Penanaman dan Penyulaman Pemupukan Penyiangan Pengendalian hama penyakit

babad jerami yang ada di areal persawahan, karena pada umumnya setelah masa panen terdapat sisa-sisa tanaman dari musim sebelumnya jerami. Sisa- sisa jerami tersebut dibersihkan dengan cara membenamkan jerami ke dalam tanah. Cara tersebut dilakukan agar jerami cepat membusuk dan berubah menjadi kompos. Proses Numpang galeung atau memopok dimaksudkan untuk menutup pematang sawah dangan lumpur sawah agar aliran air di lahan tersebut tidak bocor. Proses lainnya dalam pengolahan lahan lahan adalah pembajakan lahan. Proses pembajakan lahan dapat menggunakan bantuan tenaga traktor, hewan ternak, atau tenaga manusia dengan cara mencangkul. Umumnya petani di daerah penelitian membajak lahannya dengan bantuan tenaga mesin traktor melalui sistem borongan. Kedalaman mata bajak untuk padi Pandan Wangi relatif lebih dalam jika dibandingkan dengan padi Varietas Unggul Baru, karena perakaran padi Pandan Wangi lebih dalam dari pada padi Varietas Unggul Baru. Setelah dilakukan pembajakan lahan, selanjutnya permukaan lahan diratakan. Lahan yang telah gembur dan rata tersebut pun siap untuk ditanami bibit padi.

c. Penanaman dan Penyulaman

Bibit yang telah dipersiapkan di lahan semai kemudian dicabut babut untuk ditanam di lahan persawahan. Agar jarak tanamnya sesuai, maka sebelum penanaman lahan sawah digarisi atau dikenal dengan istilah ngagurat. Proses penanaman tandur umumnya dilakukan oleh tenaga wanita. Di dalam proses penanaman tersebut tenaga pria dibutuhkan untuk menggarisi lahan dan mengangkut bibit padi dari lahan semai menuju lahan penanaman. Proses penyulaman ngageudag didahului dengan mengamati apakah ada bibit padi yang tidak tumbuh atau terbawa oleh aliran air. Jika terdapat bibit yang mati atau hilang maka akan diganti oleh bibit yang baru.

d. Pemupukan

Pupuk yang digunakan petani umumnya berupa pupuk padat yaitu Urea, TSPSP-36, KCl dan Phonska. Berdasarkan data responden, untuk satu hektar per musim tanam padi Pandan Wangi menggunakan Urea sebanyak 299,36 kilogram, TSPSP-36 sebanyak 48,93 kilogram, KCl sebanyak 31,11 kilogram, dan Phonska sebanyak 118,83 kilogram. Sedangkan untuk satu hektar padi Varietas Unggul Baru membutuhkan Urea sebanyak 231,70 kilogram, TSPSP-36 sebanyak 60,63 kilogram, KCl sebanyak 51,84 kilogram, dan Phonska sebanyak 104,69 kilogram.

e. Penyiangan

Proses penyiangan dilakukan untuk membersihkan lahan dari gulma- gulma yang tumbuh disekitar lahan persawahan yang mampu menghambat pertumbuhan padi. Baik padi Pandan Wangi dan padi Varietas Unggul Baru, penyiangan biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Penyiangan pertama ngarambet dilakukan pada usia padi 15-20 hari untuk kedua varietas. Sedangkan untuk penyiangan kedua ngaramas dilakukan pada saat padi berumur 30-35 hari setelah tanam. Proses penyiangan pertama dan kedua umumnya dilakukan olah tenaga wanita. Tenaga pria dibutuhkan untuk membersihkan pematang yang mengelilingi lahan persawahan dari rumput- rumput dan tanaman lainnya.

f. Pengendalian hama penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengurangi kerusakan tanaman akibat adanya aktivitas organisme pengganggu. Di tempat penelitian, penggunaan pestisida baik cair maupun padat dikurangi atau bahkan dihindari. Oleh karenanya, sebelum melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman, petani melakukan pengamatan terlebih dahulu. Jika tanaman terserang organisme pengganggu maka tindakan pengendalian baru dilakukan. Insektisida yang digunakan petani umumnya berbentuk cair yang dilarutkan dalam air. Frekuensi penyemprotan disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami tanaman padi.

g. Panen

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

12 108 56

Uji Stabilitas Varietas Padi (Oryza sativa L.) Pada Lahan Salin dan Sulfat Masam Menggunakan Analisis AMMI dan Sidik Lintas Komponen Produksi Dengan Produksi Gabah

4 55 75

Pertumbuhan Dan Produksi Empat Varietas Unggul Padi Sawah (Oryza Sativa L) Terhadap Berbagai Tingkat Genangan Air Pada Berbagai Jarak Tanam

0 30 181

Perancangan Buku Informasi Beras Pandan Wangi Di Kabupaten Cianjur

1 8 28

Analisis ekuitas merek produk beras pandan wangi:kasus di Kota Cianjur

0 13 219

Analisis Usahatani dan Tataniaga Padi Varietas Unggul (Studi Kasus Beras Pandan Wangi di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur)

6 31 188

Analisis usahatani padi jenis ketan putih (Oryza Sativa Glutinosa (Studi Kasus Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat)

3 10 169

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Analisis sifat fisikokimia dan sifat fungsional beras (Oryza sativa) Varietas Beras Hitam dan Beras Merah asal Cianjur, Solok, dan Tangerang

1 12 67

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU (Kasus Kelompok Tani Nanggeleng Jaya Desa Songgom Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI

0 0 6