Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja di PT. Sisirau Aceh Tamiang Tahun 2016

(1)

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya Nur Malia MZ bermaksud meneliti tentang “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA DI PT. SISIRAU

ACEH TAMIANG TAHUN 2016”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Pada penelitian ini peneliti akan bertanya mengenai karakteristik pekerja, faktor intrinsik pekerjaan, faktor ekstrinsik pekerjaan dan beberapa indikator perubahan akibat stres kerja. Wawancara akan berlangsung selama 15-20 menit. Responden diharapkan menjawab setiap pertanyaan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban anda akan dijaga kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaan terhadap kinerja anda, kemudian kuesioner ini akan disimpan oleh peneliti. Untuk itu mohon kesediannya kepada pekerja PT. Sisirau selaku responden untuk mengisi kuesioner ini.

Saya menyatakan bahwa saya telah membaca pernyataan diatas, dan saya setuju untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Aceh Tamiang,...2016

(...) (...)


(2)

NomorResponden LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN DIISI OLEH

PENELITI

A1 Usia:……….tahun

A2 Masa bekerja :………tahun B. FAKTOR NTRINSIK PEKERJAAN B1. JAM KERJA

B1 Berapa lama biasanya anda bekerja ? 1. > 8 jam

2. ≤ 8 jam B2. RUTINITAS

B2.1 Apakah anda merasa bosan dengan pekerjan anda yang tidak ada perubahan ?

1. Ya 2. Tidak

B2.2 Apakah anda merasa bosan dengan pekerjaan anda yang berulang-ulang ?

1. Ya 2. Tidak

B2.3 Apakah anda merasa bosan dengan pekerjan anda yang terlampau sedikit ?

1. Ya 2. Tidak B3. KEBISINGAN

B3.1 Apakah anda merasa lingkungan kerja anda bising ?

1. Ya 2. Tidak

B3.2 Apakah anda merasa pusat perhatian terhadap pekerjaan menjadi berkurang dengan suara yang bising ?

1. Ya 2. Tidak

B3.3 Apakah anda merasa sulit berkomunikasi dengan orag lain dengan adanya suara yang bising ?

1. Ya 2. Tidak


(3)

C. FAKTOR EKSTRINSIK DALAM PEKERJAAN

C1. PERANAN DALAM ORGANISASI

C1.1 Apakah anda mempunyai pengaruh terhadap keputusan yang perusahaan buat terkait dengan pekerjaan anda ?

1. Ya 2. Tidak

C1.2 Apakah anda dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan terkait dengan pekerjan anda ?

1. Ya 2. Tidak

C1.3 Apakah pendapat terkait pekerjaan anda, diterapkan oleh perusahaan ?

1. Ya 2. Tidak

C2. HUBUNGAN INTERPERSONAL

C2.1 Apakah anda belum merasa baik dengan pola hubungan dan dukungan yang anda dapat dari rekan kerja ?

1. Ya 2. Tidak

C2.2 Apakah anda belum merasa baik dengan pola hubungan dan dukungan yang anda dapat dari bawahan ?

1. Ya 2. Tidak

C2.3 Apakah anda merasa belum baik dengan pola hubungan dan dukungan yang anda dapat dari atasan ?

1. Ya 2. Tidak

C3. PENGEMBANGAN KARIR

C3.1 Apakah anda merasa puas terhadap kesempatan promosi kerja / kenaikan jabatan yang ada ?

1. Ya 2. Tidak

C3.2 Apakah anda mendapatkan kesempatan mengembangkan bakat dan kreatifitas dengan menyalurkan ide pada perusahaan?

1. Ya 2. Tidak


(4)

C3.3 Apakah anda mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan di dalam atau di luar perusahaan ?

1. Ya 2. Tidak

C3.4 Apakah anda merasa honor / gaji yang berlaku di perusahaan anda sesuai ?

1. Ya 2. Tidak

C4. STRUKTUR DAN IKLIM ORGANISASI C4.1 Apakah anda merasa peraturan di perusahaan

tempat anda bekerja terlalu kaku ? 1. Ya

2. Tidak

C4.2 Apakah anda merasa ada beberapa karyawan baik prestasinya dalam bekerja tidak mendapatkan promosi ?

1. Ya 2. Tidak

C4.3 Apakah anda merasa tidak mendapatkan kesempatan untuk berkreatifitas (tidak bebas menyalurkan ide dan bakat dalam melaksanakan tugas) ?

1. Ya 2. Tidak

C4.4 Apakah anda merasa atasan melakukan supervisi yang berlebihan sehingga membuat bawahan merasa tidak senang untuk bekerja ?

1. Ya 2. Tidak


(5)

D. Berilah tanda (√) pada kolom indikator perubahan akibat stres kerja

No.

INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA

Diisi oleh peneliti Perubahan Fisiologis,

Psikologis, dan Perilaku Selama 1 Bulan Terakhir Tidak Pernah (0) Kadang-kadang (1) Sering (2) Fisiologis

D1 Sakit kepala / pusing D2 Sakit punggung D3 Gangguan seksual D4 Asma/ sesak nafas

D5 Gangguan pencernaan pada lambung dan usus \D6 Insomnia

D7 Diare

D8 Telinga berdenging D9 Bruxims (menggertakan

gigi di malam hari) D10 Sakit sendi tempero

mandibular (sakit rahang) D11 Gejala tekanan darah

tinggi

D12 Gejala PJK (Penyakit Jantung Koroner)

D13 Gejala herpes

D14 Migrain (sakit kepala sebelah)

D15 Gejala tukak lambung D16 Jantung berdebar-debar D17 Sering buang air kecil D18 Sering keluar keringat D19 Gugup

D20 Nafsu makan hilang D21 Badan terasa lemah D22 Letih / lesu

Psikologi D23 Mudah marah D24 Mudah tersinggung D25 Perasaan tertekan D26 Merasa cemas/ gelisah D27 Mudah putus asa D28 Sikap acuh tak acuh D29 Perasaan tegang


(6)

Perilaku

D30 Merasa malas bekerja D31 Absenteisme tiggi D32 Kurang konsentrasi D33 Cepat merasa lupa D34 Menunda-nunda

pekerjaan

D35 Minum kopi/merokok D36 Minum obat tidur/ obat

penenang

D37 Mengkonsumsi minuman beralkohol

D38 Menghindar dari interaksi sosial (pergaulan)


(7)

LAMPIRAN 2 Master Data No . Nam a A 1 A1 K A 2 A2 K B 1 B 2 B 3 C 1 C 2 C 3 C 4 DN K D

1 S1 41 2 16 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1

2 S2 42 2 16 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1

3 S3 25 1 4 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1

4 S4 47 2 16 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

5 S5 42 2 12 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2

6 S6 32 1 11 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2

7 S7 30 1 6 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2

8 S8 40 2 16 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2

9 S9 36 1 11 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2

10 S10 43 2 13 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2

11 S11 40 2 16 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2

12 S12 39 2 16 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2

13 S13 42 2 17 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2

14 S14 49 2 20 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2

15 S15 48 2 19 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2

16 S16 40 2 16 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1

17 S17 40 2 16 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2

18 S18 36 1 5 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2

19 S19 44 2 17 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2

20 S20 32 1 12 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1

21 S21 44 2 15 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1

22 S22 25 1 4 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2

23 S23 21 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1

24 S24 25 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2

25 S25 43 2 17 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1

26 S26 45 2 16 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2

27 S27 33 1 10 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1

28 S28 42 2 10 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1

29 S29 48 2 16 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2

30 S30 42 2 17 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2

31 S31 45 2 17 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2

32 S32 35 1 15 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1

33 S33 43 2 17 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2

34 S34 36 1 16 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 S35 41 2 18 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2

36 S36 25 1 16 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2

37 S37 40 2 4 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2


(8)

39 S39 48 2 16 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2

40 S40 37 1 12 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

41 S41 30 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2

42 S42 41 2 6 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2

43 S43 27 1 15 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

44 S44 34 1 12 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1

45 S45 27 1 7 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2

Keterangan :

A1K : Variabel umur dalam bentuk kategori, 1 = <39, 2 = ≥39 A2K : Masa kerja dalam bentuk kategori, 1 =<12, 2 = ≥12 B1 : Jam kerja dalam bentuk kategori, 1 = >8, 2 = ≤8

B2 : Rutinitas dalam bentuk kategori, 1 = bosan, 2 = tidak bosan

B3 : Kebisingan dalam bentuk kategori, 1 = mengganggu. 2 = tidak mengganggu

C1 : Peranan dalam organisasi dalam bentuk kategori, 1 = berperan, 2 = tidak berperan

C2 : Hubungan interpersonal dalam bentuk kategori, 1 = baik, 2 = buruk C3 : Perkembangan karir dalam bentuk kategori, 1 = memuaskan, 2 = tidak

memuaskan

C4 : Struktur dan iklim organisasi dalam bentuk kategori, 1 = mendukung, 2 = tidak mendukung

DNK : beban kerja dalam bentuk kategori, 1 = ringan. 2 = sedang, 3 = berat, 4 = sangat berat, 5 = sangat berat sekali


(9)

LAMPIRAN 3 OUTPUT

Frequency Table

umur kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <39 16 35.6 35.6 35.6

>=39 29 64.4 64.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

masa kerja kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <12 15 33.3 33.3 33.3

>=12 30 66.7 66.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

jam kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >8 45 100.0 100.0 100.0

rutinitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bosan 21 46.7 46.7 46.7

tidak bosan 24 53.3 53.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

kebisingan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid mengganggu 40 88.9 88.9 88.9

tidak mengganggu 5 11.1 11.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

peranan dalam organisasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid berperan 17 37.8 37.8 37.8


(10)

Total 45 100.0 100.0

hubungan interpersonal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 41 91.1 91.1 91.1

buruk 4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

pengembangan karir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid memuaskan 13 28.9 28.9 28.9

tidak memuaskan 32 71.1 71.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

struktur dan iklim organisasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid mendukung 17 37.8 37.8 37.8

tidak mendukung 28 62.2 62.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

beban kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ringan 17 37.8 37.8 37.8

sedang 28 62.2 62.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

indikator stres kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ringan 15 33.3 33.3 33.3

berat 30 66.7 66.7 100.0


(11)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur kategori * indikator

stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

masa kerja kategori *

indikator stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

jam kerja * indikator stres

kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

rutinitas * indikator stres

kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

kebisingan * indikator

stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

peranan dalam organisasi

* indikator stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

hubungan interpersonal *

indikator stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

pengembangan karir *

indikator stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

struktur dan iklim organisasi * indikator

stres kerja 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

beban kerja * indikator


(12)

umur kategori * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan

umur kategori <39 Count 8 8 16

Expected Count 5.3 10.7 16.0

% within umur kategori 50.0% 50.0% 100.0% % within indikator stres

kerja 53.3% 26.7% 35.6%

% of Total 17.8% 17.8% 35.6%

>=39 Count 7 22 29

Expected Count 9.7 19.3 29.0

% within umur kategori 24.1% 75.9% 100.0% % within indikator stres

kerja 46.7% 73.3% 64.4%

% of Total 15.6% 48.9% 64.4%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0

% within umur kategori 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator stres

kerja 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.103(b) 1 .078

Continuity

Correction(a) 2.049 1 .152

Likelihood Ratio 3.051 1 .081

Fisher's Exact Test .105 .077

Linear-by-Linear

Association 3.034 1 .082

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table


(13)

masa kerja kategori * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan masa kerja

kategori

<12 Count 5 10 15

Expected Count 5.0 10.0 15.0 % within masa

kerja kategori 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 33.3% 33.3% 33.3% % of Total 11.1% 22.2% 33.3%

>=12 Count 10 20 30

Expected Count 10.0 20.0 30.0 % within masa

kerja kategori 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 66.7% 66.7% 66.7% % of Total 22.2% 44.4% 66.7%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0 % within masa

kerja kategori 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .000(b) 1 1.000

Continuity

Correction(a) .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .635

Linear-by-Linear

Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table


(14)

jam kerja * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan

jam kerja >8 Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0 % within jam kerja 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0 % within jam kerja 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .(a) N of Valid Cases 45

a No statistics are computed because jam kerja is a constant.

rutinitas * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan

rutinitas bosan Count 7 14 21

Expected Count 7.0 14.0 21.0 % within rutinitas 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 46.7% 46.7% 46.7% % of Total 15.6% 31.1% 46.7%

tidak bosan Count 8 16 24

Expected Count 8.0 16.0 24.0 % within rutinitas 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 53.3% 53.3% 53.3% % of Total 17.8% 35.6% 53.3%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0 % within rutinitas 33.3% 66.7% 100.0%


(15)

% within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .000(b) 1 1.000

Continuity

Correction(a) .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .625

Linear-by-Linear

Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.

kebisingan * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan

kebisingan mengganggu Count 11 29 40

Expected Count 13.3 26.7 40.0

% within kebisingan 27.5% 72.5% 100.0% % within indikator

stres kerja 73.3% 96.7% 88.9%

% of Total 24.4% 64.4% 88.9%

tidak mengganggu Count 4 1 5

Expected Count 1.7 3.3 5.0

% within kebisingan 80.0% 20.0% 100.0% % within indikator

stres kerja 26.7% 3.3% 11.1%

% of Total 8.9% 2.2% 11.1%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0

% within kebisingan 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0%


(16)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.513(b) 1 .019

Continuity

Correction(a) 3.403 1 .065

Likelihood Ratio 5.229 1 .022

Fisher's Exact Test .036 .036

Linear-by-Linear

Association 5.390 1 .020

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table

b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.67.

peranan dalam organisasi * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan peranan dalam

organisasi

berperan Count 10 7 17

Expected Count 5.7 11.3 17.0

% within peranan

dalam organisasi 58.8% 41.2% 100.0% % within indikator

stres kerja 66.7% 23.3% 37.8%

% of Total 22.2% 15.6% 37.8%

tidak berperan Count 5 23 28

Expected Count 9.3 18.7 28.0

% within peranan

dalam organisasi 17.9% 82.1% 100.0% % within indikator

stres kerja 33.3% 76.7% 62.2%

% of Total 11.1% 51.1% 62.2%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0 % within peranan

dalam organisasi 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 33.3% 66.7% 100.0%


(17)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.988(b) 1 .005

Continuity

Correction(a) 6.251 1 .012

Likelihood Ratio 7.975 1 .005

Fisher's Exact Test .008 .006

Linear-by-Linear

Association 7.811 1 .005

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.67.

hubungan interpersonal * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan

hubungan interpersonal baik Count 14 27 41

Expected Count 13.7 27.3 41.0

% within hubungan

interpersonal 34.1% 65.9% 100.0% % within indikator

stres kerja 93.3% 90.0% 91.1%

% of Total 31.1% 60.0% 91.1%

buruk Count 1 3 4

Expected Count 1.3 2.7 4.0

% within hubungan

interpersonal 25.0% 75.0% 100.0% % within indikator

stres kerja 6.7% 10.0% 8.9%

% of Total 2.2% 6.7% 8.9%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0

% within hubungan

interpersonal 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0%


(18)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .137(b) 1 .711

Continuity

Correction(a) .000 1 1.000

Likelihood Ratio .143 1 .705

Fisher's Exact Test 1.000 .593

Linear-by-Linear

Association .134 1 .714

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table

b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.33.

pengembangan karir * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan pengembangan

karir

memuaskan Count 2 11 13

Expected Count 4.3 8.7 13.0

% within

pengembangan karir 15.4% 84.6% 100.0% % within indikator

stres kerja 13.3% 36.7% 28.9%

% of Total 4.4% 24.4% 28.9%

tidak memuaskan Count 13 19 32

Expected Count 10.7 21.3 32.0

% within

pengembangan karir 40.6% 59.4% 100.0% % within indikator

stres kerja 86.7% 63.3% 71.1%

% of Total 28.9% 42.2% 71.1%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0

% within

pengembangan karir 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0%


(19)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.650(b) 1 .104

Continuity

Correction(a) 1.636 1 .201

Likelihood Ratio 2.894 1 .089

Fisher's Exact Test .165 .098

Linear-by-Linear

Association 2.591 1 .107

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table

b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.33.

struktur dan iklim organisasi * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan struktur dan iklim

organisasi

mendukung Count 7 10 17

Expected Count 5.7 11.3 17.0

% within struktur dan

iklim organisasi 41.2% 58.8% 100.0% % within indikator

stres kerja 46.7% 33.3% 37.8%

% of Total 15.6% 22.2% 37.8%

tidak mendukung Count 8 20 28

Expected Count 9.3 18.7 28.0

% within struktur dan

iklim organisasi 28.6% 71.4% 100.0% % within indikator

stres kerja 53.3% 66.7% 62.2%

% of Total 17.8% 44.4% 62.2%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0

% within struktur dan

iklim organisasi 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0%


(20)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .756(b) 1 .384

Continuity

Correction(a) .295 1 .587

Likelihood Ratio .748 1 .387

Fisher's Exact Test .517 .292

Linear-by-Linear

Association .739 1 .390

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.67.

beban kerja * indikator stres kerja

Crosstab

indikator stres kerja Total ringan berat ringan beban

kerja

ringan Count 9 8 17

Expected Count 5.7 11.3 17.0

% within beban kerja 52.9% 47.1% 100.0% % within indikator

stres kerja 60.0% 26.7% 37.8%

% of Total 20.0% 17.8% 37.8%

sedang Count 6 22 28

Expected Count 9.3 18.7 28.0

% within beban kerja 21.4% 78.6% 100.0% % within indikator

stres kerja 40.0% 73.3% 62.2%

% of Total 13.3% 48.9% 62.2%

Total Count 15 30 45

Expected Count 15.0 30.0 45.0

% within beban kerja 33.3% 66.7% 100.0% % within indikator

stres kerja 100.0% 100.0% 100.0%


(21)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.727(b) 1 .030

Continuity

Correction(a) 3.415 1 .065

Likelihood Ratio 4.682 1 .030

Fisher's Exact Test .050 .033

Linear-by-Linear

Association 4.622 1 .032

N of Valid Cases 45

a Computed only for a 2x2 table


(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

Gambar 1. Pengukuran denyut nadi pekerja sebelum bekerja pada shift pagi

Gambar 2. Pengisian kuesioner dan memantau langsung pekerja dalam


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Airmayanti, D. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi PT ISM Bogasari Flour Mills Tbk Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2009. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id

Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Anogara, P & Suyati, S.1995. Perilaku Keorganisasian. Jakarta : Pustaka jaya Aulya, D. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja Pada

Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Bulan April-Agustus 2013. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id

Budianto, T., & Pertiwi EY. 2010. Hubungan Kebisingan dan Masa Kerja Terhadap Terjadiny Stres Kerja pada Pekerja di Bagian Tenun “Agung Saputra Tex” Piyungan Batul Yogyakarta. Jurnal Kesmas Vol 4 No 2. Diakses 2 Februari 2016. http://journal.uad.ac.id

Firdaus, H. 2005. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kejadian Stres Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN 4 Kebun Pabatu Tebing Tinggi Tahun 2005. Skripsi. Diakses 10 Mei 2016. http://repository.usu.ac.id

Fitri, A.M. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubugan dengan Kejadian Stres Kerja Pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan Bank BMT). Skripsi. Diakses 10 Mei 2016. http://undip.ac.id

Haris, A. F. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stres Kerja pada Pekerja Unit Produksi IV PT. Semen Tonasa. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://repository.unhas.ac.id/

Harrianto R,. 2008. Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC Hartono, L. 2007. Stres dan stroke. Yogyakarta: Kanisius.

Hawari, D. 2013. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

ILO., 2015. Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia: Mencegah kecelakaan kerja melalui pelaksanaan manajemen risiko K3. diakses pada 1 Maret 2016. http://www.ilo.org/


(28)

Ismar, R.,Amri, Z.,Sostrosumihardjo, D., 2011. Stres Kerja dan Berbagai Faktor yang Berhubungan pada Pekerja Call Center PT. “X” di Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia Vol 61 No 1. Diakses 2 Februari 2016. http://academia.edu

Kumalasari, F. 2014. Perbedaan Hubungan Antara Faktor Lingkungan Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Pekerja di Departemen Operasi Pusri IV PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Tahun 2014. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://akademik.unsri.ac.id

Lestari, K. 2014. Analisis Tingkat Stres Kerja pada Karyawan Produksi dan Non Produksi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan Tanjung Enim Tahun 2014 . Skripsi. Diakses 18 Januari 2016. http://akademik.unsri.ac.id

Lestari, P.P 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Wanita Bekerja Sektor Formal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2013 . Skripsi. Diakses 18 Januari 2016. http://repository.uinjkt.ac.id/

Mandasari, E. 2015. Perbedaan Stres Kerja Ditinjau Dari Sistem Kerja Shift Pada Perawat RSUPH Adam Malik Medan. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/51089

Mangkunegara, A.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Manuaba. 2000. Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Surabaya: Guna Wijaya

Munandar, 2001. Stres dan Keselamatan Kerja. Jakarta: UI

, 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press

Martina, A. 2012. Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Dr. Muhammad Goenawan Pratowidigdo Cisarua Bogor (RSPG). Skripsi. Diakses 20 Januari 2016. http://lib.ui.ac.id Nadalis, EC & Nugrohoseno D. 2014. Hubungan Usia, Masa Kerja dan Beban

Kerja dengan Stres Kerja Karyawan. Jurnal. Diakses 11 Mei 2016. http://ejournal.unesa.ac.id

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugrahani, S. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Stres Kerja pada Pekerja Bagian Operasional PT. Gunze Indonesia Tahun 2008. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://lib.ui.ac.id


(29)

Nurmalasari, W. 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat Pada RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.diakses pada 15 Mei 2016. Jurnal Institutional Repository UPN Veteran Yogyakarta. http://jurnal.upnyk.ac.id

Nuzulia, S. 2010. Dinamika Stres Kerja, Self-Efficacy dan Strategi Coping, Semarang: UNDIP Press.

Perangin-angin, A. K. S. 2013. Pengaruh Jam Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan. Skripsi. Diakses 17 Januari 2016. http://repository.usu.ac.id

Prabowo,YF. 2009. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja Pada Bagian Produksi Mebel PT. Chia Jian Indnesia Furniture Di Wedelan Jepara Tahun 2009. Skripsi. Diakses tanggal 11 Mei 2016. http://www.depkes.go.id/downloads/debu.pdf.

Prihatsanti, U & Dewi, K.S. 2010. Hubungan Antara Iklim Organisasi dan Organizational Citizenshup Behaviour (OCB) pada Guru SD Negeri di Kecamatan Mojolaban Sukaharjo. Jurnal. Diakses 11 Mei 2016. http://undip.ac.id

Ratih,YFE., & Suwandi, T. 2013. Anaisis Hubungan Antara Faktor Individu dan Beban Kerja Fisik dengan Stres Kerja di Bagian Produksi di PT. X Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 2, No. 2 Jul-Des 2013: 97–105. Diakses pada 18 Februari 2016. http://journal.unair.ac.id/

Safaria, T., Saputra, N.E. 2009. Manajemen Emosi : Sebuah panduan cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta : Bumi Aksara

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.

Setiawan,DA., &Sofiana, L. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja di PT. Chanindo Pratama Piyungan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 134-144. Diakses pada 5 Februari 2016. https://publikasiilmiah.ums.ac.id

Sitepu, TA. 2013. Beban Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Cabang Manado. Jurnal EMBA, ISSN 2303-1174, Vol. 1, No. 4, Desember 2013: 1123-1133. Diakses pada 14 Mei 2016. https://ejournal.unsrat.ac.id


(30)

Suma‟mur. PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto

Subaris H. 2011. Hygiene Lingkungan Kerja. Mitra Cendikia Press. Jogjakarta. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EgC

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press

Vinallia, Bugen. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Pekerja Bagian Weaving PT. Unitex Tbk Tahun 2011. Diakses pada 5 Februari 2016 http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id

Waluyo, M. 2009. Psikologi Teknik Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu

Wantoro, B.1999. Stress Kerja. Jakarta : Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Vol XXXII (3): 3-9

Widyasari, P. 2007. Stress kerja. Diakses pada 01 April 2016. http: // rumah belajar psikologi.com / index. Php / stres-kerja.html.

Wijono, S. 2011. Psikologi Industri dan Organisasi : Dalam Suatu Bidang gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Yanti, NV.,Mulyadi, A.,Affandi, D., 2014. Analisis Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Terjadinya Stres Kerja pada Pekerja Industri Bengkel Las di Kota Pekanbaru Tahun 2013. :159-166. Diakses 3 Februari 2016. http://academia.edu


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dengan menggunakan desain studi cross-sectional yaitu mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel dependen (informasi dan gambaran analisis mengenai situasi yang ada) dalam waktu yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Sisirau, Aceh Tamiang. Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret sampai Mei 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. Sisirau, Aceh Tamiang yang berjumlah 45 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 45 orang.


(32)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan data sekunder, yaitu :

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada karyawan PT. Sisirau, Aceh Tamiang yang menjadi responden. Kuesioner untuk penilaian stres kerja menggunakan kuesioner dari penelitian Airmayanti (2009) yang dimodifikasi.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur ilmiah dan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan stres kerja dan juga dokumen-dokumen yang diperlukan yang diperoleh dari PT. Sisirau, Aceh Tamiang. Data-data sekunder tersebut yang berasal dari perusahaan berupa pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan oleh Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Medan tahun 2015, laporan personalia dari bulan Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).


(33)

1. Variabel independen yaitu faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, dan faktor individu. Faktor intrinsik berupa, jam kerja, beban kerja, rutinitas, kebisingan. Faktor ekstrinsik berupa peran individu dalam organisasi kerja, hubungan interpersonal, perkembangan karir, Struktur dan ikloim organisasi dan faktor individu berupa usia, masa kerja

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stres kerja. 3.5.2 Defenisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Stress kerja adalah respon emosional dan fisik yang dialami oleh responden sehubungan dengan pekerjaan yang diukur berdasarkan indikator stres (Tarwaka, 2004).

2. Beban kerja adalah aktivitas yang diterima oleh responden dari luar tubuhnya yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Jam kerja adalah jumlah jam yang dilakukan untuk bekerja dalam sehari (HIPERKES).

4. Rutinitas adalah penialain responden terhadap pekerjaan yang dilakukan secara berulang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

5. Kebisingan adalah suara yang tidak disukai oleh responden ditempat kerja dan dirasakan dangat mengganggu.

6. Peranan dalam organisasi adalah keikutsertaan responden dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dirinya di perusahaan.

7. Perkembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rangkaian pekerjaan yang dipegang selama


(34)

keidupan kerja, seperti kenaikan jabatan, kesempatan mengembangkan kreativitas, mendapatkan pendidikan dan pelatihan, serta kepuasan atau kesesuaian honor.

8. Hubungan interpersonal adalah hubungan antara atasan, bawahan, maupun rekan kerja.

9. Struktur dan iklim organisasi adalah peraturan perusahaan yang selama ini dirasakan secara subjektif mengganggu pekerja seperti : peraturan yang terlalu kaku, supervise yang berlebihan, iklim kerja yang tidak mendukung, dan kesempatan mengembangkan kreativitas.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Penentuan Tingkat Stres Kerja

Variabel dependen (stres kerja) diukur dengan indikator yang telah ditetapkan sesuai dengan metode self report measurement oleh Karoley yang dapat untuk mengukur tingkat stres. Metode self report measurement menggunakan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis, psikologi dan perilaku yang dapat dijawab dengan tidak pernah diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1 dan sering diberi skor 2. Perubahan fisiologis, psikologi dan perilaku yang digunakan berdasarkan pendekatan yang dilakukan oleh Karoley dalam Airmayanti (2009). Hasil skornya adalah hasil total skor seluruh jawaban responden kemudian dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori stres berat (> 25 ) dan stres ringan (1-25).


(35)

3.6.2 Penentuan Tingkat Rutinitas

Untuk mengetahui rutinitas pekerja bagian produksi, maka diukur dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan skor untuk pertanyaan :

1 : Ya 2 : Tidak

Nilai untuk rutinitas adalah :

a. Tidak membosankan, jika skor total : > 3 b. Membosankan, jika skor total : ≤ 3 3.6.3 Penentuan Tingkat Kebisingan

Untuk mengetahui kebisingan pekerja bagian produksi, maka diukur dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan skor untuk pertanyaan :

1 : Ya 2 : Tidak

Nilai untuk kebisingan adalah :

a. Tidak bising, jika skor total : > 3 b. Bising, jika skor total : ≤ 3

3.6.4 Penentuan Tingkat Peranan Dalam Organisasi

Untuk mengetahui peranan dalam organisasi pekerja bagian produksi, maka diukur dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan skor untuk pertanyaan :


(36)

1 : Ya 2 : Tidak

Nilai untuk peranan dalam organisasi adalah : a. Tidak Berperan, jika skor total : ≤ 3 b. Berperan, jika skor total : > 3

3.6.5 Penentuan Tingkat Hubungan Interpersonal

Untuk mengetahui hubungan interpersonal pekerja bagian produksi, maka diukur dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan skor untuk pertanyaan :

1 : Ya 2 : Tidak

Nilai untuk hubungan interpersonal adalah : a. Buruk, jika skor total : > 3

b. Baik, jika skor total : ≤ 3

3.6.6 Penentuan Tingkat Pengembangan Karir

Untuk mengetahui pengembangan karir pekerja bagian produksi, maka diukur dengan kuesioner yang berisi 4 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan skor untuk pertanyaan :

1 : Ya 2 : Tidak

Nilai untuk pengembangan karir adalah : a. Tidak Memuaskan, jika skor total : ≤ 4 b. Memuaskan, jika skor total : > 4


(37)

3.6.7 Penentuan Tingkat Struktur dan Iklim Organisasi

Untuk mengetahui struktur dan iklim organisasi pekerja bagian produksi, maka diukur dengan kuesioner yang berisi 4 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan skor untuk pertanyaan :

1 : Ya 2 : Tidak

Nilai untuk struktur dan iklim organisasi adalah : a. Tidak Mendukung, jika skor total : > 4 b. Mendukung, jika skor total : ≤ 4

3.6.8 Penentuan Tingkat Beban Kerja

Pengukuran beban kerja dilakukan dengan cara menghitung denyut nadi kerja dari para pekerja dengan menggunakan stopwatch . Yang dihitung adalah denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja dan nadi kerja, kemudian hasilnya disesuaikan dengan tabel kategori beban kerja berdasarkan denyut jantung oleh Christensen dalam Tarwaka (2004).

Menurut Kilbon dalam Tarwaka (2004), pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovascular strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah teleetri dengan menggunakan ragsangan Electro Cardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, makan dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut :


(38)

Kategori beban kerja Denyut jantung (denyut/min)

Ringan 75-100

Sedang 100-125

Berat 125-150

Sangat berat 150-175

Sangat berat sekali >175

Tabel 3.3 Kategori Beban Kerja Menurut Denyut Jantung Langkah-langkah melakukan pengukuran beban kerja yaitu :

1. Mengukur denyut nadi istirahat pekerja dilakukan sebelum mereka bekerja dengan menghitug berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai denyut nadi yang ke sepuluh yang disesuaikan dengan waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch. Kemudian waktu terebut dicatat.

2. Mengukur denyut nadi kerja pekerja setelah 4 jam dari pengukuran denyut nadi istirahat menggunakan meode yang sama dengan mengukur denyut nadi istirahat. Kemudian waktu tersebut dicatat.

3. Menghitung nadi kerja dengan cara mengitung selisi antara denyut nadi kerja dengan denyut nadi istirahat dari masing-masing pekerja.

4. Merata-ratakan waktu denyut nadi istirahat dan waktu denyut nadi kerja untuk mendapatkan beban kerja.

5. Menyesuaikan dengan tabel untuk melihat beban kerja.

3.7 Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut :

1. Editing, memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data. 2. Coding, menyederhanakan data dengan memberikan kode-kode tertentu.


(39)

3. Processing, setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga telah melewati tahap pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer.

4. Cleaning (pembersihan data), merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat meng-entry ke komputer.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa analisa data, yaitu :

1. Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui secara deskriptif variabel yang diteliti, dihitung skor rata-rata dan persentasenya lalu ditampilkan berupa tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik chi-square, jika hasil output terdapat cells diatas 0 maka digunakan uji exact fisher untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan dependen.


(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah PMKS PT. Sisirau Aceh Tamiang

Untuk meningkatkan volume ekspor di luar minyak dan gas bumi, sub sektor perkebunan mempunyai peranan penting. Kegiatan perkebunan yang dilaksanakan pemerintah dengan dukungan pihak swasta pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengarah kepada tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

PMKS PT. Sisirau adalah salah satu badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO). Pada awal perencanaan PT. Sisirau mengusahakan proyek pembangunan diatas lahan 20 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara PT. Sisirau dengan PT. Desa Jaya pada tanggal 6 Juni 1997 yang diperkuat adanya surat keputusan kantor pertahanan Kabupaten Aceh Timur No. 15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan PMKS.

Guna berpasrtisipasi dalam program tersebut. PT. Sisirau berencana mengusahakan proyek pabrik pengolahan di atas lahan seluas 20 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara PT. Sisirau dengan PT. Desa Jaya pada tanggal 23 Juni 1999 yang diperkuat oleh adanya Surat Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh timur No. 15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan pabrik kelapa sawit. Pabrik kelapa sawit akan dibangun dengan


(41)

kapasitas 30 ton TBS/jam. Pada saat studi ini dilaksanakan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi yaitu pematang lahan.

Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri dengan luas 3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6000 Ha dilakuka kerjasama dengan PT. Semadam mempunyai luas kebun 3.550 Ha yang berjarak 10 Km.

4.1.2 Visi dan Misi

4.1.2.1 Visi PT. Sisirau, Aceh Tamiang

1. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dengan standar internasional yang memiliki komitmen serta aktif berkontribusi bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara social maupun ekonomi.

2. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan mengedepankan kualitas yang diterima oleh pasar baik nasional maupun internasional.

4.1.2.2 Misi PT. Sisirau Aceh Tamiang

1. Berperan aktif salam melakukan sosiaisasi serta pendampingan program yang berkaitan erat dengan peningkatan taraf dan standar hidup masyarakat yang terkait dengan pengembangan, kesejahteraan ekonomi, kesehatan dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Taat dan patuh pada Undang-Undang dan peraturan yang berlaku pada wilayah Negara Republik Indonesia.


(42)

3. Berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan serta menjaga sumber daya alam dan hayati yang ada, melakukan gerakan penyelamatan lingkungan secara berkala untuk menjaga keseimbangan dampak kerusakan lingkungan.

4. Berperan aktif bersama stekholder, dan masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam mensejahterakan perekonomian masyarakat sekitar kebun kelapa sawit.

4.1.3 Operasi PMKS

Tahapan-tahapan proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi CPO dalam operasi PMKS sebagai berikut :

1. Penerimaan TBS

Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk ke pabrik diangkut dengan menggunakan truk. Buah lalu ditimbang di jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat buah yang diterima oleh pabrik. Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke lantai Loading Ramp tempat penimbunan sementara sebelum dimasukkan ke rebusan. Buah yang akan diolah disortir di lantai Loading ramp. Jalan yang dilalui oleh truk pengangkut TBS dari sumbernya ke PMKS adalah Jalan lintas kecamatan dan jalan lintas provinsi.

2. Sterilizer atau Perebusan

Sebagai bahan bakar untuk memperoleh uap air sterilizer atau perebusan TBS digunakan cangkang dan serat buah sawit. Cangkang dan serat ini merupakan limbah padat hasil sisa proses pengolahan TBS menjadi CPO. Buah yang telah disortir dimasukkan ke dalam lori yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang


(43)

dan langsung dimasukkan ke alat sterilizer. Alat ini merupakan bejana perebusan dengan menggunakan uap air bertekanan sekitar 3 kg/cm2. Adanya lubang-lubang pada lori untuk memudahkan uap air masuk dan merebus buah secara merata. Proses perebusan ini bertujuan untuk :

 Mematikan jamur dan enzim-enzim yang dapat menghidrolisa minyak, sehingga kualitas minyak yang akan dihasilkan menurun akibat tingginya kandungan asam lemak bebas.

 Memudahkan buah lepas dari tandannya di dalam thresser, agar buah mudah dilumatkan di dalam digester.

 Memudahkan pemisahan cangkang dari inti dengan keluarnya air dari biji. Proses perebusan biasanya berlangsung selama ± 90 menit dan uap yang dibutuhkan sebesar 6600 kg uap rebusan TBS. Pada proses perebusan ini dihasilkan kondensat yang mengandung 1,2 % minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam fat pit untuk memisahkan minyak dan air. Minyak yang terpisah diambil secara manual untuk recycle kembali. Tandan buah yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan tripller.

3. Pemisahan Brondolan (Stripping)

Perlakuan kedua terhadap buah setelah disterilisasi disebut stripping atau threshing. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruitlet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher berupa drum berputar (rotary drum thresher). Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih ada brondolan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut USB (Unstripped


(44)

Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double threshing”. Sistem ini bekerja dengan cara tandan kosong (EFB : Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke thresher kedua yang selanjutnya tandan kosong dibawa ke tempat penumpukan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh pihak lain diluar pabrik.

4. Pelumatan (Digesting)

Buah yang lepas dari tandan dan dibawa ke alat digester oleh fruit conveyor. Dalam digester dengan menggunakan pisau-pisau digester daging buah dilepaskan dari biji. Selama pelumatan berlangsung temperatur dalam digester dijaga stabil 100°C menggunakan uap.

5. Pengempaan (Pressing)

Masa buah dimasukkan ke dalam screw press (alat kempa) terpadu dengan sistem automatis hidrolik, dapat menurunkan oil losses, mesin pengempa yang biasa digunakan adalah double screw press. Alat ini terdiri dari dua worm screw yang terletak di dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur. Akibat putaran kedua worm screw dan penekanan cone maka minyak dalam mesocarp akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang kecil pada press cake. Ampas hasil kempa campuran serat (fibre) dan kernel (nut) keluar melalui bagian ujung worm screw. Proses pengempaan harus dilakukan sampai kering sehingga minyak yang melekat pada ampas (oil losses) pengempaan cukup rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone, tetapi akibatnya akan menaikkan jumlah kernel yang pecah. Agar di peroleh pengektrasian minyak yang maksimum diperlukan keseimbangan dan proses pengendalian yang baik.


(45)

6. Pemurnian Minyak (Clarification)

Hasil dari proses pengempaan diperoleh CPO (Crude Palm Oil) yang merupakan campuran minyak, air, dan padatan (solid). Penyaringan minyak ini dilakukan dengan alat vibrating screen yang bertujuan untuk memisahkan partikel-partikel serat dan cangkang yang terbawa bersama saat keluar dari proses pengempaan. Disamping itu, penyaringan juga menurunkan kekentalan (viscosity) CPO yang selanjutnya dipompakan ke tangki clarifier.

Pengutipan minyak secara statis berlangsung dalam clarifier tank. Dalam tangki ini berlaku sistem pengendapan, dimana minyak mempunyai berat jenis ringan akan berada di lapisan atas, sedangkan sludge berada di lapisan bawah. Minyak yang berada dilapisan atas masuk ke tangki oil tangki dan sludge dimasukkan ke dalam tangki lumpur (sludge tank). Desain volume clarifier tank harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik dengan ketentuan volume 3,75 m3/ton TBS. Hal ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk pengendapan (retention time) adalah 4 (empat) sampai 5 (lima) jam dan temperatur dipertahankan 100°C.

7. Pengolahan Inti Sawit

Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serat/serabut dimasukkan ke depericarper melalui cake breaker conveyer yang menggunakan sistem parang-parang pelempar sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan serat dari biji pada depericarper. Pemisahan ini terjadi akibat perbedaan daya isap blower. Biji ditampung pada nut silo. Serat yang terpisah dialirkan ke boiler sebagai bahan bakar ketel uap.


(46)

8. Ripple Mill

Ripple mill adalah alat untuk memecah biji dengan cara digiling dengan putaran rotor bar sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate, selanjutnya biji dialirkan ke dalam mesin Ripple Mill untuk pemecahan biji. Masa biji yang pecah dialirkan ke Light Tenera Dust Seperator (LTDS) dan grading traction grade untuk memisahkan cangkang halus dengan Nut utuh yang terlewat dari ripple mill.

9. Clay Bath

Masa cangkang yang bercampur inti dialirkan masuk ke clay bath untuk memisahkan cangkang dengan inti. Clay bath terdiri dari bak clay bath, kernel vibrating, dan shell vibrating. Cangkang yang dipakai sebagai bahan bakar ketel uap selebihnya dijual kepada Pihak Ketiga, sedangkan inti dialirkan masuk ke dalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7 % dengan tingkat pengeringan 50 oC, 60 oC, dan 75 oC, dalam waktu 4-5 jam. Selanjutnya, inti ditimbun dalam kernel storage pada bulk silo (Hopper) yang siap untuk dipasarkan.


(47)

4.2 Deskripsi hasil Penelitian

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Perubahan Akibat Stres Kerja pada Proses Produksi

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Perubahan Akibat Stres Kerja pada Proses Produksi

No.

INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA Perubahan Fisiologis,

Psikologis, dan Perilaku Selama 1 Bulan Terakhir

Tidak Pernah (0) Kadang-kadang (1) Sering (2) Fisiologis

D1 Sakit kepala / pusing - 9 36

D2 Sakit punggung 3 14 28

D3 Gangguan seksual 44 1 -

D4 Asma/ sesak nafas 19 23 3

D5 Gangguan pencernaan pada

lambung dan usus 10 21 14

D6 Insomnia 6 7 32

D7 Diare 43 2 -

D8 Telinga berdenging 10 20 15

D9 Bruxims (menggertakan

gigi di malam hari) 37 6 2

D10 Sakit sendi tempero

mandibular (sakit rahang) 45 - -

D11 Gejala tekanan darah tinggi 28 15 2

D12 Gejala PJK (Penyakit

Jantung Koroner) 32 13 -

D13 Gejala herpes 45 - -

D14 Migrain (sakit kepala

sebelah) 2 28 15

D15 Gejala tukak lambung 32 12 1

D16 Jantung berdebar-debar 27 12 6

D17 Sering buang air kecil 10 31 4

D18 Sering keluar keringat - 5 40

D19 Gugup 22 18 5

D20 Nafsu makan hilang 29 7 9

D21 Badan terasa lemah 6 4 35

D22 Letih / lesu 7 4 34

Psikologi

D23 Mudah marah 30 10 5

D24 Mudah tersinggung 40 4 1

D25 Perasaan tertekan 28 12 5

D26 Merasa cemas/ gelisah 40 5 -


(48)

D28 Sikap acuh tak acuh 42 3 -

D29 Perasaan tegang 45 - -

Perilaku

D30 Merasa malas bekerja 10 32 3

D31 Absenteisme tiggi 39 6 -

D32 Kurang konsentrasi 20 15 10

D33 Cepat merasa lupa 32 5 8

D34 Menunda-nunda pekerjaan 34 9 2

D35 Minum kopi/merokok 2 3 40

D36 Minum obat tidur/ obat

penenang 40 5 -

D37 Mengkonsumsi minuman

beralkohol 45 - -

D38 Menghindar dari interaksi

sosial (pergaulan) 34 6 5

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada perubahan fisiologis, terdapat 36 orang sering mengalami sakit kepala, dan 9 orang lainnya jarang. Sebanyak 28 orang sering mengalami sakit punggung, 14 orang jarang mengalaminy, dan 3 orang lainnya tidak pernah mengalami sakit punggung. Terdapat 44 orang tidak pernah mengalami gangguan seksual, dan hanya 1 orang yang jarang mengalami gangguan seksual. Sebanyak 3 orang sering mengalami asma, 23 orang jarang, dan 19 orang tidak pernah mengalami asma/sesak nafas. Ada 10 orang tidak perna mengalami gangguan pada lambung dan usus, 21 orang jarang mengalami, dan 14 orang lainnya sering mengalami gangguan pada lambung dan usus. Sebanyak 32 orang sering megalami insomnia, 7 orang jarang mengalaminya, dan 6 orang tidak pernah mengalami insomnia. Dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 orang jarang mengalami diare dan 43 lainnya tidak pernah mengalami diare. Sebanyak 15 orang pekerja sering mengalami telinga berdenging, 20 orang jarang mengalaminya, dan 10 orang lainnya tidak pernah mengalainya. Sebanyak 2 orang sering mengalami bruxims, 6 orang jarang, dan 37 orang lainnya tidak pernah mengalami bruxims. Seluru pekerja sebanyak 45


(49)

orang tidak pernah mengalami sakit rahang. Ada 2 orang pekerja merasa sering mengalami gejala tekanan darah tinggi, 15 orang jarang, dan 28 orang lainnya tidak pernah. Sebanyak 32 orang pekerja tidak pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, dan 13 orang lainnya jarang. Keseluruhan pekerja sebanyak 45 orang tidak pernah mengalami gejala herpes. Sebanyak 15 orang sering mengalami migraine, 28 orang jarang mengalami migraine, dan 2 orang lainnya tidak pernah mengalami migrain. Sebanyak 32 orang tidak pernah mengalami gejala tukak lambung, 12 orang jarang mengalaminya, dan satu orang sering mengalami tukak lambung. Ada 27 orang pekerja tidak pernah mengalami jantung berdebar-debar, 12 orang jarang mengalaminya, dan 6 orang lainnya sering mengalami jantung berdebar-debar. Sebanyak 4 orang pekerja merasa sering buang air kecil, 31 orang lainnya jarang, dan 10 orang lainnya merasa tidak sering buang air kecil. Sebanyak 40 orang pekerja merasa seing keluar keringat, dan 5 orang lainnya jarang keluar keringat. Ada 5 orang pekerja sering merasa gugup, 18 orang jarang, dan 22 orang lainnya tidak pernah merasa gugup. Terdapat 9 orang pekerja merasa sering kehilangan nafsu makan, 7 orang lainnya jarang, dan 29 orang lainnya tidak pernah kehilangan nafsu makan. Sebanyak 6 orng pekerja tidak pernah merasa badannya terasa lemah, 4 orang lainnya merasa jarang, dam 35 orang lainnya merasa badannya sering terasa lemah. Sebanyak 34 orang pekerja merasa letuh/lesu, 4 orang lainnya jarang merasa letih/lesu, dan 7 orang lainnya tidak pernah. Ada 40 orang merasa tidak pernah merasa gelisah, dan 5 orang lainnya merasa jarang merasa gelisah. Sebayak 44 orang tidak pernah merasa putus asa, dan 1 orng lainnya jarang memiliki rasa mudah putus asa.


(50)

Sebanyak 42 orang pekerja tidak pernah memiliki sikap acuh tak acuh, dan 3 orang lainnya merasa pernah mengalami sikap acuh tak acuh. Keseluhan pekerja sebanyak 45 orang tidak pernah memiliki perasaan tegang.

Pada perubahan psikologi, sebanyak 30 orang pekerja merasa tidak mudah marah, 10 orang merasa jarang mudah marah, dan 5 orang lainnya sering merasa mudah marah. Sebanyak 40 orang pekerja tidak pernah merasa mudah tersinggung, 4 orang jarang merasa mudah tersinggung, dan 1 orang lainnya merasa sering mudah tersinggung. Terdapat 5 pekerja merasa perasaannya tertekan, 12 orang merasa perasaannya jarang tertekan, dan 28 orang lainnya tidak merasa tertekan.

Pada perusahaan perilaku, sebanyak 3 orang sering mengalami mersa malas bekerja, 32 orang lainnya merasa jarag, dan 10 orang lainnya tidak pernah mengalami rasa malas bekerja. Sebanyak 39 orang merasa bahwa absenteismenya tidak tinggi, dan 6 orang lainnya jarang. Sebanyak 10 orang pekerja merasa sering kurang konsentrasi, 15 orang jarang mengalami kurang konsentrasi, dan 20 orang lainnya tidak pernah mengalami kurang konsentrasi. Sebanyak 8 orang pekerja mengaku sering ceta merasa lupa, 5 orang jarang, dan 32 oran lainnya merasa tidak pernah cepat merasa lupa. Ada 34 orang pekerja tidak pernah merasa menunda pekerjaannya, 9 orang lainnya jarang, dan 2 orang lainnya sering merasa menunda pekerjaannya. sebanyak 40 orang pekerja sering minum kopi dan merokok, 3 orang lainnya jarang, hanya 2 orang yang tidak pernah minum kopi/merokok. Sebanyak 40 orang pekerja tidak pernah minum obat penenang/obat tidur, dan 5 orang lainnya pernah melakukannya. Seluruh pekerja


(51)

sebanyak 45 orang mengaku tidak pernah minum minuman beralkohol. Ada 5 orang pekerja merasa sering menghindari interaksi sosial, 6 orang lainnya jarang melakukannya, dan 34 orang pekerja lainnya tidak pernah melakukannya.

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Stres di Tempat Kerja pada Proses Produksi

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Stres di Tempat Kerja pada Bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016

No. Tingkat Stres Frekuensi (Orang)

Presentase (%)

1. Stres Ringan 15 33,3

2. Stres Berat 30 66,7

Total 45 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang mengalami stres ringan yaitu sebanyak 15 orang (33,3%), dan 30 orang (66,7%) lainnya mengalami stres berat.

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individu, Faktor Intrinsik, dan Faktor Ekstrinsik pada Bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individu di Tempat Kerja pada Bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016

Variabel Frekuensi (Orang)

Presentase (%)

Umur < 39

≥ 39 Total 16 29 45 35,6 64,4 100 Masa Kerja < 12

≥ 12 Total 15 30 45 33,3 66,7 100


(52)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki umur ≥ 39 tahun dengan jumlah 29 orang (35,6%) dan responden yang memiliki umur < 39 tahun sebanyak 16 orang (64,4%).

Pada variabel masa kerja, diketahui bahwa 30 orang responden (66,7%) memiliki masa kerja ≥ 12 tahun, dan yang bekerja < 12 tahun sebesar 15 responden (33,3%).

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Intrinsik di Tempat Kerja pada Bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016

Variabel Frekuensi (Orang)

Presentase (%) Jam Kerja > 8

≤ 8 Total 45 0 45 100 0 100 Beban Kerja Ringan

Sedang Total 17 28 45 37,8 62,2 100 Rutinitas Tdk Membosankan

Membosankan Total 24 21 45 53,5 46,7 100 Kebisingan Mengganggu

Tidak Mengganggu Total 40 5 45 88,9 11,1 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh pekerja memiliki jam kerja > 8 jam yaitu 45 orang (100%).

Pada variabel beban kerja berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki beban kerja yang sedang, yaitu sebanyak 28 orang (62,2%) dan 17 orang lainnya (37,8%) memiliki beban kerja yang ringan.


(53)

Pada tabel diatas, 24 orang (53,3%) menunjukkan memiliki rutinitas yang tidak membosankan sedangkan responden yang menganggap memiliki rutinitas yang membosankan sebanyak 21 orang (46,7%).

Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 40 orang (88,9%) pekerja merasakan bahwa kebisingan mengganggu pekerjaan mereka, sedangka 5 orang (11,1%) lainnya menganggap kebisingan tidak mengganggu mereka.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Ekstrinsik di Tempat Kerja pada Bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016

Variabel Frekuensi (Orang) Presentase (%) Peran Individu dalam Orgaisasi Kerja Tidak Berperan Berperan Total 28 17 45 62,2 37,8 100 Hubungan Interpersonal Baik Buruk Total 41 4 45 91,1 8,9 100 Perkembangan Karir Memuaskan Tidak Memuaskan Total 13 32 45 28,9 71,1 100 Struktur Organisasi dan Iklim Kerja Mendukung Tidak Mendukung Total 17 28 45 37,8 62,2 100

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ada 28 orang (62,2%) pekerja tidak berperan dalam peran individu dalam organisasi kerja, dan hanya 17 orang (37,8%) yang berperan.

Sebagian besar hubungan interpersonal pekerja pada tabel diatas menunjukkan bahwa 41 orang (91,1%) baik, dan hanya 4 orang (8,9%) yang memiliki hubungan interpersonal yang buruk.


(54)

Pada variabel perkembangan karir, sebanyak 32 orang (71,1%) pekerja menyatakan tidak puas akan perkembangan karirnya, dan hanya 13 orang (28,9%) yang puas akan perkembangan karirnya.

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada variabel struktur organisasi dan iklim kerja mendukung ada 17 orang (37,8%) dan 28 orang (62,2%) lainnya menyatakan bahwa truktur organisasi dan ikim kerja tidak mendukung.

4.3 Hasil Uji Statistik

Tabel 4.6 Distribusi Responden menurut Faktor Individu (Umur dan Masa Kerja) dengan Stres Kerja pada bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016.

Variabel

Kejadian Stres

Total Presentase (%)

Sig (ρ) Ringan Berat

N % N %

Umur < 39 ≥ 39 Total 8 7 15 17,8 15,6 33,3 8 22 30 17,8 48,9 66,7 16 29 45 35,6 64,4 100 0.078 Masa Kerja < 12 ≥ 12 Total 5 10 15 11,1 22,2 33,3 10 20 30 22,2 44,4 66,7 15 30 45 33,3 66,7 100 1.000

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang mengalami stres kerja ringan dengan umur < 39 tahun sebanyak 8 orang (17,8%), dan yang mengalami stres kerja berat juga sebanyak 8 orang (17,8%). Pada umur ≥ 39 tahun, yang mengalami stres kerja berat lebih banyak yaitu 20 orang (44,4%) dan hanya 10 orang yang mengalami stres kerja ringan, yaitu 10 orang (22,2%). Berdasarkan uji chi-square antara masa kerja dengan stres kerja menunjukkan


(55)

nilai ρ = 0,078 (ρ > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan stres kerja.

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 23 orang (51,1%) pekerja mengalami stres kerja ringan dengan masa kerja ≥ 12 tahun, sedangkan 6 orang (13,3%) lainnya mengalami stres berat. Pada masa kerja < 12 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 13 orang (28,9%) mengalami stres rigan, dan 3 orang (6,7%) lainnya mengalami stres berat. Berdasarkan uji chi-square antara masa kerja dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 1 (ρ > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja.

Tabel 4.7 Distribusi Responden menurut Faktor Intrinsik (Jam Kerja, Beban Kerja, Rutinitas, dan Kebisingan) dengan Stres Kerja pada bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016.

Variabel

Kejadian Stres

Total Presentase (%)

Sig (ρ) Ringan Berat

n % N %

Jam Kerja > 8 ≤ 8 Total 15 0 15 33,3 0 33,3 30 0 30 66,7 0 66,7 45 0 45 100 0 100 - Beban Kerja Ringan Sedang Total 9 6 15 20 13,3 33,3 8 22 30 17,8 48,9 66,7 17 28 45 37,8 62,2 100 0.030 Rutinitas Tidak Membosankan Membosankan Total 8 7 15 17,8 15,6 33,3 16 14 9 35,6 31,1 66,7 24 21 45 53,3 46,7 100 1.000 Kebisingan Mengganggu Tidak Mengganggu Total 11 4 15 24,4 8,9 33,3 29 1 30 64,4 2,2 66,7 40 5 45 88,9 11,1 100 0.036

Berdasarkan tabel 4.5 menyatakan bahwa responden yang bekerja > 8 jam mengalami stres kerja ringan sebanyak 15 orang (33,3%), sedangkan 30 orang (66,7%) mengalami stres berat. Pengujian statistik antara hubungan antara jam


(56)

kerja dengan stres kerja tidak dapat dilakukan dikarenakan variabel jam kerja hanya memiliki satu kategori saja.

Pada variabel beban kerja menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang (20%) pekerja mengalami stres ringan dengan beban kerja ringan. Dan 8 orang (17,8%) lainnya memiliki beban kerja yang ringan dan mengalami stres berat. Beban kerja sedang dan mengalami stres ringan sebanyak 6 orang (13,3%), dan beban kerja sedang mengalami stres kerja berat sebanyak 22 orang (48,9%). Berdasarkan uji chi-square antara beban kerja dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,030 (ρ < 0,05) yang berarti ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja.

Tabel diatas menyatakan bahwa sebanyak 8 orang (17,8%) mengalami stres kerja ringan dengan rutinitas yang tidak membosankan, sedangkan 16 orang (35,5%) lainnya mengalami stres kerja berat dengan rutinitas yang tidak membosankan. Sebanyak 7 orang (15,6%) mengalami stres kerja ringan dengan rutinitas yang membosankan, dan 14 orang (31,1%) mengalami stres kerja berat dengan rutinitas yang membosankan. Berdasarkan uji chi-square antara rutinitas dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 1,000 (ρ > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara rutinitas dengan stres kerja.

Pada variabel kebisingan, sebagian besar pekerja mengalami stres kerja ringan dengan kebisingan yang dianggap mengganggu sebesar 11 orang (24,4%), sedangkan 29 orang (64,4%) lainnya mengalami stres berat karena kebisingan yang dianggap mengganggu. Sebanyak 4 orang (8,9%) mengalami stres ringan dengan menganggap bahwa kebisingan tidak mengganggu, dan sebanyak 1 orang (2,2%) mengalami stres kerja berat karena kebisingan dianggap mengganggu


(57)

Berdasarkan uji exact fisher antara kebisingan dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,036 (ρ < 0,05) yang berarti ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja.

Tabel 4.8 Distribusi Responden menurut Faktor Ekstrinsik (Peran Individu dalam Organisasi, Hubungan Interpersona, Perkembangan Karir, dan Struktur Organisasi dan Iklim Kerja) dengan Stres Kerja pada bagian Produksi PT. Sisirau, Aceh Tamiang Tahun 2016

Variabel Tingkat Stres Total Perse ntase (%) Sig. (ρ) Ringan Berat

n % n %

Peran Individu dalam Organisasi Berperan Tidak Berperan Total 10 5 15 22,2 11,1 33,3 7 23 30 15,6 51,1 66,7 17 28 45 37,8 62,2 100 0,005 Hubungan Interperso nal Baik Buruk Total 14 1 15 31,1 2,2 33,3 27 3 30 60 6,7 66,7 41 4 45 91,1 8,9 100 1.000 Perkemba ngan Karir Memuaskan Tidak Memuaskan Total 2 13 15 4,4 28,9 33,3 11 19 30 24,4 42,2 66,7 13 32 45 28,9 71,1 100 0.165 Struktur Organisasi & Suasana Kerja Mendukung Tidak Mendukung Total 7 8 15 15,6 17,8 33,3 10 20 30 22,2 44,4 66,7 17 28 45 37,8 62,2 100 0.387

Berdasarkan tabel 4.6 diatas sebagian besar stres kerja berat dengan tidak berperan terhadap peran individu dalam organisasi sebanyak 23 orang (51,1%) dan 7 orang (15,6%) lainnya mengalami stres berat dengan berperan dalam peran individu dalam organisasi. Sebanyak 10 orang (22,2%) mengalami stres ringan dengan berperan dalam peranan individu dalam organisasi, dan 5 orang (11,1%) mengalami stres ringan dengan tidak berperan dalam peranan individu dalam organisasi. Berdasarkan uji chi-square antara peranan dalam organisasi kerja


(58)

dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,005 (ρ < 0,05) yang berarti ada hubungan antara peranan dalam organisasi kerja dengan stres kerja. Berdasarkan uji exact fisher antara hubungan interpersonal dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 1 (ρ > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara peranan hubungan interpersonal dengan stres kerja.

Tabel diatas menyatakan bahwa sebanyak 14 orang (31,1%) mengalami stres kerja ringan dengan hubungan interpersonal yang baik, sedangkan 27 orang (60%) lainnya mengalami stres berat denga hubungan interpersonal yang baik. Sebanyak 1 orang (2,2%) mengalami stres kerja ringan dengan hubungan interpersonal yang buruk dan 3 orang (6,7%) memiliki hubungan interpersonal buruk dengan stres kerja berat.

Pada variabel perkembangan karir menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja mengalami stres ringan dengan tidak memuaskan sebanyak 13 orang (28,9%) dan 19 orang (42,2%) mengalami stres berat dengan perkembangan karir yang tidak memuaskan. Sebanyak 2 orang (4,4%) mengalami stres kerja ringan dengan kategori memuaskan terhadap perkembangan karirnya dan 11 orang (24,4%) mengalami stres kerja berat karena perkembangan karir yang memuaskan. Berdasarkan uji exact fisher antara perkembangan karir dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,165 (ρ > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara perkembangan karir dengan stres kerja.

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 orang (15,6%) mengalami stres kerja ringan karena Struktur dan ikloim organisasi yang mendukung. Sebanyak 10 orang (22,2%) mengalami stres berat karena Struktur dan ikloim


(59)

organisasi yang mendukung. Ada 8 orang (17,8%) mengalami stres kerja ringan karena Struktur dan ikloim organisasi yang mendukung, sementara 20 orang (44,4%) lainnya mengalami stres kerja berat karena Struktur dan ikloim organisasi yang tidak mendukung. Berdasarkan uji chi-square antara peranan dalam organisasi kerja dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,387 (ρ > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara Struktur dan ikliim organisasi dengan stres kerja.


(60)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Umur dengan Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mengalami stres kerja ringan dengan umur < 39 tahun sebanyak 8 orang (17,8%), dan yang mengalami stres kerja berat juga sebanyak 8 orang (17,8%). Pada umur ≥ 39 tahun, yang mengalami stres kerja berat lebih banyak yaitu 20 orang (44,4%) dan hanya 10 orang yang mengalami stres kerja ringan, yaitu 10 orang (22,2%). Berdasarkan uji chi-square antara masa kerja dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,078 (ρ < 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan stres kerja.

Hal ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan Fitri (2013) dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada karyawan bank BMT pada tahun 2013 yang menyatakan bahwa umur adalah salah satu hal yang mempengaruhi stres kerja seseorang dengan nilai ρ = 0,031. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih dan Suwandi (2013) di bagian produksi PT. X Surabaya yang menunjukkan bahwa semakin lanjut usia seseorang, mengalami kecenderungan stres kerja semakin besar.

Menurut Greenberg dalam Firdaus (2005) semakin tua seseorang maka semakin mudah terserang stres, hal ini disebabkan beberapa hal. Pertama, semakin tua seseorang maka semakin berkurangnya daya tahan tubuh terhadap tekanan dan beban yang diterimanya seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh. Kedua, pertambahan umur akan memunculkan pertambahan tanggung jawab dan


(61)

harapan-harapan, serta tuntutan yang muncul dari orang-orang disekitar akan melakukan perubahan dalam kehidupan.

Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis stressor yang paling menganggu. Pada usia dewasa biasanya lebih mampu mengontrol stres dibanding dengan usia kanak-kanak dan usia lanjut. Dengan kata lain orang dewasa biasanya mempunyai toleransi terhdap stres yang lebih baik (Siswanto, 2007). Pekerja dengan usia lebih tua akan semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu berfikir rasional, semakin mampu mengendalikan emosi, semakin toleran terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dirinya dan semakin dapat menunjukkan intelektual dan psikologisnya (Gatot dan Adisasmito, 2005).

Namun stress dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan umur karena faktor umur yang lebih tua pada pekerja di PT. Sisirau biasanya memiliki pengalaman, pemahaman bekerja yang lebih banyak, serta kematangan pola pikir dalam mengambil suatu keputusan sehingga lebih dapat mempertimbangkan kesempatan serta peluang. Selain itu stress berdampak positif (eustres) dalam hal ini, karena para pekerja jadi memiliki kemampuan adaptasi terhadap umurnya mengenai stress yang dialaminya.

5.2 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Stres Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 orang (51,1%) pekerja mengalami stres kerja ringan dengan masa kerja ≥ 12 tahun, sedangkan 6 orang (13,3%) lainnya mengalami stres berat. Pada masa kerja < 12 tahun menunjukkan


(1)

3.3 Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1 Populasi ... 32

3.3.2 Sampel ... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.4.1 Data Primer ... 33

3.4.2 Data Sekunder ... 33

3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... 33

3.5.1 Variabel Penelitian ... 33

3.5.2 Definisi Operasional... 34

3.6 Metode Pengukuran ... 35

3.6.1 Penentuan Tingkat Stres Kerja ... 35

3.6.2 Penentuan Tingkat Rutinitas ... 36

3.6.3 Penentuan Tingkat Kebisingan ... 36

3.6.4 Penentuan Tingkat Peranan dalam Organisasi ... 36

3.6.5 Penentuan Tingkat Hubungan Interpersonal ... 37

3.6.6 Penentuan Tingkat Pengembangn Karir ... 37

3.6.7 Penentuan Tingkat Struktur dan Iklim Organisasi ... 38

3.6.8 Penentuan Tingkat Beban Kerja ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

4.1.1 Sejarah PMKS PT. Sisirau Aceh Tamiang ... 41

4.1.2 Visi dan Misi ... 42

4.1.2.1 Visi PT. Sisirau Aceh Tamiang ... 42

4.1.2.2 Misi PT. Sisirau Aceh Tamiang ... 42

4.1.3 Operasi PMKS ... 43

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Perubahan Akibat Stres di Kerja pada Proses Produksi ... 48

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Stres di Tempat Kerja pada Proses Produksi ... 52

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individu, Faktor Intrinsik, Faktor Ekstrinsik di Tempat Kerja pada Proses Produksi ... 52

4.3 Hasil Uji Statistik ... 55


(2)

5.8 Hubungan Antara Hubungan Interpersonal dengan Stres Kerja ... 71 5.9 Hubungan Antara Perkembangan Karir dengan Stres Kerja... 73 5.10 Hubungan Antara Struktur dan Iklim Organisasi dengan Stres Kerja ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan ... 76 6.2 Saran ... 76


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu

Tubuh dan Denyut Jantung ... 18

Tabel 3.1 Kategori Beban Kerja Menurut Denyut Jantung ... 39

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Perubahan Akibat Stres Kerja ditempat Kerja ... 48

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Stres ditempat Kerja ... 52

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individu ... 52

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Intrinsik ... 53

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Ekstrinsik ... 54

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Faktor Individu dengan Stres Kerja ... 55

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Intrinsik dengan Stres Kerja ... 56

Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut Faktor Ekstrinsik dengan Stres Kerja ... 58


(4)

DAFTAR GAMBAR


(5)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Output

Lampiran 4 Surat Permohonan Survei Pendahuluan

Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 6 Surat Izin Survey Pendahuluan

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Malia MZ

Tempat Lahir : Rantai Prapat

Tanggal Lahir : 13 Pebruari 1995

Suku Bangsa : Aceh

Agama : Islam

Nama Ayah : Ir. Muktar

Suku Bangsa Ayah : Aceh

Nama Ibu : Cut Zahi Nura

Suku Bangsa Ibu : Aceh

Pendidikan Formal

1. SD/ Tamatan Tahun : SD Taman Pendidikan Islam Medan/ 2006 2. SLTP/ Tamatan Tahun : SMP Al-Azhar MEDAN/ 2009

3. SLTA/ Tamatan Tahun : SMA Harapan 1 MEDAN/ 2012 4. Lama Studi di FKM USU : 2012 - 2016