Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

18 Gambar 1. Jalur Tataniaga Ekspor Teh Indonesia

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai daya saing komoditi di pasar internasional dapat dilakukan dengan RCA Revealed Comparative Advantage untuk menganalisis keunggulan daya saing suatu komoditi, sedangkan Teori Berlian Porter Porter’s Diamond Theory untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keunggulan komoditi suatu negara. Penelitian daya saing dengan menggunakan metode RCA dan Teori Berlian Porter sebelumnya pernah dilakukan oleh Swaranindita 2005 yang membahas mengenai daya saing komoditi udang nasional di pasar internasional, analisis keunggulan komparatif berdasarkan analisis nilai RCA menunjukkan bahwa komoditi Indonesia memiliki Perkebunan Rakyat Perkebunan Besar Negara Perkebunan Besar Swasta Teh Hijau Teh Hitam Kantor Pemasaran Bersama Langsung lewat pelabuhan ekspor Konsumen luar negeri Jalur Pemasaran 19 daya saing yang kuat. Namun, walaupun memiliki daya saing yang kuat, beberapa tahun belakangan ini pangsa pasar udang Indonesia terhadap dunia cenderung menurun. Dilihat dari posisi daya saing komparatifnya, komoditi udang Indonesia dapat dikatakan unggul di pasar internasional walaupun masih jauh di bawah Thailand, Vietnam, dan India sebagai sesama negara Asia. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi daya saing komoditi udang Indonesia di pasar internasional antara lain sulitnya mendapatkan akses kredit dan pembiayaan usaha budidaya; terbatasnya sarana angkutan ekspor; belum meluasnya penerapan teknologi dan industri terpadu; serta usaha pembenuran dan pengolahan pasca panen yang masih memiliki berbagai kendala. Herzaman 1998 melakukan penelitian terhadap daya saing teh hitam dan pengembangan wisata agro di PTPN VIII Jawa Barat. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui daya saing pengusahaan Teh hitam sehubungan adanya kecenderungan harga teh hitam di pasar dunia yang menurun serta untuk melihat besarnya kesempatan kerja yang tercipta dan perubahan pendapatan masyarakat disekitarnya akibat adanya proyek wisata agro. Dalam penelitian tersebut digunakan konsep keunggulan komparatif dan kompetitif secara bersama- sama untuk memberikan masukan dalam pengembangan pengusahaan teh hitam, untuk itu digunakan analisis BSD. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usaha memproduksi teh hitam di perkebunan Malabar memiliki daya saing di pasar internasional. Untuk meningkatkan daya saingnya, perkebunan Malabar perlu meremajakan kebun secara bertahap dengan menggunakan klon-klon teh unggul. Untuk jangka panjang perlu juga dilakukan peremajaan mesin-mesin 20 pengolahan yang telah habis umur ekonomisnya sehingga dapat menekan biaya pemeliharaan pabrik serta biaya bahan bakar listrik. Ameliasari 2003 melakukan penelitian tentang analisa keunggulan komparatif dan kompetitif pengusahaan teh hijau pada pada CV. Wijaya Tea, Kecamatan Ciwidey, Kebupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode PAM sebagai alat analisisnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengusahaan teh hijau CV. Wijaya Tea menguntungkan dan efisien secara finansial karena memiliki keuntungan yang lebih besar dari nol yaitu Rp. 1.597,03 perkilogram teh hijau dan memiliki nilai PCR lebih kecil dari satu yaitu sebesar 0,73 per kilogram teh hijau. Pengusahaan teh hijau juga menguntungkan secara ekonomi dengan nilai keuntungan sebesar Rp. 2.097,64 per kilogram teh hijau dan nilai DRC sebesar 0,65. Nilai DRC yang lebih kecil dari nilai PCR DRCPCR menunjukkan bahwa adanya intervensi pemerintah pada pengusahaan teh hijau berupa pajak, menyebabkan keuntungan finansial lebih rendah daripada keuntungan yang diperoleh secara ekonomi. Walau demikian pengusahaan teh hijau tetap memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Tatakomara 2004 membahas tentang analisa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi teh Indonesia serta daya saing komoditi teh di pasar internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor teh Indonesia dan melihat seberapa besar pengaruhnya serta untuk mengetahui potensi daya saing komoditi teh di pasar internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan menggunakan model persamaan regresi berganda. Dari hasil regresi model ekspor teh Indonesia maka variabel-variabel yang mempengaruhi 21 ekspor teh Indonesia yaitu produksi teh domestik, volume ekspor teh Indonesia tahun sebelumnya, harga teh dunia, harga teh dunia tahun sebelumnya, nilai tukar rupiah tahun sebelumnya, konsumsi teh domestik dan harga teh domestik. Dari tujuh variabel tersebut tiga variabel berpengaruh nyata pada taraf 5 persen, variabel tersebut adalah variabel produksi teh domestik, volume ekspor tahun sebelumnya dan konsumsi teh domestik. Sedangkan sisanya merupakan variabel yang tidak berpengaruh nyata. Suprihatini 2005 dalam penelitiannya mengenai daya saing ekspor teh Indonesia di pasar teh dunia menggunakan model Pangsa Pasar Konstan Constant Market Share untuk mengetahui daya posisi daya saing teh Indonesia di pasar teh dunia. Model Constant Share Market CMS digunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif atau daya saing ekspor di pasar dunia dari suatu negara relatif terhadap negara pesaingnya. Pada analisis CMS menurut Leamer dan Stern 1970 dalam Suprihatini 2005 kegagalan ekspor suatu negara yang pertumbuhan ekspornya lebih rendah dari pertumbuhan ekspor dunia disebabkan oleh tiga alasan yaitu karena ekspor terkonsentrasi pada komoditi yang pertumbuhannya relatif lebih rendah, ekspor lebih ditujukan ke wilayah yang mengalami stagnasi dan ketidakmampuannya bersaing dengan negara-negara pengekspor lainnya. Seperti umumnya pada setiap model, model CMS juga memiliki beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan dari model CMS ini telah dikemukakan oleh Muhammad dan Habibah 1993 dalam Suprihatini 2005 antara lain bahwa persamaan yang digunakan sebagai basis untuk menguraikan pertumbuhan ekspor adalah persamaan identitas. Oleh karena itu, alasan-alasan dari terjadinya perubahan daya saing ekspor tidak dapat dievaluasi dengan hanya 22 menggunakan analisis CMS saja. Kelemahan analisis CMS yang lain adalah mengabaikan perubahan daya saing pada titik waktu yang terdapat di antara dua titik waktu yang digunakan. Namun demikian, analisis ini sangat berguna untuk mengkaji kecenderungan daya saing produk yang dihasilkan suatu negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor teh Indonesia jauh di bawah pertumbuhan ekspor teh dunia bahkan mengalami pertumbuhan negatif. Kondisi tersebut disebabkan karena 1 komposisi produk teh yang diekspor Indonesia kurang mengikuti kebutuhan pasar yang tercermin dari angka komposisi produk teh Indonesia yang bertanda negatif -0,032 2 negara-negara tujuan ekspor teh Indonesia kurang ditujukan ke negara-negara pengimpor teh yang memiliki pertumbuhan impor teh tinggi yang tercermin dari angka distribusi yang bertanda negatif -0,045 dan 3 daya saing teh Indonesia di pasar teh dunia yang cukup lemah yang tercermin dari angka faktor persaingan yang bertanda negatif -0,211. Anissa 2006 melakukan penelitian tentang analisis daya saing teh hitam Indonesia di pasar internasional. Penelitian ini didasari bahwa pangsa pasar teh hitam Indonesia cenderung mengalami penurunan dalam limabelas tahun terakhir yang disebabkan oleh supply Indonesia yang semakin menurun selama beberapa tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan besarnya pangsa pasar ekspor teh hitam Indonesia di pasar internasional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik estimasi menggunakan data panel. Pengolahan data dilakukan dengan tiga metode yaitu metode pooled OLS, metode fixed effect dan metode random effect. Berdasarkan hasil pengolahan data melalui estimasi model menggunakan data panel dengan 23 metode fixed effect diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pangsa pasar teh hitam Indonesia berdasarkan nilai probabilitas yang diperoleh adalah produksi teh hitam Indonesia dan jumlah konsumsi teh hitam dalam negeri. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap pangsa pasar teh hitam Indonesia yaitu variabel harga riil teh hitam Indonesia dan variabel nilai tukar riil. Berdasarkan hasil analisis hasil pengolahan data tersebut mencerminkan kondisi nyata daya saing teh hitam Indonesia di pasar internasional dimana Indonesia sebagai salah satu negara produsen teh hitam terbesar di dunia tidak dapat mempengaruhi harga pasar dan seringkali memperoleh tingkat harga yang lebih rendah daripada harga teh hitam negara produsen lain seperti Sri Lanka dan India. Penelitian tentang komoditi teh terutama mengenai daya saing sebelumnya sudah banyak diteliti. Namun, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada komoditi teh yang akan dibahas. Pada penelitian- penelitian sebelumnya hanya dibahas mengenai komoditi teh hitam atau teh hijau saja sedangkan pada penelitian ini dibahas komoditi teh yang mencakup empat kelompok berdasarkan UN Commodity Trade Statistics Database COMTRADE terdiri dari HS 090210 Teh hijau dikemas 3kg; HS 090220 Teh hijau dikemas 3kg; HS 090240 teh hitam dikemas 3 kg; HS 090230 Teh hitam dikemas 3kg. Selain itu, terdapat perbedaan dari alat analisis yang dipakai yaitu menggunakan analisis Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR4 untuk mengetahui struktur pasar dan pangsa pasar yang dimiliki oleh komoditi teh Indonesia di pasar internasional. Analisis keunggulan daya saing menggunakan analisis kuantitatif Revealed Comparative Advantage RCA dengan 24 menggunakan formula Balassa. Sedangkan untuk melihat analisis daya saing komoditi teh dari sisi keunggulan kompetitif digunakan pendekatan Teori Berlian Porter Porter’s Diamond Theory. Tabel 9. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Nama Peneliti Thn Lokasi Metode Hasil 1. Yodi Herzaman 1998 PTPN VIII, Jawa Barat BSD Produksi teh hitam berdaya saing 2. Ameliasari 2003 CV. Wijaya Tea , Jawa Barat PAM Keunggulan komparatif dan kompetitif 3. Edwin Tatakomara 2004 Pasar internasional Regresi Berganda dan REER Keunggulan alamiahabsolut dan masih perlu peningkatan mutu teh berkaitan dengan keunggulan kompetitifnya 4. Rohayati Suprihatini 2005 Pasar Internasional CMS Pertumbuhan ekspor teh Indonesia jauh di bawah pertumbuhan dunia bahkan mengalami pertumbuhan yang negatif 5. Kristiana Anissa 2006 Pasar Internasional Pooled OLS , Fixed effect dan Random effect. Indonesia tidak dapat mempengaruhi harga teh internasional dan seringkali memperoleh harga yang lebih rendah dibanding Sri Lanka dan India. 25

III. KERANGKA PEMIKIRAN