Responsibilitas Peran Serta Vendor

74 produk karena cacat ataupun salah adalah nol 0, dengan demikian kinerja kualitas yang diperoleh adalah 100 persen. Kinerja kualitas dari vendor ini diperiksa oleh Departement Quality Incoming. Salah satu departemen di PT ADM ini bertugas mengecek part yang baru datang dari pemasok dengan cara pengambilan sampling. Vendor ini selalu mendapatkan predikat yang memuaskan melalui penghargaan Supply Performance Award SPA yang diberikan oleh PT ADM. Kinerja kualitas dari vendor ban ini tetap terjaga karena adanya pengaturan kualitas dengan teknologi canggih dan beberapa kali tahapan pengecekan untuk pemastian keadaan serta kualitas produk seperti: 1. Cek order oleh OEM Departemen untuk konfirmasi jenis dan ukuran produk yang diminta 2. Cek order oleh bagian Logistik sesuai dengan delivery order DO dari OEM yang kemudian dicocokkan dengan kode kanban order 3. Cek DO oleh administrasi delivery di warehouse 4. Cek oleh staf warehouse bagian delivery saat mempersiapkan ban yang akan dikirim H-1 delivery 5. Cek oleh kranipengawas lapangan dari pihak truk dan dari pihak leader loading dari pihak warehouse saat dimuat ke dalam truk 6. Cek saat bongkar muat di tempat tujuan

4.6.2 Responsibilitas

Responsibilitas merupakan suatu tindakan dalam menanggapi setiap rangsangan atau stimulus yang di berikan. Dalam hal ini responsibilitas vendor dipandang sebagai seberapa besar kemampuan vendor sebagai supplier dari PT ADM untuk menanggapi secara cepat setiap perubahan permintaan kebutuhan komponen produksi yang bergerak secara fluktuatif. Kebutuhan komponen untuk proses produksi memang tidak tetap dan cenderung fluktuatif. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menerapkan sistem produksi secara Just In Time akan melakukan produksi sesuai dengan jumlah permintaan aktual make by order. Oleh karena itu, pihak eksternal seperti vendor yang menyuplai bahan baku atau komponen 75 produksi ke pabrik konsumen PT ADM akan menyesuaikan pasokannya sesuai dengan permintaan. Penyesuaian terhadap perubahan permintaan akan bahan baku bukanlah hal yang sulit jika dilakukan dengan benar melalui komunikasi dan konfirmasi yang lancar antara PT ADM dan salah satu vendor mereka seperti pada vendor ban PT Sumi Rubber Dunlop. Perubahan permintaan ini bisa saja terjadi akibat adanya lonjakan permintaan terhadap produk Daihatsu ataupun adanya kegagalan vendor lain dalam memenuhi order dari PT ADM. Untuk mengantisipasi perubahan permintaan yang fluktuatif, vendor ban PT Sumi Rubber memiliki cadangan kebutuhan selama tiga hari untuk memenuhi kebutuhan ban di PT ADM. Pada bulan Oktober, jumlah kebutuhan ban di PT ADM yang di order ke PT Sumi Rubber sebanyak 2.541 buah perhari, berarti pihak vendor telah menyiapkan safety stock kurang lebih sebanyak 7.623 buah. Perubahan permintaan ban yang dilakukan oleh konsumen seperti PT ADM selalu menjadi prioritas yang didahulukan oleh PT Sumi Rubber untuk menghindari linestop. Jika jumlah safety stock dari vendor menipis, maka vendor akan mengurangi jumlah pengiriman yang dilakukan untuk keperluan eksport dan replacement. Kebijakan ini dilakukan karena vendor ban ini tengah mengedepankan fungsi perusahaannya sebagai vendor pemasok original equipment untuk berbagai perusahaan otomotif yang salah satunya adalah PT ADM. PT Sumi Rubber sebagai sebuah produsen ban merek Dunlop sekaligus vendor yang memiliki peranan penting dalam menunjang kegiatan produksi di PT ADM, ternyata tidak hanya memperoleh profit tapi juga benefit dari hubungan kerjasama ini. Penerapan sistem produksi Just In Time yang diterapkan oleh PT Astra Daihatsu Motor ternyata memberikan cukup banyak keuntungan bagi pihak vendor sendiri. Keuntungan itu diantaranya adalah: 1. Mengurangi tingkat kerusakan barang, bahkan dapat dihindari, sehingga tidak ada barang yang dikembalikan reject dari pelanggan 2. Membantu menentukan jumlah produksi yang tepat 76 3. Adanya disiplin manajemen 4. Administrasi yang jelas dari setiap proses sehingga memudahkan setiap aktivitas 5. Memudahkan dalam control stock dan buffer stock Melalui beberapa keuntungan di atas, pihak vendor tentunya tetap harus selalu melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan. Kesalahan ataupun keterlambatan sedikit saja akan menjadi ancaman terhadap berhentinya proses produksi line stop.

4.7 Implikasi Manajerial