3. Berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan serta menjaga sumber daya alam dan hayati yang ada, melakukan gerakan
penyelamatan lingkungan secara berkala untuk menjaga keseimbangan dampak kerusakan lingkungan.
4. Berperan aktif bersama stekholder, dan masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam mensejahterakan perekonomian masyarakat
sekitar kebun kelapa sawit.
4.1.3 Operasi PMKS
Tahapan-tahapan proses pengolahan TBS Tandan Buah Segar menjadi CPO dalam operasi PMKS sebagai berikut :
1. Penerimaan TBS Tandan Buah Segar TBS yang masuk ke pabrik diangkut dengan
menggunakan truk. Buah lalu ditimbang di jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat buah yang diterima oleh pabrik. Setelah ditimbang, TBS dipindahkan
ke lantai Loading Ramp tempat penimbunan sementara sebelum dimasukkan ke rebusan. Buah yang akan diolah disortir di lantai Loading ramp. Jalan yang dilalui
oleh truk pengangkut TBS dari sumbernya ke PMKS adalah Jalan lintas kecamatan dan jalan lintas provinsi.
2. Sterilizer atau Perebusan Sebagai bahan bakar untuk memperoleh uap air sterilizer atau perebusan TBS
digunakan cangkang dan serat buah sawit. Cangkang dan serat ini merupakan limbah padat hasil sisa proses pengolahan TBS menjadi CPO. Buah yang telah
disortir dimasukkan ke dalam lori yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang
Universitas Sumatera Utara
dan langsung dimasukkan ke alat sterilizer. Alat ini merupakan bejana perebusan dengan menggunakan uap air bertekanan sekitar 3 kgcm
2
. Adanya lubang-lubang pada lori untuk memudahkan uap air masuk dan merebus buah secara merata.
Proses perebusan ini bertujuan untuk : Mematikan jamur dan enzim-enzim yang dapat menghidrolisa minyak,
sehingga kualitas minyak yang akan dihasilkan menurun akibat tingginya kandungan asam lemak bebas.
Memudahkan buah lepas dari tandannya di dalam thresser, agar buah mudah dilumatkan di dalam digester.
Memudahkan pemisahan cangkang dari inti dengan keluarnya air dari biji. Proses perebusan biasanya berlangsung selama ± 90 menit dan uap yang
dibutuhkan sebesar 6600 kg uap rebusan TBS. Pada proses perebusan ini dihasilkan kondensat yang mengandung 1,2 minyak ikutan pada temperatur
tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam fat pit untuk memisahkan minyak dan air. Minyak yang terpisah diambil secara manual untuk recycle
kembali. Tandan buah yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan tripller.
3. Pemisahan Brondolan Stripping Perlakuan kedua terhadap buah setelah disterilisasi disebut stripping atau
threshing . Tujuannya untuk memisahkan brondolan fruitlet dari tangkai tandan.
Alat yang digunakan disebut thresher berupa drum berputar rotary drum thresher
. Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih ada brondolan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut USB Unstripped
Universitas Sumatera Utara
Bunch . Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double threshing”. Sistem
ini bekerja dengan cara tandan kosong EFB : Empty Fruit Bunch dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke thresher
kedua yang selanjutnya tandan kosong dibawa ke tempat penumpukan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh pihak lain diluar pabrik.
4. Pelumatan Digesting Buah yang lepas dari tandan dan dibawa ke alat digester oleh fruit conveyor.
Dalam digester dengan menggunakan pisau-pisau digester daging buah dilepaskan dari biji. Selama pelumatan berlangsung temperatur dalam digester
dijaga stabil 100°C menggunakan uap. 5. Pengempaan Pressing
Masa buah dimasukkan ke dalam screw press alat kempa terpadu dengan sistem automatis hidrolik, dapat menurunkan oil losses, mesin pengempa yang
biasa digunakan adalah double screw press. Alat ini terdiri dari dua worm screw yang terletak di dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju
mundur. Akibat putaran kedua worm screw dan penekanan cone maka minyak dalam mesocarp akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang kecil pada press
cake . Ampas hasil kempa campuran serat fibre dan kernel nut keluar melalui
bagian ujung worm screw. Proses pengempaan harus dilakukan sampai kering sehingga minyak yang melekat pada ampas oil losses pengempaan cukup
rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone, tetapi akibatnya akan menaikkan jumlah kernel yang pecah. Agar di peroleh pengektrasian minyak yang
maksimum diperlukan keseimbangan dan proses pengendalian yang baik.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemurnian Minyak Clarification Hasil dari proses pengempaan diperoleh CPO Crude Palm Oil yang
merupakan campuran minyak, air, dan padatan solid. Penyaringan minyak ini dilakukan dengan alat vibrating screen yang bertujuan untuk memisahkan
partikel-partikel serat dan cangkang yang terbawa bersama saat keluar dari proses pengempaan. Disamping itu, penyaringan juga menurunkan kekentalan viscosity
CPO yang selanjutnya dipompakan ke tangki clarifier. Pengutipan minyak secara statis berlangsung dalam clarifier tank. Dalam
tangki ini berlaku sistem pengendapan, dimana minyak mempunyai berat jenis ringan akan berada di lapisan atas, sedangkan sludge berada di lapisan bawah.
Minyak yang berada dilapisan atas masuk ke tangki oil tangki dan sludge dimasukkan ke dalam tangki lumpur sludge tank. Desain volume clarifier tank
harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik dengan ketentuan volume 3,75 m
3
ton TBS. Hal ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk pengendapan
retention time adalah 4 empat sampai 5 lima jam dan temperatur dipertahankan 100
°
C. 7. Pengolahan Inti Sawit
Ampas kempa yang terdiri dari biji dan seratserabut dimasukkan ke depericarper
melalui cake breaker conveyer yang menggunakan sistem parang- parang pelempar sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan
serat dari biji pada depericarper. Pemisahan ini terjadi akibat perbedaan daya isap blower
. Biji ditampung pada nut silo. Serat yang terpisah dialirkan ke boiler sebagai bahan bakar ketel uap.
Universitas Sumatera Utara
8. Ripple Mill Ripple mill adalah alat untuk memecah biji dengan cara digiling dengan
putaran rotor bar sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate, selanjutnya biji dialirkan ke dalam mesin Ripple Mill untuk pemecahan biji. Masa biji yang pecah
dialirkan ke Light Tenera Dust Seperator LTDS dan grading traction grade untuk memisahkan cangkang halus dengan Nut utuh yang terlewat dari ripple
mill. 9. Clay Bath
Masa cangkang yang bercampur inti dialirkan masuk ke clay bath untuk memisahkan cangkang dengan inti. Clay bath terdiri dari bak clay bath, kernel
vibrating , dan shell vibrating. Cangkang yang dipakai sebagai bahan bakar ketel
uap selebihnya dijual kepada Pihak Ketiga, sedangkan inti dialirkan masuk ke dalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7 dengan tingkat
pengeringan 50
o
C, 60
o
C, dan 75
o
C, dalam waktu 4-5 jam. Selanjutnya, inti ditimbun dalam kernel storage pada bulk silo Hopper yang siap untuk
dipasarkan.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Deskripsi hasil Penelitian 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Perubahan Akibat Stres
Kerja pada Proses Produksi
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Perubahan Akibat
Stres Kerja pada Proses Produksi No.
INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA Perubahan Fisiologis,
Psikologis, dan Perilaku Selama 1 Bulan Terakhir
Tidak Pernah
Kadang- kadang
1 Sering
2 Fisiologis
D1 Sakit kepala pusing
- 9
36 D2
Sakit punggung 3
14 28
D3 Gangguan seksual
44 1
- D4
Asma sesak nafas 19
23 3
D5 Gangguan pencernaan pada
lambung dan usus 10
21 14
D6 Insomnia
6 7
32 D7
Diare 43
2 -
D8 Telinga berdenging
10 20
15 D9
Bruxims menggertakan
gigi di malam hari 37
6 2
D10 Sakit sendi
tempero mandibular sakit rahang
45 -
- D11 Gejala tekanan darah tinggi
28 15
2 D12 Gejala
PJK Penyakit
Jantung Koroner 32
13 -
D13 Gejala herpes 45
- -
D14 Migrain sakit
kepala sebelah
2 28
15 D15 Gejala tukak lambung
32 12
1 D16 Jantung berdebar-debar
27 12
6 D17 Sering buang air kecil
10 31
4 D18 Sering keluar keringat
- 5
40 D19 Gugup
22 18
5 D20 Nafsu makan hilang
29 7
9 D21 Badan terasa lemah
6 4
35 D22 Letih lesu
7 4
34
Psikologi
D23 Mudah marah 30
10 5
D24 Mudah tersinggung 40
4 1
D25 Perasaan tertekan 28
12 5
D26 Merasa cemas gelisah 40
5 -
D27 Mudah putus asa 44
1 -
Universitas Sumatera Utara
D28 Sikap acuh tak acuh 42
3 -
D29 Perasaan tegang 45
- -
Perilaku
D30 Merasa malas bekerja 10
32 3
D31 Absenteisme tiggi 39
6 -
D32 Kurang konsentrasi 20
15 10
D33 Cepat merasa lupa 32
5 8
D34 Menunda-nunda pekerjaan 34
9 2
D35 Minum kopimerokok 2
3 40
D36 Minum obat tidur obat penenang
40 5
- D37 Mengkonsumsi
minuman beralkohol
45 -
- D38 Menghindar dari interaksi
sosial pergaulan 34
6 5
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada perubahan fisiologis, terdapat 36 orang sering mengalami sakit kepala, dan 9 orang lainnya jarang.
Sebanyak 28 orang sering mengalami sakit punggung, 14 orang jarang mengalaminy, dan 3 orang lainnya tidak pernah mengalami sakit punggung.
Terdapat 44 orang tidak pernah mengalami gangguan seksual, dan hanya 1 orang yang jarang mengalami gangguan seksual. Sebanyak 3 orang sering mengalami
asma, 23 orang jarang, dan 19 orang tidak pernah mengalami asmasesak nafas. Ada 10 orang tidak perna mengalami gangguan pada lambung dan usus, 21 orang
jarang mengalami, dan 14 orang lainnya sering mengalami gangguan pada lambung dan usus. Sebanyak 32 orang sering megalami insomnia, 7 orang jarang
mengalaminya, dan 6 orang tidak pernah mengalami insomnia. Dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 orang jarang mengalami diare dan 43 lainnya tidak pernah
mengalami diare. Sebanyak 15 orang pekerja sering mengalami telinga berdenging, 20 orang jarang mengalaminya, dan 10 orang lainnya tidak pernah
mengalainya. Sebanyak 2 orang sering mengalami bruxims, 6 orang jarang, dan 37 orang lainnya tidak pernah mengalami bruxims. Seluru pekerja sebanyak 45
Universitas Sumatera Utara
orang tidak pernah mengalami sakit rahang. Ada 2 orang pekerja merasa sering mengalami gejala tekanan darah tinggi, 15 orang jarang, dan 28 orang lainnya
tidak pernah. Sebanyak 32 orang pekerja tidak pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, dan 13 orang lainnya jarang. Keseluruhan pekerja sebanyak 45
orang tidak pernah mengalami gejala herpes. Sebanyak 15 orang sering mengalami migraine, 28 orang jarang mengalami migraine, dan 2 orang lainnya
tidak pernah mengalami migrain. Sebanyak 32 orang tidak pernah mengalami gejala tukak lambung, 12 orang jarang mengalaminya, dan satu orang sering
mengalami tukak lambung. Ada 27 orang pekerja tidak pernah mengalami jantung berdebar-debar, 12 orang jarang mengalaminya, dan 6 orang lainnya sering
mengalami jantung berdebar-debar. Sebanyak 4 orang pekerja merasa sering buang air kecil, 31 orang lainnya jarang, dan 10 orang lainnya merasa tidak sering
buang air kecil. Sebanyak 40 orang pekerja merasa seing keluar keringat, dan 5 orang lainnya jarang keluar keringat. Ada 5 orang pekerja sering merasa gugup,
18 orang jarang, dan 22 orang lainnya tidak pernah merasa gugup. Terdapat 9 orang pekerja merasa sering kehilangan nafsu makan, 7 orang lainnya jarang, dan
29 orang lainnya tidak pernah kehilangan nafsu makan. Sebanyak 6 orng pekerja tidak pernah merasa badannya terasa lemah, 4 orang lainnya merasa jarang, dam
35 orang lainnya merasa badannya sering terasa lemah. Sebanyak 34 orang pekerja merasa letuhlesu, 4 orang lainnya jarang merasa letihlesu, dan 7 orang
lainnya tidak pernah. Ada 40 orang merasa tidak pernah merasa gelisah, dan 5 orang lainnya merasa jarang merasa gelisah. Sebayak 44 orang tidak pernah
merasa putus asa, dan 1 orng lainnya jarang memiliki rasa mudah putus asa.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 42 orang pekerja tidak pernah memiliki sikap acuh tak acuh, dan 3 orang lainnya merasa pernah mengalami sikap acuh tak acuh. Keseluhan pekerja
sebanyak 45 orang tidak pernah memiliki perasaan tegang. Pada perubahan psikologi, sebanyak 30 orang pekerja merasa tidak
mudah marah, 10 orang merasa jarang mudah marah, dan 5 orang lainnya sering merasa mudah marah. Sebanyak 40 orang pekerja tidak pernah merasa mudah
tersinggung, 4 orang jarang merasa mudah tersinggung, dan 1 orang lainnya merasa sering mudah tersinggung. Terdapat 5 pekerja merasa perasaannya
tertekan, 12 orang merasa perasaannya jarang tertekan, dan 28 orang lainnya tidak merasa tertekan.
Pada perusahaan perilaku, sebanyak 3 orang sering mengalami mersa malas bekerja, 32 orang lainnya merasa jarag, dan 10 orang lainnya tidak pernah
mengalami rasa malas bekerja. Sebanyak 39 orang merasa bahwa absenteismenya tidak tinggi, dan 6 orang lainnya jarang. Sebanyak 10 orang pekerja merasa sering
kurang konsentrasi, 15 orang jarang mengalami kurang konsentrasi, dan 20 orang lainnya tidak pernah mengalami kurang konsentrasi. Sebanyak 8 orang pekerja
mengaku sering ceta merasa lupa, 5 orang jarang, dan 32 oran lainnya merasa tidak pernah cepat merasa lupa. Ada 34 orang pekerja tidak pernah merasa
menunda pekerjaannya, 9 orang lainnya jarang, dan 2 orang lainnya sering merasa menunda pekerjaannya. sebanyak 40 orang pekerja sering minum kopi dan
merokok, 3 orang lainnya jarang, hanya 2 orang yang tidak pernah minum kopimerokok. Sebanyak 40 orang pekerja tidak pernah minum obat
penenangobat tidur, dan 5 orang lainnya pernah melakukannya. Seluruh pekerja
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 45 orang mengaku tidak pernah minum minuman beralkohol. Ada 5 orang pekerja merasa sering menghindari interaksi sosial, 6 orang lainnya jarang
melakukannya, dan 34 orang pekerja lainnya tidak pernah melakukannya.
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Stres di Tempat Kerja pada Proses Produksi