Hubungan Antara Peran Individu dalam Organisasi dengan Stres

Kebisingan terbukti berhubungan dengan kejadian stres kerja di PT. Sisirau, Aceh Tamiang, karena berdasarkan pengamatan peneliti sewaktu di lapangan masih banyaknya pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung telinga terutama ear plug dan seringkali menggunakan bahasa isyarat jika ingin menyampaikan sesuatu ketika mereka bekerja. Ada beberapa pekerja yang juga tidak mengeluh denga kebisingan yang dialami, karena lokasi kerja tidak terlalu dekat dengan area yang mengalami kebisingan, yang tidak terganggu dengan adanya kebisingan adalah pekerja yang berada pada bagian water treatment. Sehubungan dengan alat pelindung diri yang disediakan perusahaan yaitu earplug, hanya dapat menekan kebisingan hingga 30dB saja. Sehingga disarankan agar pihak perusahaan dapat menyediakan APD untuk mengurangi kebisingan yaitu earmuff karena earmuff agar menekan angka kebisingan sampai dengan 40-50 dB. Selain itu penggunaan earmuff lebih mudah dipantau dalam pemakaiannya.

5.7 Hubungan Antara Peran Individu dalam Organisasi dengan Stres

Kerja Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar stres kerja berat dengan tidak berperan terhadap peran individu dalam organisasi sebanyak 23 orang 51,1 dan 7 orang 15,6 lainnya mengalami stres berat dengan berperan dalam peran individu dalam organisasi. Sebanyak 10 orang 22,2 mengalami stres ringan dengan berperan dalam peranan individu dalam organisasi, dan 5 orang 11,1 mengalami stres ringan dengan tidak berperan dalam peranan individu dalam organisasi. Berdasarkan uji chi-square antara peranan dalam organisasi kerja Universitas Sumatera Utara dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,005 ρ 0,05 yang berarti ada hubungan antara peranan individu dalam organisasi kerja dengan stres kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh French dan Chaplan dalam Aulya 2010 yang menyatakan bahwa apabila seorang karyawan tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dirinya, maka hal tersebut dapat menyebabkan karyawan tersebut menjadi tidak betah dalam bekerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seorang pekerja yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memiliki hasil kerja yang lebih baik dan mengurangi tekanan dalam bekerja yang dapat menyebabkan stres Munandar, 2001. Peran individu dalam organisasi berhubungan dengan stress kerja pada pekerja di PT. Sisirau, Aceh Tamiang, menurut para perkerja adalah karena mereka tidak pernah diikursertakan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Mereka hanya mendapatkan perintah untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat oleh atasan mereka saja. Pernah mereka ikut dalam pengambilan keputusan, dengan memberikan saran, namun saran yang mereka berikan tidak diaplikasikan dalam pekerjaan mereka, dan ada beberapa pekerja yang merasa sia-sia jika memberikan saran sehingga mereka hanya memilih untuk melaksanakan apa yang diperintahkan saja.

5.8 Hubungan Antara Hubungan Interpersonal dengan Stres Kerja