longitudinal anterior dan posterior, ligamentum flavum, prosesus spinosum dan proses ustransversum berikut ligamen. Fasiesartikularis sebenarnya
terdiri atas kartilago yang denervasi, sedangkan kapsula dan membran sinovial
sendi yang diinervasi oleh reseptor nyeri. Perubahan degenerasi menambah beban jaringan penyokong seperti
fasies artikular, ligamentum dan kapsul sendi, yang mana hal ini akan memicu sejumlah perubahan seperti pembesaran sinovial dan kapsul sendi,
pembentukan jaringan ikat, hilangnya celah sendi dan atau sklerosis tulang sekitarnya. Spur tulang dapat dibentuk pada bulging anulus fibrosus dan
korpus vertebra. Berbagai perubahan ini menyebabkan stenosis kanal spinal dan gesekan dengan radik saraf. Keluhan LBP akibat stenosis jenis ini, paling
sering diderita oleh pasien umur 60-70 tahun. Juga harus diingat bahwa meskipun sumber LBP persisten, keluhan nyeri dirasakan pada pantat
sehingga tidak khas sebagai keluhan LBP.
d. Kompresi Saraf atau Radix
Pada daerah
lumbar, prolaps
diskus intervertebral
ke arah
posterolateral akan menjepit radix saraf atau dapat mendorong radik saraf baik ke medial ataupun ke lateral. Radik saraf mungkin menjadi gepeng,
melekat pada prolaps, atau membengkak dan menimbulkan reaksi radang. Posisi diantara prolaps dan radik saraf dapat juga berubah Nencyati, 2010.
e. Metabolik
Masalah metabolik
terutama metabolisme
tulang dan diabetes
melitus, dapat menimbulkan degenerasi jaringan ikat, tulang dan saraf
sehingga menimbulkan gejala dari jaringan yang bersangkutan. Osteoporosis dapat mempermudah terjadinya fraktur vertebra, terutama VTh XII, VLI.
Fraktur vertebra
dapat menyebabkan stenosis spinal, skoliosis, atau kifosis dengan mechanical LBP. Osteomalacia dan Paget disease dapat
pula menyebabkan LBP. Diabetes melitus mengakibatkan degenerasi diskus intervertebral dan meningkatkan insidensi spondilolistesis, sehingga terjadi
jejas kompresif jaringan saraf yang menyulitkan terapi Nencyati, 2010.
f. Faktor Psikologi
Nyeri yang berasal dari spinal adalah komplek, merupakan persepsi stimulasi sensorik dan faktor-faktor psikologik. Susunan saraf pusat SSP
merubah pesan nyeri dari nosiseptor melalui mekanisme gate control atau proses penghambatan desenden. Sebagai
“pain termostat” adalah sistem analgetik yang ditengahi endorfin the endorphin mediated analgetic system,
mempunyai pengaruh yang kuat untuk menghambat nyeri. Posisi dan perilaku memainkan peran yang penting dalam LBP kronik sehingga dapat menyulitkan
terapi. Sistem saraf beradaptasi terhadap stimulasi kronik dengan fenomena hipersensitisasi. Hipersensitisasi menurunkan ambang pembakaran neuronal
neuronal firing dan mengakibatkan stimulus aferen disebar ke reseptor yang sebelumnya tidak terlihat. Ini berperan dalam penyebaran nyeri nyeri
rujukan. Nyeri kronik sering dipicu oleh perilaku repetitif, seperti marah, frustasi,
penyalahgunaan alkohol,
dan faktor
social pekerjaan yang membosankan, dukungan keluarga, besar gaji, tingkat pendidikan, dan
jaminan asuransi. Sindroma nyeri depresif dapat terjadi pada LBP kronik,