22 2
Periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Perilaku
berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
Sedangkan label yang digunakan oleh para ahli psikologi, anak pada usia ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1 Usia berkelompok. Masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
2 Usia penyesuaian diri. Anak menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui
kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sekolah dasar
masih senang bermain, bergerak dan masih berpikir secara konkrit nyata. Anak usia sekolah dasar merupakan tahap yang menyulitkan. Mereka cenderung sulit
diatur karena lebih mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Anak cenderung meniru sikap yang banyak dilakukan oleh teman sebayanya. Hal ini juga disebabkan
anak ingin diakui dalam kelompoknya bermain. Seorang guru hendaknya mengetahui karakteristik siswanya. Hal ini sangat
penting agar dalam pemilihan strategi maupun model pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswanya.
2.2.6 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam IPA menurut Trianto 2012: 136 merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris
23 ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam bahasa Latin ‘scientia’
yang berarti saya tahu. Science terdiri dari social science ilmu pengetahuan sosial dan natural science ilmu pengetahuan alam. Menurut Jujun Suriasumantri 1998
dalam Trianto 2012: 136 bahwa dalam perkembangannya, science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam IPA saja,
walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Untuk itu, dalam hal ini kita tetap menggunakan istilah IPA untuk merujuk pada pengetian
sains yang kaprah yang berarti natural science. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di
dalam perut bumi, dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Menurut Kardi dan Nur 1994 dalam
Trianto 2012: 136 dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik
makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Wahyana 1986 dalam Trianto 2012: 136 mengatakan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah bagian dari ilmu pengetahuan sains yang sistematik berkenaan dengan
gejala-gejala alam yang dihasilkan dan berkembang melalui pengamatan dan deduksi, eksperimen serta menuntut sikap ilmiah.
24 Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan
sikap ilmiah. Masih relevan, Marsetio Donosepoetro 1990 dalam Trianto 2012: 137, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai produk.
Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam mupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai
produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau
dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu riset pada umumnya yang lazim
disebut metode ilmiah scientivic method. Sementara itu Laksmi Prihantoro dkk. 1986 dalam Trianto 2012: 137
mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan, sekumpulan konsep,
dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan suatu proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan
produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.
Secara umum, Trianto 2012: 137 membagi IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA,
dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen,
penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dengan demikian, dapat
25 disimpulkan bahwa IPA sebagai produk ilmiah, proses ilmiah, sikap ilmiah,
prosedur ilmiah, dan aplikasi ilmiah.
2.2.7 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar SD