Hubungan Antara Kebisingan dengan Stres Kerja

responden yang diteliti disebabkan karena pekerja pada bagian produksi sudah terbiasa menghadapi pekerjaan yang berulang-ulang dan monoton. Selain itu mereka memiliki motivasi yang cukup baik mengingat ada keluarga yang menjadi tanggung jawab mereka. Perusahaan juga mengadakan rotasi pekerja setiap satu tahun sekali, namun hal tersebut tetap tidak berpengaruh terhadap rutinitas mereka. Mereka dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik. Selain itu stress berdampak positif eustres dalam hal ini, karena para pekerja jadi memiliki kemampuan adaptasi terhadap rutinitas mengenai stress yang dialaminya.

5.6 Hubungan Antara Kebisingan dengan Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pekerja mengalami stres kerja ringan dengan kebisingan yang dianggap mengganggu sebesar 11 orang 24,4, sedangkan 29 orang 64,4 lainnya mengalami stres berat karena kebisingan yang dianggap mengganggu. Sebanyak 4 orang 8,9 mengalami stres ringan dengan menganggap bahwa kebisingan tidak mengganggu, dan sebanyak 1 orang 2,2 mengalami stres kerja berat karena kebisingan dianggap mengganggu Berdasarkan uji exact fisher antara kebisingan dengan stres kerja menunjukkan nilai ρ = 0,036 ρ 0,05 yang berarti ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan dengan teorinya Hurrell dkk yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah kebisingan Wantoro, 1999. Kebisingan merupakan suara-suara yang tidak dikehendaki. Kebisingan sangat mengganggu pekerja dalam bekerja, baik dalam hal pemusatan perhatian terhadap pekerjaannya maupun berkomunikasi dengan Universitas Sumatera Utara orang lain. Keadaan ini dapat mengganggu pendengaran, terjadinya kecelakaan kerja, menimbulkan terjadinya gangguan atau pengaruh psikologis dari pekerja dalam bentuk gangguan emosi, temperamen dan lain-lain. Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja adalah mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu komunikasi, mengurangi konsentrasi Budiono, dkk, 2003. Suara bising didengar sebagai rangsangan pada sel syaraf pendengar dalam telinga yang ditimbulkan getaran dari sumber bising mesin produksi. Gelombang tersebut merambat melalui udara atau penghantar lainnya, mengaktifkan sistem syaraf simpatis dan pusat hormonal di otak hipotalamus seperti kotekolamin, epinefrin, norepinefrine, glukokortikoid, kortisol hormon stres dan kortison. Sistem Hipotalamus-Pituitary-Adrenal HPA merupakan bagian penting dalam sistem neuroendokrin yang berhubungan dengan terjadinya stres, hormon adrenal berasal dari medula adrenal sedangkan kortikostreroid dihasilkan oleh korteks adrenal. Kelebihan hormon kortisol bisa merusak fungsi di bagian prefrontal korteks yaitu pusat emosional. Daerah ini juga berfungsi mengatur fungsi perencanaan, penalaran dan pengendalian rangsangan atau impuls. Hipotalamus akan merangsang hipofisis, kemudian hipofisis akan merangsang saraf simpatis. Pada waktu sumber stres stressor berhasil diidentifikasi, otak akan mengirimkan pesan yang bersifat biokimia kepada semua sistem dalam tubuh. Akibatnya, pernafasan akan meningkat, tekanan darah naik, otot menjadi tegang, dan timbul gejala fisiologis lainnya. individu hanya mempunyai sumber energi yang terbatas, dan keterbatasan kemampuan untuk menghadapi stressor sehingga individu tersebut menjadi stres Nuzulia, 2010. Universitas Sumatera Utara Kebisingan terbukti berhubungan dengan kejadian stres kerja di PT. Sisirau, Aceh Tamiang, karena berdasarkan pengamatan peneliti sewaktu di lapangan masih banyaknya pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung telinga terutama ear plug dan seringkali menggunakan bahasa isyarat jika ingin menyampaikan sesuatu ketika mereka bekerja. Ada beberapa pekerja yang juga tidak mengeluh denga kebisingan yang dialami, karena lokasi kerja tidak terlalu dekat dengan area yang mengalami kebisingan, yang tidak terganggu dengan adanya kebisingan adalah pekerja yang berada pada bagian water treatment. Sehubungan dengan alat pelindung diri yang disediakan perusahaan yaitu earplug, hanya dapat menekan kebisingan hingga 30dB saja. Sehingga disarankan agar pihak perusahaan dapat menyediakan APD untuk mengurangi kebisingan yaitu earmuff karena earmuff agar menekan angka kebisingan sampai dengan 40-50 dB. Selain itu penggunaan earmuff lebih mudah dipantau dalam pemakaiannya.

5.7 Hubungan Antara Peran Individu dalam Organisasi dengan Stres