7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang berarti berhasil guna KBBI, 2007. Secara etimologi kata efektivitas ini berasal dari kata efektif dalam bahasa
Inggris effective yang telah mengalami serapan kedalam bahasa Indonesia dan memiliki makna berhasil. Gunawan 2003
1
menyatakan bahwa pada umumnya efektivitas hanya memberikan batasan dari segi hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan tertentu tanpa memperhatikan segi sumber yang digunakan. Terdapat beberapa kriteria yang digunakan sebagai parameter penentu
efektivitas. Menurut Handoko dalam Gunawan 2003, terdapat enam kriteria dalam menilai efektivitas, yaitu kegunaan, ketepatan dan objektivitas, ruang
lingkup, efektivitas biaya, akuntabilitas, serta ketepatan waktu. Dengan kata lain, efektivitas mencerminkan sebuah kondisi yang merupakan hasil penilaian dengan
tolak ukur tertentu. Jadi sesuatu dapat disebut efektif apabila mudah untuk diaplikasikan dan mempunyai dampak positif bagi tercapainya suatu tujuan serta
mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi.
2.2. Proses Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Menurut Heizer dan Render 2004, produksi adalah aktifitas yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa melalui adanya
pengubahan input menjadi output. Sedangkan Assauri 2008, menyatakan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan
masukan input menjadi luaran output. Secara umum sistem produksi dapat didefinisikan kedalam tiga sistem
utama dalam kegiatan menghasilkan produk berupa barang Assauri, 2008: 1. Proses produksi yang kontinu continuous production, dimana peralatan
produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut- urutan kegiatan dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam
proses telah distandarisasi.
1. Gunawan, Ade. 2003. Analisis Consumer Decision Model Untuk Pengukuran Efektivitas Periklanan, Jurnal Manajemen dan Bisnis, 03 : 5.
8
2. Proses produksi yang terputus-putus intermittent production, dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan pada produk
yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dapat bersifat lebih luwes flexible untuk dapat dipergunakan bagi
menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran. 3. Proses produksi yang bersifat proyek project process, dimana kegiatan
produksi dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan di lokasi dimana proyek
tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan.
2.3. Sistem Just In Time