harapan, serta tuntutan yang muncul dari orang-orang disekitar akan melakukan perubahan dalam kehidupan.
Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis stressor yang paling menganggu. Pada usia dewasa biasanya lebih mampu
mengontrol stres dibanding dengan usia kanak-kanak dan usia lanjut. Dengan kata lain orang dewasa biasanya mempunyai toleransi terhdap stres yang lebih baik
Siswanto, 2007
.
Pekerja dengan usia lebih tua akan semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu
berfikir rasional, semakin mampu mengendalikan emosi, semakin toleran terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dirinya dan semakin dapat menunjukkan
intelektual dan psikologisnya Gatot dan Adisasmito, 2005. Namun stress dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan umur karena
faktor umur yang lebih tua pada pekerja di PT. Sisirau biasanya memiliki pengalaman, pemahaman bekerja yang lebih banyak, serta kematangan pola pikir
dalam mengambil suatu keputusan sehingga lebih dapat mempertimbangkan kesempatan serta peluang. Selain itu stress berdampak positif eustres dalam hal
ini, karena para pekerja jadi memiliki kemampuan adaptasi terhadap umurnya mengenai stress yang dialaminya.
5.2 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Stres Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 orang 51,1 pekerja mengalami stres kerja ringan dengan
masa kerja ≥ 12 tahun, sedangkan 6 orang 13,3 lainnya mengalami stres berat. Pada masa kerja 12 tahun menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa sebanyak 13 orang 28,9 mengalami stres ringan, dan 3 orang 6,7 lainnya mengalami stres berat.
Berdasarkan uji chi-square antara masa kerja dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 1 ρ 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara masa
kerja dengan stres kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Munandar 2001, pekerja yang telah
bekerja lebih dari 5 tahun biasanya memiliki tingkat kejenuhan yang lebih tinggi daripada pekerja yang baru bekerja. Tidak adanya hubungan yang bermakna
antara masa kerja dengan stres kerja atau masa kerja bukan termasuk faktor yang mempengaruhi stres kerja karena stresor yang sama dapat dipersepsi secara
berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam Selye, 1956 dalam Widyasari,
2005. Pengaruh positif terjadi bila semakin lama seorang pekerja bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya Budiono, dkk, 2003.
Menurut Mochtar, dkk. yang dikutip dalam Nadialis dan Nugrohoseno 2014, masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorag karyawan lebih merasa
betah dalam suatu perusahaan, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang karyawan
akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Sejalan dengan teori tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata para
pekerja bagian produksi di PT. Sisirau, Aceh Tamiang tidak mengalami stres kerja oleh masa kerja mereka sudah berpengalaman dalam pekerjaannya dan mereka
sudah mampu beradaptasi dengan pekerjaan yang mereka lakukan, serta setiap
Universitas Sumatera Utara
orang memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap stressor yang mereka hadapi. Selain itu stress berdampak positif eustres dalam hal ini, karena para
pekerja jadi memiliki kemampuan adaptasi terhadap tempat kerjanya mengenai stress yang dialaminya dengan masa kerja yang cukup lama.
5.3 Hubungan antara Jam Kerja dengan Stres Kerja