76
3. Adanya disiplin manajemen 4. Administrasi yang jelas dari setiap proses sehingga memudahkan
setiap aktivitas 5. Memudahkan dalam control stock dan buffer stock
Melalui beberapa keuntungan di atas, pihak vendor tentunya tetap harus selalu melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan. Kesalahan
ataupun keterlambatan sedikit saja akan menjadi ancaman terhadap berhentinya proses produksi line stop.
4.7 Implikasi Manajerial
Sistem produksi Just In Time memerlukan sebuah ketepatan waktu baik dalam melakukan proses produksi maupun dalam proses penerimaan material dan
komponen produksi. Proses kedatangan truk transporter yang mengantarkan komponen
–komponen produksi menggunakan lot kecil memiliki intensitas yang sangat tinggi dan sedikit memakan waktu dalam proses bongkar muat barang.
Fasilitas areal parkir truk yang kurang memadai menjadi kendala tersendiri dalam proses antrean bongkar muat dan keluar masuknya truk ke pabrik PT ADM.
Kendala sepeti ini harus segera diatasi oleh perusahaan dengan memperluas areal parkir truk agar tidak mengganggu aktivitas produksi lainnya.
Pelaksanaan sistem produksi Just In Time yang mendekati ideal sudah bisa dilakukan oleh PT Astra Daihatsu Motor. Pada sebagian faktor seperti orientasi
biaya, sistem pengiriman komponen produksi, dan penjadwalan produksi, penerapannya sudah mengacu pada teori yang ada, hanya saja masih terdapat
sedikitnya tiga penyimpangan. Penyimpangan itu diantaranya adalah penetapan perhitungan takt time yang sedikit berbeda antara teoritis dan aktual seperti
adanya variabel overtime, penetapan tingkat efisiensi yang kurang dari 100 persen, serta masih adanya sejumlah minimum persediaan yang digunakan
sebagai safety stock. Tetapi ketiga penyimpangan yang dilakukan di atas masih dalam taraf toleransi yang diberikan oleh perusahaan. Jika saja perusahaan
mampu untuk memperbaiki ketidaksesuaian di atas, maka efektivitas dan efisiensi dari penerapan sistem produksi Just In Time dapat lebih ditingkatkan.
77
Memperkecil tingkat persediaan yang ada menjadi hal mutlak yang harus segera dilakukan. Saat ini kebijakan safety stock yang diterapkan oleh perusahaan
adalah 90 menit untuk mengantisipasi kegagalan sistem yang ada. Melalui perbaikan sistem yang ada serta sistem
–sistem pendukung lainnya untuk menjamin kelancaran proses produksi, maka perusahaan akan mampu
memperkecil tingkat persediaan ini sesuai dengan orientasi zero inventory pada pelaksanaan sistem Just In Time. Dengan pelaksanaan sistem yang berorientasi
pada zero inventory ataupun inventory cost pada tingkat minimum, perusahaan dapat menghemat dan menekan biaya produksi yang ada.
Konsistensi manajemen perusahaan menciptakan operasi produksi yang efisien dan hemat biaya menjadi hal yang penting untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi penerapan sistem Just In Time ini. Tanpa kekonsistenan dalam melakukan upaya perbaikan secara terus menerus, perusahaan akan cenderung
statis dan tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya, sehingga perusahaan tentunya perlu senantiasa melakukan inovasi agar tercipta suatu
dinamika positif yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
78
Hasil dari analisis efektivitas pada semua indikator produksi dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Analisis Indikator Efektivitas Penerapan Just In Time
Indikator Hasil Evaluasi Efektivitas
Orientasi Biaya Cost reduction
Output Produksi Fluktuatif tergantung pada permintaan konsumen
Sistem Pengiriman Direct, Milk Run, Junbiki, Jundate. Milk Run adalah
fokus utama dengan persentase kemajuan 78,5 persen
Periode Siklus Pengiriman komponen produksi berupa ban dilakukan
sebanyak 14 cycle perhari dengan lot kecil 185 - 220
Persediaan Minimum Kebijakan safety stock selama 90 menit
Penggunaan Komponen Kebutuhan ban bulan Agustus hingga November 2010
adalah 66.560, 53.180, 76.250, 72.00
Perencanaan Produksi Dikelola oleh Prouction Control Departement, rencana
produksi bulan berjalan tidak dapat di reshedule
Penjadwalan Produksi Menggunakan Heijunka pattern untuk meratakan beban
kerja harian
79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sistem produksi Just In Time yang diterapkan di PT. Astra Daihatsu Motor sudah berjalan baik dan efektif guna mewujudkan sistem produksi yang
efisien dengan tingkat pemborosan yang minimum. Pelaksanaan tiga prinsip utama yaitu proses mengalir, penetapan pacu kerja takt time, serta
penggunaan sistem tarik telah menciptakan pelaksanaan Just In Time yang cukup ideal.
2. Pelaksanaan Just In Time yang efektif dapat dilihat dari berbagai indikator efektivitas berikut:
a. Orientasi Biaya Semua proses produksi yang dilakukan di PT Astra Daihatsu Motor
berorientasi pada cost reduction. b. Output Produksi
Output produksi PT Astra Daihatsu Motor bersifat fluktuatif tergantung pada permintaan aktual yang diperoleh dari order konsumen.
c. Sistem Pengiriman Tepat Waktu Milk Run merupakan fokus utama metode pengiriman pada sistem Just In
Time dengan persentase kemajuan mencapai 78,5 persen. d. Periode Pemberitahuan Siklus Komponen Produksi
Periode pemberitahuan siklus dilakukan sebanyak 14 cycle pengiriman perhari dengan jumlah lot yang kecil dan fluktuatif.
e. Persediaan Minimum Toleransi persediaan diberikan perusahaan untuk mengantisipasi berbagai
hambatan produksi dengan menyediakan safety stock selama 90 menit. f. Rata
–rata Penggunaan Komponen Produksi Selama bulan Agustus hingga Nopember 2010, PT ADM memerlukan ban
sebanyak 66.560, 53.180, 76.250, 72.000. g. Penjadwalan Produksi
Sistem produksi Just In Time menerapkan penjadwalan produksi yang berbasis pada pemerataan beban produksi menggunakan Heijunka.