96 dibuktikan dengan rata-rata konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia lebih
tinggi yaitu 6,50 kg per tahun, dibandingkan konsumsi susu negara China 2,96 kg, Philipina 0,25 kg, Malaysia 3,82 kg, dan Thailand 2,04 kg. Secara umum saat ini
kebutuhan pasar domestik untuk teh sekitar 30 persen dari produksi Bappenas, 2005. Pasar domestik ini akan semakin berkembang seiring dengan
berkembangnya industri hilir perkebunan teh di Indonesia. Mencermati pertumbuhan pasar domestik komoditas perkebunan di atas, maka dapat dikatakan
pasar domestik menyimpan kekuatan bagi pengembangan komoditas perkebunan, walaupun masih belum dapat diandalkan dibandingkan pasar internasional.
7.2.3 Industri Pendukung dan Terkait
Daya saing nasional juga ditentukan oleh keberadaan industri yang terkait dan mendukung di dalam negara tersebut yang secara internasional bersifat
kompetitif. Industri terkait dan industri pendukung adalah industri dimana perusahaan dalam melakukan koordinasi atau berbagai aktivitas dalam rantai nilai
dan industri yang melibatkan produk yang melengkapi perusahaan dari suatu negara tertentu.
Industri yang terkait langsung dengan produksi teh di Indonesia adalah industri hilir pengolahan teh yaitu teh botol. Di Indonesia jenis minuman teh yang
populer sehingga mampu mengalahkan pangsa pasar dari carbonated drink adalah teh botol. Saat ini pangsa pasar teh botol mencapai 28 persen dari total pasar
minuman di Indonesia, sementara pangsa pasar carbonated drink adalah 27 persen. Pangsa pasar terbesar masih dikuasai oleh air minum mineral dalam
kemasan sebanyak 42 persen
19
.
19
“Pengembangan Pasar dan Prospek Komoditas”, http:www.deptan.go.id komoditas, 16 Juni 2007
97 Industri pengemasan teh untuk konsumsi teh domestik di Indonesia
dipenuhi oleh lebih dari 50 perusahaan packers, 32 diantaranya perusahaan yang mengemas jenis teh wangi, sisanya pengemas jenis teh hitam dan teh hijau. Skala
usaha mereka mulai dari berskala nasional sampai kelompok industri rumah tangga. tangga. Packer masing-masing mempunyai karakter produk tersendiri
yang ditandai dengan merk, jenis teh, mutu, maupun segmen pasarnya. Dilihat dari sisi sasaran industri teh secara nasional, usaha pemasaran
packers diharapkan mampu meningkatkan konsumsi teh domestik secara
signifikan melalui peningkatan volume penjualan dari tahun ke tahun. Hal ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan produksi dan produktivitas industri
hulu, dengan berbagai dampak economic benefit dan social benefit melalui kegiatan intensifikasi maupun ekstensifikasi, baik di lingkungan PT Perkebunan
Negara, perkebunan besar swasta dan terutama perkebunan rakyat yang masih jauh tertinggal dengan tingkat produktivitas hanya 800 KgHatahun
20
. Industri jasa pemasaran semakin berkembang sejalan dengan semakin
berkembangnya teknologi. Sistem pemasaran teh di dalam negeri biasanya menggunakan saluran pemasaran sederhana yang sudah ada, sedangkan untuk
pemasaran ke luar negeri diperlukan jasa penerbangan ekspor bahan makanan segar dan hidup yang masih banyak belum tersedia di Indonesia. Dengan semakin
majunya teknologi informasi dan telekomunikasi, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk dapat memasarkan produk teh nasional dengan lebih
cepat.
20
Dadang Surjadi et all, Pengaruh Iklan Terhadap Pengaruh Pembelian Konsumen Teh Dalam Keluarga,
Jurnal Agro Ekonomi, Volume 20 No.2 Oktober 2002, hlm 93
98
7.2.4 Persaingan, Struktur dan Strategi