Analisis Daya Pembeda Soal

72 soal yang memiliki indeks kesukaran antara 0,30 – 0,70, soal tersebut dikatakan memiliki taraf kesukaran sedang. Untuk soal yang dikatakan mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00. Hasil penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 19. Berikut hasil penghitungan taraf kesukaran dari 40 butir soal. Tabel 4.7. Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Kategori Soal Jumlah Soal Mudah 15 Soal Sedang 22 Soal Sukar 3 Jumlah 40

4.2.2.4 Analisis Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dulu kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya pembeda soal. Soal yang dianalisis merupakan soal yang sudah terbukti valid. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Indeks diskriminasi ini berkisar antara -1,00 sampai 1,00. Ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu: -1,00 menunjukkan daya pembeda negatif, 0,00 menunjukkan daya pembeda rendah, dan 1,00 menunjukkan daya pembeda tinggi 73 atau positif. Nilai daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan nilai daya pembeda D yang diperoleh. Nilai D= 0,00-0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D= 0,21- 0,40 menunjukkan nilai D cukup, nilai D= 0,41-0,70 menunjukkan nilai D baik, dan nilai D= 0,71-1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D yang bernilai negatif sebaiknya tidak dapat dipakai. Nilai daya pembeda yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai yang berklasifikasi cukup sampai baik sekali. Dalam menentukan daya pembeda soal, seluruh peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok siswa yang berkemampuan tinggi atau kelompok atas upper group dan kelompok siswa yang berkemampuan rendah atau kelompok bawah lower group. Berikut akan dijelaskan hasil penghitungan daya beda dari 40 butir soal. Tabel 4.8. Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kategori Soal Jumlah Negatif 4 Jelek 13 Cukup 12 Baik 10 Baik Sekali 1 Jumlah 40 Berdasarkan analisis daya pembeda butir soal di atas, maka sebanyak 23 butir soal yang memenuhi kriteria daya pembeda dari cukup sampai baik sekali. Data analisis daya beda tersebut kemudian diiriskan dengan data butir soal yang sudah 74 valid dan reliabel untuk kemudian dijadikan sebagai instrumen penelitian yang layak digunakan untuk menguji kemampuan siswa. Setelah melalui berbagai uji prasyarat instrumen, sebanyak 21 butir soal yang layak dijadikan sebagai instrumen penelitian. Butir soal yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian antara lain butir soal 4, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 25, 28, 29, 31, 32, 35, 36, 37, 39. Namun yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini yaitu sejumlah 20 butir soal, maka peneliti mengambil 20 butir soal dari 21 butir soal yang sudah layak dijadikan instrumen. Ada satu butir soal yang akan dibuang sehingga butir soal yang digunakan tepat 20 butir, yaitu butir soal nomor 32. Pemilihan butir soal yang dijadikan sebagai instrumen penelitian juga didasarkan pada materi yang ada pada silabus. Untuk penyebaran butir soal dan kisi-kisinya dapat dilihat pada lampiran 13.

4.3 Uji Prasyarat

Analisis Uji prasyarat analisis dilaksanakan untuk menguji data yang sudah diperoleh. Uji prasyarat analisis juga digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penelitian sehingga bisa diuji hipotesisnya. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini antara lain:

4.3.1 Uji Kesamaan Rata-Rata

Uji kesamaan rata-rata pada penelitian ini digunakan untuk membandingkan hasil nilai tes awal pre test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jika nilai rata-rata pada kelas kontrol dan kelas eksperimen relatif sama dan tidak terpaut jauh, maka bisa dikatakan bahwa kemampuan awal pada kelas tersebut relatif sama

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DEBONG KIDUL KOTA TEGAL

0 16 287

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL

0 15 402

KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN 1 PRIGI KABUPATEN BANJARNEGARA

2 19 225

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2, 3 KOTA TEGAL

5 24 333

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBOK LUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL

0 20 216

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI KARYA RANCANGAN SENDIRI DI SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 167

Pengaruh Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sifat-sifat Cahaya

0 7 188

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR MENGANYAM VAS BUNGA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUNGGAL.

0 1 24

EKSPERIMEN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS DAN Eksperimen Strategi Practice-Rehearsal Pairs dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Colomadu 2011/2012.

0 0 17

EKSPERIMEN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS DAN Eksperimen Strategi Practice-Rehearsal Pairs dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Colomadu 2011/2012.

0 0 14