terhadap input dan output. Monke dan Pearson 1989 merumuskan Transfer Bersih, sebagai berikut:
TB L = D – H
Keterangan: D = Keuntungan Privat; H = Keuntungan Sosial
Pengaruh keseluruhan dari kebijakan yang menyebabkan keuntungan privat berbeda dengan keuntungan sosial dicerminkan oleh nilai koefisien
keuntungan PC. Jika nilai PC kurang dari satu maka yang terjadi adalah kebijakan pemerintah membuat keuntungan yang diterima oleh produsen lebih
kecil bila dibandingkan tanpa ada kebijakan. Koefisien keuntungan dirumuskan sebagai berikut Monke dan Pearson,1989:
PC =
H D
=
Sosial Penerimaan
ivat Penerimaan Pr
Nilai Rasio Subsidi bagi Produsen Subsidi Ratio to Producers atau SRP menunjukan tingkat penambahan dan pengurangan penerimaan karena adanya
kebijakan pemerintah. SRP yang bernilai negatif berarti kebijakan pemerintah menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya
sosial untuk berproduksi. SRP dirumuskan oleh Monke dan Pearson 1989: SRP =
E L
=
Sosial Penerimaan
Bersih Transfer
4.6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah-ubah nilai input dan output, lalu melihat pengaruhnya terhadap daya saing suatu komoditas. Di dalam
penelitian ini analisis sensitivitas dilakukan dengan dua cara yang berbeda. Analisis sensitivitas yang pertama dilakukan dengan cara mengubah variabel
input dan output berdasarkan asumsi-asumsi kondisi yang mungkin terjadi di tempat penelitian, perubahan-perubahan tersebut adalah:
1. Analisis sensitivitas jika terjadi penurunan jumlah kedua output sebesar 20 persen dengan asumsi faktor lainnya tetap ceteris paribus.
Berdasarkan hasil wawancara langsung kepada petani penurunan jumlah output tersebut disebabkan apabila terjadi serangan hama atau ganguan
cuaca pada pengusahaan beras Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru.
2. Analisis sensitivitas jika terjadi kenaikan harga input pupuk anorganik sebesar 16,67 persen, ceteris paribus. Perubahan harga pupuk
diakibatkan karena situasi yang tak terduga yaitu jika terjadi kelangkaan saat musim tanam tiba. Rata-rata peningkatan harga jual pupuk di desa
Bunikasih adalah sebesar 16,67 persen. 3. Analisis sensitivitas jika terjadi penurunan harga output, ceteris paribus.
Khusus untuk komoditas Pandan Wangi, penurunan harga output terjadi jika petani menjual hasil produksinya kepada pedagang pengumpul.
Sedangkan untuk komoditas beras Varietas Unggul Baru, perubahan harga disebabkan karena memasuki masa panen raya. Berdasarkan data
yang dikumpulkan di tingkat petani, rata-rata penurunan harga output sebesar 12 persen.
4. Analisis sensitivitas jika terjadi penurunan harga output dan biaya imbangan penggunaan lahan, ceteris paribus. Penurunan harga output
akan diikuti dengan turunnya biaya imbangan penggunaan lahan, hal ini terjadi karena penentuan biaya imbangan lahan didasarkan dari sistem
bagi hasil yang nilainya di tentukan oleh harga malai kering panen. Penurunan yang terjadi sebesar 12 persen.
5. Analisis sensitivitas gabungan, jika terjadi penurunan jumlah output sebesar 20 persen yang di ikuti dengan peningkatan harga input pupuk
anorganik sebesar 16,67 persen dan penurunan harga output serta biaya imbangan penggunaan lahan sebesar 12 persen.
Analisis sensitivitas cara yang kedua dilakukan dengan merubah besaran masing-masing variabel poin satu sampai empat dengan besaran prosentase
perubahan yang sama. Besarnya prosentase perubahan adalah sebesar 16 persen yang diperoleh dari rataan perubahan-perubahan yang terjadi pada
analisis sensitivitas cara pertama. Analsis sensitivitas dengan cara yang kedua ini dilakukan untuk membandingkan variabel-variabel manakah yang sangat
berpengaruh pada daya saing beras Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur
Desa Bunikasih secara administratif terletak di Kecamatan Warung- kondang, Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Kabupetan Cianjur secara
geografis berada di antara 6 derajat 21 detik Lintang Selatan - 7 derajat 25 detik Lintang Selatan dan 106 derajat 42 detik Bujur Timur - 107 derajat 25 detik Bujur
Timur. Posisi tersebut menempatkan Kabupaten Cianjur berada di tengah-tengah Wilayah Provinsi Jawa Barat, memanjang dari Utara ke Selatan.
Wilayah Kabupaten Cianjur meliputi areal seluas 350.148 hektar yang terdiri dari 30 kecamatan dengan 348 desa. Berikut adalah perbatasan wilayah
Kabupaten Cianjur: 1. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Purwakarta 2. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut 3. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia
4. Di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi. Keadaan topografi wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar berupa
daerah pegunungan, berbukit-bukit, dan sebagian merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 meter sampai 2.962 meter di atas permukaan laut puncak
Gunung Gede, dengan kemiringan antara 1 sampai 40 persen. Pada tahun 2005 sektor pertanian di Kabupaten Cianjur memberikan
kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB sebesar 48,64 persen dari total PDRB. Sub sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah
sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 36,16 persen Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2006. Ini menunjukan bahwa sub sektor tanaman