11
2.5. Prinsip-prinsip Just In Time
Secara singkat prinsip Just In Time adalah menghilangkan sumber-sumber pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku
dan memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat pula Indrajid dan Pranoto, 2003. Terdapat tujuh macam prinsip dasar
yang menyusun sistem produksi Just In Time sehingga menjadikan sebuah sistem yang memiliki kualifikasi tinggi. Ketujuh prinsip itu menurut Andrianto dalam
Leo 2007 adalah: 1. Simplification, merupakan salah satu tools JIT dalam penyederhanaan proses
maupun prosedur yang ada. 2. Cleanliness and Organization, fasilitas yang bersih dan teratur akan
memudahkan pekerja dalam melakukan pekerjaan. 3. Visibility, kejelasan yang membuat suatu kesalahan dapat terlihat.
4. Cycle time, interval waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk. 5. Agility, kekuatan dalam pembuatan produk dengan memberikan respon yang
cepat terhadap perubahan. 6. Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal yang tidak diperlukan.
7. Measurement, pengukuran serta pengertian akan proses keseluruhan.
2.6. Tujuan Just In Time
Tujuan dari Just In Time JIT adalah menghilangkan pemborosan melalui
perbaikan terus-menerus Continuous Improvement. Melalui filosofi JIT, segala
sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi, manajerial, proses, dan lain-lain, yang tidak memberikan nilai tambah
pada produk, disebut sebagai pemborosan waste. Nilai tambah produk,
merupakan kunci dalam JIT. Nilai tambah produk diperoleh dari aktivitas aktual yang dilakukan langsung pada produk, tidak melalui pemindahan, penyimpanan,
penghitungan, dan penyortiran produk. Pemindahan, penyimpanan, penghitungan, dan penyortiran produk tidak menambah nilai pada suatu produk, tetapi
merupakan biaya, dan biaya yang dikeluarkan tanpa memberikan nilai tambah pada produk merupakan pemborosan Ristono, 2010.
12
Menurut Indrajid dan Pranoto 2003, tujuan dari manajemen menggunakan dan mengembangkan konsep manajemen Just In Time dalam perusahaan dapat
dirangkum antara lain sebagai berikut: 1. Menciptakan fleksibilitas produk yang tinggi
Produksi yang bersifat “sistem tarik” pull system, memerlukan fleksibilitas tinggi untuk menanggapi tuntutan konsumen yang terus berkembang dan
berubah. Produksi dengan cara “sistem tarik” pendekatan baru merupakan produksi yang dilakukan untuk menganggapi permintaan konsumen,
sedangkan produksi denga n cara “sistem dorong” pendekatan lama
merupakan produksi yang lebih ditetapkan produsen dan didiktekan kepada konsumen.
2. Meningkatkan efisiensi proses produksi Peningkatan efisiensi dapat dilakukan terutama melalui pengurangan
persediaan barang sehingga mengakibatkan pengurangan biaya persediaan, atau dengan kata lain meningkatkan perputaran modal. Biaya persediaan ini
sangat tinggi, berkisar antara 20 persen –40 persen dari harga barang pertahun.
Efisiensi didapat juga dengan cara mendesain pabrik sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.
3. Meningkatkan daya kompetisi Meningkatnya efisiensi dalam proses produksi dengan sendirinya akan
meningkatkan daya saing perusahaan. Hal ini dianggap salah satu tujuan yang paling penting, yaitu suatu tujuan strategis, karena peningkatan efisiensi
berarti penurunan biaya dan ini memungkinkan perusahaan untuk tetap bertahan dalam persaingan pasar.
4. Meningkatkan mutu barang Kemitraan pembeli-penjual yang dibina dan berlangsung dalam jangka
panjang selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam hal mutu dan biaya barang. Mutu tinggi dari suku cadang atau
komponen yang dipasok oleh pemasok pada gilirannya akan meningkatkan mutu barang yang diproduksi oleh perusahaan juga. Kemitraan penjual-
pembeli memungkinkan melakukan pengendalian mutu suku cadang atau komponen dengan lebih murah dan lebih andal.
13
5. Mengurangi pemborosan Pengurangan pemborosan terutama dalam bentuk barang yang terbuang,
karena pada hakekatnya pemborosan adalah biaya. menurut jenisnya, pemborosan dapat dibedakan dari cara pemborosan itu terjadi, yaitu:
a. Karena produksi berlebih memproduksi barang dengan jumlah yang terlalu banyak;
b. Karena waktu tunggu waktu tunggu yang tidak produktif dalam proses produksi;
c. Karena transport gerakan yang tidak perlu dalam proses produksi; d. Karena proses operasi atau proses yang tidak perlu;
e. Karena persediaan penimbunan bahan baku, bahan setengah jadi, bahan jadi, atau bahan lain yang berlebih;
f. Karena gerakan pengerjaan kembali atau hasil dari kegiatan yang tidak perlu.
2.7. Faktor Pendukung Just In Time