Kemampuan Awal Siswa Kajian Pustaka

commit to user 31 Walaupun dalam menunjuk, guru tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan menjadi wakil kelompok, namun siswa cenderung mengutamakanmengerjakan satu soal saja yang menjadi tanggungjawab atau menjadi tugasnya di dalam kelompok. Kelemahan dari kedua model pembelajaran ini adalah keduanya membutuhkan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sehingga materi yang dibebankan pada semester tertentu akan tidak selesai. Kelemahan yang lain, apabila ada siswa yang tidak mau terlibat secara aktif dalam kelompok, maka akan menghambat perkembangan dan kemajuan teman-teman yang lain.

8. Kemampuan Awal Siswa

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa akan berpengaruh pada proses pembelajaran. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat awal yang harus dimiliki siswa agar proses pembelajaran yang dihadapi siswa dapat berjalan dengan lancar. Dalam Depdiknas 2004: 2, matematika bersifat hierarkis yang berarti suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Untuk mempelajari matematika hendaknya berprinsip pada: a. Materi matematika hendaknya disusun menurut urutan tertentu atau tiap topik matematika berdasarkan subtopik tertentu, b. Setiap siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami subtopik pendukung atau prasyaratnya, c. Perbedaan kemampuan antar siswa dalam mempelajari atau memahami suatu topik matematika dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh perbedaan penguasaan subtopik prasyaratnya, d. Pengusaan topik baru oleh seorang siswa tergantung pada penguasaan topik sebelumnya. commit to user 32 Sedangkan menurut Piaget dalam Paul Suparno 1997: 20-21, bahwa setiap level keadaan dapat dimengerti sebagai akibat dari transformasi tertentu atau sebagai titik tolak bagi transformasi lain, sedangkan menurut Winkel 1991: 80, menyatakan bahwa kemampuan awal merupakan jembatan untuk menuju pada kemampuan final. Setiap proses belajar mengajar mempunyai titik tolaknya sendiri atau berpangkal pada kemampuan siswa tertentu untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru, seperti apa yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran. Ini berarti pengalaman belajar yang lalu memegang peranan untuk memahami konsep-konsep baru. Jelas bahwa pengalaman belajar matematika di SMP misalnya, akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan penguasaan bahan matematika di SMA. Menurut Ausubel dalam Paul Suparno 1997: 53-54, belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Dalam proses belajar ini siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengetahuan yang telah ia punyai sebelumnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan kemampuan awal siswa adalah suatu kemampuan yang telah dimiliki sebelum pembelajaran berlangsung yang merupakan prasyarat untuk mengikuti proses belajar selanjutnya. Kemampuan awal berperan penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal juga menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran baru yang akan diberikan oleh guru pada kelas yang lebih tinggi. Karakteristik siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi adalah sebagai berikut: a. Mempunyai tanggung jawab pribadi. Siswa melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, sehingga akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri. commit to user 33 b. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan. Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri internal atau pun nilai yang dicapai oleh orang lain eksternal. c. Berusaha bekerja kreatif. Siswa mempunyai motivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara kreatif untuk menyelesaikan tugas. Ia menciptakan cara belajar sendiri, sehingga lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya memperoleh prestasi yang tinggi d. Berusaha mencapai cita-cita. Siswa akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar, ia rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan disipil. Ia akan mengerjakan tugas sampai selesai dan bila ada kesulitan ia berani bertanya pada guru. e. Memiliki tugas yang moderat. Siswa ini akan mengerjakan tugas yang sangat sukar, dengan membagi tugas menjadi beberapa bagian, yang tiap bagian lebih mudah diselesaikan. f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya. Siswa akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa dikerjakan. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang salah. g. Mengadakan antisipasi. Siswa melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin akan terjadi. Ia mencari soal atau jawaban untuk latihan lebih awal. Ia sudah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk belajar beberapa waktu sebelumnya.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI TINGKAT INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP DI KAB

0 0 15

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN ROUNDTABLE

0 1 10