50
secara bertahap akan mampu untuk direduksi bahkan dihilangkan, sehingga efisiensi dari pelaksanaan sistem dapat ditingkatkan.
Penerapan sistem produksi Just In Time dimaksudkan untuk mencapai suatu proses produksi yang efisien dengan tingkat pemborosan yang minimum.
Penerapan Just In Time yang berjalan secara efektif dapat terlihat dari pencapaian efisiensi dalam proses produksi. Semakin tinggi tingkat efisiensi proses yang
dilakukan, berarti penerapan sistem produksi Just In Time yang dilakukan juga semakin efektif. Perbaikan yang dilakukan secara terus menerus memungkinkan
sistem ini menjadi sistem yang fleksibel dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada guna mempertahankan dan meningkatkan efektivitasnya.
Efektivitas dari penerapan Just In Time di PT ADM dapat dilihat dari pencapaian tingkat efisiensi pada beberapa objek, diantaranya adalah sebagai
berikut:
4.4.1 Orientasi Biaya
Just In Time memiliki tiga fokus utama dalam upaya meningkatkan efisiensi pelaksanaan sistem, yaitu efisiensi pada quality, cost, serta
delivery. Efisiensi dari sisi biaya menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
memiliki unsur biaya di dalamnya. PT Astra Daihatsu Motor memiliki dua pandangan dalam penetapan biaya produksi yang berorientasi pada cost
basis dan cost reduction guna mencapai keuntungan yang optimal. Harga jual merupakan formulasi antara jumlah biaya produksi dan keuntungan
yang diinginkan. Hal ini dipandang sebagai bentuk dari penetapan biaya yang berorientasi pada cost basis. Sedangkan penetapan keuntungan
merupakan formulasi antara harga jual yang dikurangi dengan biaya produksi, dan hal ini merupakan penetapan biaya yang berorientasi pada
cost reduction. Persaingan di industri otomotif yang semakin ketat, menjadikan harga
jual sebuah barang mobil biasanya lebih ditentukan oleh kondisi pasar dimana barang tersebut dijual, sedangkan biaya produksi akan ditentukan
oleh metode produksi yang digunakan. Dalam orientasi cost basis, untuk memperoleh keuntungan yang tinggi seorang produsen harus memperbesar
51
proporsi keuntungan yang dia inginkan. Orientasi seperti ini dapat berdampak pada harga jual produk yang bisa melebihi harga yang berlaku di
pasaran. Berbeda dengan sistem produksi yang berorientasi pada cost reduction, produsen tetap berpeluang untuk memperbesar proporsi
keuntungan pada harga yang berlaku di pasaran, yaitu dengan mempertinggi tingkat efisiensi dari metode produksi yang digunakan. Aplikasi Toyota
Production System TPS dan pelaksanaan produksi secara Just In Time telah memberikan peluang kepada PT ADM untuk meningkatkan efisiensi
dalam mengalokasikan biaya dan sumberdaya lainnya pada proses produksi, sehingga proporsi keuntungan yang diinginkan juga dapat ditingkatkan.
a Cost Basis b Cost Reduction
Gambar 15. Orientasi Biaya Kedua konsep orientasi biaya seperti yang sudah dijelaskan di atas
merupakan dua konsep penentuan biaya yang biasa digunakan dalam proses produksi. Sistem produksi Just In Time di PT ADM berorientasi pada
konsep cost reduction untuk menekan biaya produksi yang didasarkan pada key performance index KPI yang ditetapkan seperti direct material,
indirect material, factory over head, dan direct labour. Pencapaian penghematan yang dilakukan pada KPI tidak diperoleh dan tidak bisa
dipublikasikan karena bersifat sangat rahasia. Dengan melakukan penghematan pada KPI ini, Proporsi keuntungan pada akhirnya akan
meningkat seiring dengan penurunan proporsi biaya produksi pada tingkat harga yang sama.
2 4
6 8
10 12
2 4
6 8
10 12
profit Biaya
produksi
52
PT ADM melakukan penghematan biaya produksi melalui berbagai cara, diantaranya yaitu dengan memangkas biaya inventory, penerapan
sistem Milk Run delivery, dan mengurangi aktivitas –aktivitas yang tidak
penting seperti penyortiran dan pengerjaan ulang. Biaya inventory memiliki proporsi yang sangat besar pada kegiatan produksi, sehingga harus dapat
ditekan seminimal mungkin. Penghematan dari sisi inventory berarti akan menghemat dua jenis biaya sekaligus yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
membayar kelebihan barang serta menghemat biaya yang akan digunakan untuk menyimpan kelebihan barang yang tidak digunakan tersebut. Melalui
penghematan biaya yang berorientasi pada cost reduction ini, perusahaan dapat mengalokasikan setiap biaya dan sumber daya tambahan baik yang
diperoleh melalui profit ataupun modal untuk meningkatkan produktivitas yang ada serta menambah fasilitas untuk mendukung kelancaran produksi.
Usaha peningkatan produktivitas perusahaan salah satunya tercermin dari upaya memperbesar kapasitas produksi yang semula hanya 250.000
unit pertahun dipertengahan caturwulan pertama tahun 2010 ini. Kapasitas ini akan dinaikkan hingga 255.000
–260.000 diakhir caturwulan ketiga 2010. Selanjutnya ditahun 2011 kapasitas produksi dinaikkan lagi menjadi
286.000 unit pertahunnya. Persentase peningkatan kapasitas produksi ini cukup besar yaitu 4 persen diakhir caturwulan tiga 2010 dan 14 persen pada
tahun 2011 dari basis 250.000 unit diawal caturwulan satu 2010.
4.4.2 Output Produksi