commit to user 69
Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan uji Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dengan tingkat signifikansi
a = 0,05. Rangkuman hasil penelitian untuk uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4. Rangkuman Uji Homogenitas Variansi Kelompok
2 o b s
c
2 ta b e l
c Keputusan Kesimpulan
Eksperimen 1 dan eksperimen 2
0,17486 3,841
Ho diterima
Kedua kelompok mempunyai variansi
yang sama
Kemampuan awal tinggi, sedang dan
rendah 3,99943
5,991 Ho
diterima Ketiga kelompok
mempunyai variansi yang sama
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26. Dari hasil analisis uji homogenitas variansi hasil belajar matematika di atas,
tampak bahwa nilai
2 obs
c untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
kurang dari
0,05;1
, dan
2 obs
c untuk kelompok kemampuan awal tinggi, sedang dan
rendah kurang dari
0,05;2
, berarti pada tingkat signifikansi a = 0,05 menunjukkan
bahwa sampel random data hasil belajar matematika kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai variansi yang sama. Demikian pula untuk sampel
random data hasil belajar kategori kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah juga mempunyai variansi yang sama.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Hasil perhitungan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan sel tidak sama dan taraf signifikansi
05 ,
=
a disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Rangkuman Analisis Variansi Sumber
JK dk
RK F
obs
F a
Keputusan uji
commit to user 70
Model pembelajaranA
1067,78 1
1067,78 9,15
3,84 H
ditolak Kemampuan awal B
32337,16 2
16168,58 138,56 3,00
H ditolak
Interaksi AB 317,27
2 158,63
1,36 3,00 H
diterima Galat G
23105,10 198
116,69 Total
56827,31 203
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa: a. Pada efek utama A model pembelajaran, nilai statistik uji F
a
= 9,15 dan F
0,05;1,198
= 3,84, ternyata F
a
F
0,05;1,198
dengan demikian H
0A
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
a =0,05 terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi sistem persamaan linear. b. Pada efek utama B tingkat kemampuan awal siswa, harga statistik uji F
b
= 138,56 dan F
0,05;2;198
= 3,00, ternyata F
b
F
0,05;2;198
dengan demikian H
0B
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
a = 0,05 tingkat kemampuan awal siswa yang tinggi, sedang dan rendah memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X semester 1 pada materi sistem persamaan linear. c
. Pada efek interaksi AB model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa,
harga statistik uji F
ab
= 1,36 dan F
0,05;2;198
= 3,00, ternyata F
ab
F
0,05;2;198
dengan demikian H
0AB
diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan a =0,05 tidak terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi sistem persamaan
linear. Data tentang analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama selengkapnya terdapat pada Lampiran 28.
4. Uji Lanjut Pasca Anava
commit to user 71
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh bahwa H
0A
dan H
0B
ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk melacak perbedaan rerata khususnya untuk uji hipotesis yang kedua.
Dalam penelitian ini uji lanjut menggunakan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe.
Uji komparasi ganda hanya dikenakan pada faktor kolom yang terdiri dari 3 kategori yaitu kemampuan awal tinggi, sedang dan
rendah sedangkan pada faktor baris tidak perlu dilajukan uji komparasi karena hanya terdiri dari 2 kategori sehingga cukup dengan melihat rataan marginalnya.
Sebelum melihat hasil komparasi rataan antar kolom, di bawah ini Tabel 4.6 menyajikan rangkuman rataan antar sel lengkap dengan rataan marginalnya.
Tabel 4.6. Rangkuman Rataan antar Sel dan Rataan Marginal Model Pembelajaran
Kemampuan Awal Rerata
marginal n
Tinggi Sedang
Rendah Eksperimen 1STAD
81,548 70,732
52,966 68,950
101 Eksperimen 2NHT
80,429 64,735
46,000 64,272
103 Rerata marginal
81,017 67,467
49,673 n
59 90
55 204
Rangkuman hasil uji komparasi rataan antar kolom disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rataan antar Kolom H
F
hitung
F
kritik
Keputusan Uji µ
.1
= µ
.2
55,9948 6,00
H ditolak
µ
.1
= µ
.3
239,864 6,00
H ditolak
µ
.2
= µ
.3
92,6049 6,00
H ditolak
Keterangan:
m.
1
: rerata populasi hasil belajar matematika untuk kemampuan awal tinggi m.
2
: rerata populasi hasil belajar matematika untuk kemampuan awal sedang m.
3
: rerata populasi hasil belajar matematika untuk kemampuan awal rendah
commit to user 72
Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rataan antar kolom, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. µ
.1
≠ µ
.2
, H ditolak ini berarti ada perbedaan terhadap hasil belajar jika dilihat dari tingkat
kemampuan awal siswa, selanjutnya dari tabel rerata marginal dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai hasil belajar lebih baik jika
dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang. 2.
µ
.1
≠ µ
.3
, H ditolak yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, selanjutnya ini dapat dilihat dari tabel rataan marginal bahwa
siswa yang kemampuan awal tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
3. µ
.2
≠ µ
.3
, H ditolak ini berarti ada perbedaan terhadap hasil belajar jika dilihat dari tingkat
kemampuan awal siswa, selanjutnya ini dari tabel rerata marginal dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang mempunyai hasil belajar lebih baik jika
dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
Tampak bahwa ketiga hipotesis nol ditolak. Ini berarti bahwa ketiga tingkatan kemampuan awal memberi efek yang berbeda terhadap hasil belajar matematika siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar matematika antara tingkat kemampuan awal tinggi dengan sedang atau rendah, serta antara tingkat
kemampuan awal sedang dengan rendah. Perhitungan uji komparasi ganda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.
commit to user 73
D. Pembahasan Hasil Analisa Data 1.
Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini mengatakan bahwa “Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menghasilkan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe NHT”.
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek utama faktor A
model pembelajaran diperoleh harga statistik uji F
a
= 9,15
dan F
0,05;1,198
= 3,84,
ternyata F
a
F
0,05;1,198
, sehingga F
a
Î
DK dengan demikian H
0A
ditolak. Hal ini
berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 terdapat perbedaan efektifitas penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X pada materi sistem persamaan
linear. Melihat hasil rataan marginal antara rerata hasil belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh
68,950, sedangkan rerata hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT diperoleh
64,272. Tampak bahwa rerata hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada rerata hasil belajar matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Ini sesuai dengan hipotesis penelitian, hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor diantaranya siswa berdiskusi secara
sungguh-sungguh di dalam kelompok, setiap siswa mempunyai tanggung jawab menyelesaikan semua soal yang diberikan oleh guru. Pada model pembelajaran
kooperatif siswa lebih banyak terlibat dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan soal. Siswa dituntut bertanggung jawab secara
pribadi maupun kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa
tidak hanya menjadi pendengar saja, namun siswa terlibat dalam proses pembelajaran
.