Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hitam HS 090240

72 oligopoli ketat, karena empat negara produsen teh terbesar menguasai pangsa pasar lebih dari 69 persen. Struktur pasar seperti ini memicu terjadinya persaingan tidak sehat yaitu kolusi. Kolusi ini dimaksudkan agar mereka dapat mempertahankan keuntungan yang sudah didapat selama ini, bahkan kolusi ini juga dapat dilakukan untuk memperkuat posisi tawar. Hal seperti ini merupakan ancaman serius bagi negara-negara produsen teh yang pangsa pasarnya rendah seperti Indonesia.

6.4 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hitam HS 090240

Komoditi teh hitam HS 090240 merupakan komoditi teh hitam difermentasi dan teh difermentasi sebagian dikemas dalam kemasan 3 kg, struktur pasar komoditi tersebut dapat dilihat pada Tabel 25. Dari hasil perhitungan nilai Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR4 untuk komoditi teh hitam HS 090240 dari tahun 2001 sampai tahun 2005 dapat terlihat bahwa kisaran nilai HI berada pada 1591 sampai 2167 dengan rataan sebesar 1866,2. dari rataan HI tersebut maka dapat diidentifikasi bahwa struktur persaingan komoditi teh hitam HS 090240 berada pada tingkat konsentrasi tinggi pasar yang mungkin untuk konsentrasi tinggi adalah struktur pasar persaingan monopoli atau sedikit monopoli cenderung oligopoli. Rasio tingkat konsentrasi yang ditunjukkan dengan nilai CR4 memperlihatkan kecenderungan dimana empat negara produsen terbesar menguasai lebih dari 60 persen sampai lebih dari 90 persen pasar selama periode tahun 2001 sampai tahun 2005. Nilai CR4 selama lima tahun berada dalam kisaran 67,45 persen hingga 94,88 persen dengan rataan 77,87 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa komoditi teh hitam HS 090240 berada dalam konsentrasi 73 pasar sedang dengan struktur pasar persaingan oligopoli. Pada tahun 2001 sampai tahun 2004, nilai CR4 menunjukkan konsentrasi sedang, bentuk pasarnya adalah struktur pasar persaingan oligopoli. Sedangkan pada tahun 2005 nilai CR4 menunjukkan konsentrasi pasar tinggi dengan bentuk struktur pasar monopoli. Tabel 25. Nilai Herfindahl Index dan Rasio Konsentrasi Komoditi Teh Hitam HS 090240 Tahun 2001 – 2005 Tahun Komoditi Teh HS 090240 Herfindahl Index Nilai Rasio Konsentrasi CR4 Jumlah Eksportir Negara Nilai Herfindahl Index HI 2001 103 1843 74,63 2002 107 1591 67,45 2003 109 1884 75,83 2004 106 1846 76,58 2005 101 2167 94,88 Rata-rata 1866,2 77,87 Sumber: UN Commodity Trade Statistics Database COMTRADE diolah, 2007 Berdasarkan hasil Herfindahl Index HI dan Consentration Ratio CR4, kedua alat ukur memberikan kesimpulan yang berbeda. Nilai HI pasar teh hitam HS 090240 menunjukkan tingkat konsentrasi yang tinggi, sedangkan nilai CR4 menunjukkan bahwa pasar teh hitam HS 090240 memiliki tingkat konsentrasi sedang. Konsentrasi tinggi seharusnya mengarah pada bentuk pasar monopoli, namun pada kenyataannya adalah negara-negara dengan pangsa pasar terbesar tidak menguasai pasar yang mendekati 100 persen, sehingga bentuk pasar yang mungkin adalah bentuk pasar dengan struktur oligopoli dengan pemimpin kekuatan pasar monopoli. Penguasaan pasar komoditi teh hitam HS 090240 selama lima tahun terakhir dipegang oleh negara Sri Lanka, Kenya, India dan Cina. Keempat negara tersebut selama kurun waktu 2001 hingga 2005 menguasai lebih dari 60 persen bahkan lebih dari 90 persen pangsa pasar di seluruh dunia. Sri Lanka dan Kenya 74 saling bersaing menjadi penguasa pangsa pasar teh hitam HS 090240 terbesar. Sri Lanka dalam perkembangan pangsa pasarnya cenderung mengalami peningkatan, sedangkan Kenya perkembangan pangsa pasarnya cenderung mengalami penurunan. Setelah Kenya terdapat negara India, negara ini menunjukkan perkembangan yang positif dengan nilai pangsa pasar yang cenderung meningkat terutama pada tahun 2005. Sedangkan Cina menunjukkan laju pertumbuhan yang positif namun perkembangannya tidak terlalu signifikan. Pasar komoditi teh hitam HS 090240 adalah pasar dengan struktur oligopoli ketat, karena empat negara produsen teh terbesar menguasai pangsa pasar lebih dari 60 persen. Struktur pasar seperti ini memicu terjadinya persaingan tidak sehat yaitu kolusi. Kolusi ini dimaksudkan agar mereka dapat mempertahankan keuntungan yang sudah didapat selama ini, bahkan kolusi ini juga dapat dilakukan untuk memperkuat posisi tawar. Hal seperti ini merupakan ancaman serius bagi negara-negara produsen teh yang pangsa pasarnya rendah seperti Indonesia. Tabel 26. Pangsa Pasar Produsen Teh Hitam HS 090240 Terbesar di Pasar Internasional Periode 2001 - 2005 Negara 2001 2002 2003 2004 2005 Sri Lanka 26,67 31,45 24,81 26,99 38,05 Kenya 29,61 11,09 30,87 27,50 25,53 India 12,22 18,05 15,03 16,90 24,15 Cina 6,12 6,86 5,12 5,17 7,15 Sumber: UN Commodity Trade Statistics Database COMTRADE diolah, 2007 75

VII. DAYA SAING KOMODITI TEH INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL