9
dasar  sistem  produksi  tepat  waktu  Just  In  Time  yaitu  menghasilkan  sejumlah barang  yang  diperlukan  pada  saat  diminta  dengan  menghilangkan  segala  macam
bentuk  pemborosan  waktu  yang  tidak  diperlukan  sehingga  diperoleh  biaya produksi yang rendah dan melakukan proses yang berkesinambungan.
Just  In  Time  sendiri  merupakan  cara  yang  revolusioner  dalam  program penghematan  biaya  disamping  juga  secara  serempak  memenuhi  batas  waktu
penyerahan  bagi  konsumen.  Meskipun  Just  In  Time  sering  kali  disebut  sistem produksi  tanpa  stok,  namun  sesungguhnya  semua  itu  harus  dipertimbangkan
berdasarkan  praktik,  karena  dalam  praktiknya  tidak  selalu  mungkin  untuk menerapkan Just In Time tanpa persediaan sama sekali Imai, 1997.
2.4. Konsep Dasar Just In Time
Sistem  Just  In  Time  merupakan  suatu  konsep  filosofi  yaitu  memproduksi produk  yang  dibutuhkan,  pada  saat  dibutuhkan  oleh  pelanggan,  dalam  jumlah
sesuai kebutuhan pelanggan, pada tingkat kualitas prima, dari setiap tahap proses dalam  sistem  manufacturing,  dengan  cara  yang  paling  ekonomis  dan  efisien
melalui  eliminasi  pemborosan  dan  perbaikan  proses  terus  menerus  continuous
process improvement Gaspersz, 1998.
Sistem  produksi  Just  In  Time  menggunakan  metode  produksi  yang berorientasi  pada  inventory  minimum,  waktu  set  up  mesin  dan  peralatan  yang
pendek,  penciptaan  pekerja  dengan  katerampilan  multifungsional,  serta penyelesaiaan  pekerjaan  dalam  siklus  waktu  cycle  time  yang  pendek  sesuai
dengan  standar  yang  ditetapkan  Gaspersz,  1998.  Persediaan  yang  minimum bahkan  mendekati  nol,  membuat  produk  setengah  jadi  tidak  akan  menumpuk
untuk menunggu proses selanjutnya. Sistem  pengendalian  produksi  yang  biasa  konvensional  dengan
menggunakan  sistem  dorong  push  system,  mensyaratkan  dikeluarkannya berbagai  jadwal  produksi  pada  semua  proses,  baik  itu  pada  proses  manufaktur
suku  cadang  maupun  pada  lini  rakit  akhir.  Penggunaan  metode  konvensional seperti ini akan menyulitkan proses penyesuaian secara cepat terhadap perubahan
yang  disebabkan  oleh  gangguan  yang  timbul  pada  beberapa  proses  atau  akibat adanya  fluktuasi  permintaan.  Perusahaan  harus  mengubah  jadwal  produksi  pada
setiap proses secara serempak yang cukup menyulitkan untuk mengatasi berbagai
10
gangguan dan perubahan permintaan ini. Akibatnya perusahaan harus melakukan persediaan  di  antara  semua  proses  untuk  mengatasi  gangguan  dan  perubahan
permintaan  ini.  Sistem  ini  sering  menimbulkan  ketidakseimbangan  persediaan yang mengakibatkan pemborosan.
Sistem produksi Just In Time bersifat lebih revolusioner, proses berikutnya akan mengambil suku cadang dari proses sebelumnya. Hanya lini rakit akhir yang
dapat  mengetahui  dengan  tepat  penetapan  waktu  dan  jumlah  suku  cadang  yang diperlukan. Lini rakit akhir pergi ke proses sebelumnya untuk mendapatkan suku
cadang  yang  diperlukan  dalam  jumlah  yang  diperlukan  pada  waktu  yang diperlukan.  Kemudian  proses  sebelumnya  memproduksi  suku  cadang  yang
diambil  oleh  proses  berikutnya.  Tiap  proses  yang  memproduksi  suku  cadang mengambil bahan atau suku cadang yang diperlukan pada proses sebelumnya, dan
begitu seterusnya Ristono, 2010. Menurut  Hinaro  dalam  Indrajid  dan  Pranoto  2003,  terdapat  lima  tahap
pengenalan konsep Just In Time dalam suatu perusahaan, yaitu: 1.  Revolusi  dalam  kesadaran,  yaitu  membuang  sama  sekali  konsep  lama  dalam
pengelolaan dan menggunakan cara berfikir JIT. 2.  Perbaikan  di  tempat  kerja,  dimana  terdapat  lima  hal  yang  perlu  dilakukan
terhadap  tempat  kerja  yaitu  pengaturan  yang  benar,  keteraturan,  kebersihan, pembersihan, dan disiplin.
3.  Produksi  yang  mengalir,  ini  berarti  bahwa  pabrik  memproduksi  satu  satuan jenis  barang  pada  setiap  waktu  tertentu,  namun  menggunakan  penanganan
ganda yang mengikuti urutan proses. 4.  Operasi  baku,  yaitu  suatu  metode  operasi  baku  sebagai  alat  untuk
memproduksi  barang  berkualitas  dengan  aman  dan  efisien  melalui  suatu metode yang efisien pula, menyangkut orang, produk, dan mesin.
5.  Penanganan  multiproses,  berarti  setiap  pekerja  bertanggung  jawab  atas beberapa proses pekerjaan dalam satu lini produksi, hal ini disebut juga sebagai
penanganan vertikal vertical handling.
11
2.5. Prinsip-prinsip Just In Time