman Hindia Belanda dahulu Pengusaha Pelabuhan Belawan ini bernama “HAVEN BEDRIJF” dan nama itu masih dipakai terus sampai tahun 1950. Ketika itu Haven Bedrijf Belawan Deli ini mempunyai karyawanpegawai berjumlah lebih kurang 50 orang dan hingga tahun 1950 masih tetap berstatus pegawai Federal. Pada tahun 1951 namaHaven Bedrijf dirubah menjadi Jawatan Pelabuhan. Priode tahun 1956 - 1961 dari Jawaban Pelabuhan diganti lagi dengan Preusan Pelabuhan Negara. Tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 151961, nama Preusan Pelabuhan Negara diganti lagi menjadi Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah-I. Selanjutnya PP No. 181964 sistem organisasi kepelabuhanan berubah. PN Pelabuhan ditetapkan kembali statusnya seperti semula dan organisasi Penguasa Pelabuhan lebih diarahkan kepada segi ekonomi dan perdagangan. Penguasa Pelabuhan dirubah menjadi Administrator Pelabuhan selaku penanggungjawab tunggal di pelabuhan, didalamnya organisasi Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP Belawan. Sebagai unsur penunjang kelancaran angkutan laut telah ditata kembali, baik status pembinaannya maupun pengelolaannya. Berdasarkan PP No. 11tahun 1983 pelabuhan menjadi Perusahaan Umum seluruh pelabuhan yang diusahakan di wilayah Nusantara dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara di lingkungan Departemen Perhubungan. Dalam hal ini Blawan termasuk kedalam Perum Pelabuhan I dengan beberapa pelabuhan dikawasan Sumatera Utara, Aceh dan Riau. Dalam upaya pembenahan dan akan kelangsungan dan perkembangan pelabuhan Belawan, berdasarkan PP. No. 561991 dari Perum Pelabuhan I berubah status menjadi PT Persero Pelabuhan Indonesia I hingga kini. Sementara perencanaan dan pembangunan didalam daerah kerja Pelabuhan Begawan terus berkembang dan berkembang serta pembenahan untuk melangkah maju ke depan sesuai Master Plan pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan Utara Belawan. Pelabuhan Belawan sendiri dalam menggiatkan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keharusan menyiapkan fasilitas keamanan pelabuhan dan kapal yang melayani pelayaran internasional yang disebut dengan istilah “International Ship and Port Facility Security Cod e” ISPS Code.

4.2 Gambaran Umum Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan

Pelabuhan Belawan yang merupakan pintu gerbang untuk transaksi ekonomi dari laut, letaknya sangat menguntungkan bagi daerah Sumatera Utara. Pelabuhan ini mempunyai fasilitas yang cukup serta kondisinya baik, tetapi alur pelayarannya harus terus menerus dikeruk. Perusahaan bongkar muat di Pelabuhan Belawan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia APBMI Sumatera Utara Sumut. Koperasi Upaya Karya Belawan yang di percayakan Mentri Koperasi sebagai Unit Kerja buruh TKBM. Setiap buruh TKBM Belawan menjalankan tugasnya sebagai bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan, upah yang di terima buruh TKBM Belawan rata-rata di atas Upah Minimum Regional UMR atau Upah Minimum Propinsi UMP maupun Upah Minimum Kota UMK sekitar Rp.912 ribu per bulan. Di pelabuhan Belawan terbagi dalam 4 sektor. Sektor I buruh yang bekerja di dermaga pelabuhan Belawan Lama, sektor II dermaga Ujung Baru, sektor III dermaga Citra dan sektor IV dermaga Terminal Peti Kemas Konvensional Gabion, setiap sektor terdapat beberapa regu dan setiap regunya di ketua oleh KRK Kepala Regu Kerja atau mandor yang bertugas untuk mengawas TKBM. Pekerjaan bongkar muat di Pelabuhan Belawan merupakan pekerjaan yang mengandalkan fisik pekerja. Pekerjaan bongkar muat di Pelabuhan Belawan hanya dapat dilaksanakan oleh Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM yang terdaftar di Kantor Pelabuhan Belawan.TKBM Pelabuhan Belawan terhimpun dalam sebuah wadah berbentuk koperasi. Dalam setiap kegiatan bongkar muat barang, Koperasi TKBM bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat PBM yang terdaftar di Pelabuhan Belawan. Kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan di bagi dalam tiga bagian terdiri dari Stevedoring pekerjaan bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya, Corgodoring pekerjaan membawa barang dari dermaga ke gudang dan sebaliknya, ReceiveingDelivery pekerjaan mengambil barang dari gudang ke atas kendaraan dan sebaliknya. Kesiapan sumber daya manusia operasional dan tenaga kerja bongkar muat merupakan salah satu persyaratan operasional pelabuhan dalam 24 jam. Peneliti melakukan penelitian pada sektor I yaitu di dermaga pelabuhan lama terdiri dari 41 regu, setiap regunya ada 12 orang. Bongkar muat dalam 1 kapal bisa dikerjakan dalam 2 atau 3 hari tergantung muatan kapal dan besarnya kapal. Dalam 1 kapal bisa dikerjakan oleh 2 atau 3 regu tergantung banyaknya muatan kapal. Kegiatan bongkar muat pada bagian stevedoring yaitu pekerjaan membawa barang dari dermaga ke kapal dan sebaliknya. Pekerjaan bongkar muat dilakukan dengan menggunakan sistem borongan, bekerja sesuai kesepakatan dengan pihak pengguna jasa. Sehingga memungkinkan waktu kerja melebihi 8 jam per hari. Dimulai pada pukul 8 pagi sampai selesai mengangkat barang dari kapal sampai ke dermaga atau sebaliknya. Istirahat siang selama 1 jam pada jam 12.00 – 13.00.

Dokumen yang terkait

Faktor Resiko Penyebab Nyeri Punggung Bawah Pada Perawat Di RSUD DR. Pirngadi Medan

5 65 64

Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage terhadap Intensitas Nyeri pada Penderita Low Back Pain (LBP) di Kelurahan Aek Gerger Sidodadi.

12 194 89

Gambaran Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Bekerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan Belawan Pada Tahun 2009

25 105 94

Upaya Pencegahan Terjadinya Low Back Pain Pada Perawat Di Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit Materna Medan

4 95 123

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH ( LOW BACK PAIN ) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Intensitas Nyeri Pada Penderita Nyeri Punggung Bawah ( Low Back Pain ) di Poli Saraf RSUD Banyumas.

0 1 13

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Intensitas Nyeri Pada Penderita Nyeri Punggung Bawah ( Low Back Pain ) di Poli Saraf RSUD Banyumas.

0 2 17

Gambaran Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Benoa Tahun 2015.

0 1 34

Kuesioner Penelitian Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah ( Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2015

0 0 30

Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2105

0 0 7

Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2105

0 0 16