Pencegahan dan Pengendalian Stres Kerja

e. Perilaku makan yang tidak normal kebanyakan sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas. f. Perilaku makan yang tidak normal kekurangan sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secraa tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi. g. Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi. h. Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas. i. Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman. j. Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.

2.2.4 Pencegahan dan Pengendalian Stres Kerja

Menurut Sauter, et a.l yang dikutip dari National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH dalam Tarwaka 2004 memberikan rekomendasi tentang bagaimana cara mengurangi atau meminimalisasi stres akibat kerja sebagai berikut : 1. Beban kerja baik fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan beban berlebih maupun beban yang terlalu ringan. 2. Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung jawab di luar pekerjaan. 3. Setiap pekerja harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan dan mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian. Universitas Sumatera Utara 4. Membentuk lingkungan sosial yang sehat hubungan antara tenaga kerja satu dengan yang lain, tenaga kerja-supervisor yang baik dan sehat serta organisasi akan membuat situasi yang nyaman. 5. Tugas-tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat mentyediakan stimulasi dan kesempatan agar pekerja dapat menggunakan keterampilannya. Rotasi tugas dapat dilakukan untuk meningkatkan karier dan pengembangan usaha. Menurut Levi yang dikutip dalam Airmayanti 2009 upaya pencegahan terhadap stres kerja dapat dilakukan dengan cara, yaitu : 1. Adanya peraturan tentang identifikasi bahaya kerja di lingkungan kerja perusahaan, termasuk identifikasi terhadap bahaya psikososial kerja. 2. Program Healthy Life Style antara lain tidak minum minuman beralkohol, tidak merokok, diet sehat, olahraga, rekreasi, dan lain-lain. 3. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memikirkan dan menentukan cara dan peralatan kerjanya, mempunyai wewenang untuk menghentikan pekerjaan bila berbahaya, meminta tenaga ahli untuk menilai perilaku kerja atas biaya perusahaan. 4. Memberi kesempatan untuk merancang organisasi kerja, teknologi kerja, sistem remunerasi insentif dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan keterampilannya. 5. Desain kerja yang memungkinkan berlangsungnya interaksi sosial dengan baik, memberi kesempatan kepada pekerja untuk menentukan variasi tempat kerja, seperti dekorasi ruang kerja, adanya musik dan lain-lain untuk menghundari kejenuhan. Universitas Sumatera Utara 6. Pendidikan dan pelatihan bagi pekerja. Sistem penggajian tetap dan tidak menggunakan sistem upah harian.

2.2.5 Pengukuran Stres Keja