Keuntungan sosial merupakan indikator daya saing keunggulan komparatif pada kondisi tidak ada efek divergensi. Keuntungan sosial
dirumuskan Monke dan Pearson 1989, sebagai berikut: KS H = E – F – G
Keterangan: E = Penerimaan Sosial; F = Biaya Input Tradable Sosial; G = Biaya Input Non Tradable Sosial
Jika keuntungan sosial lebih besar dari nol, maka sistem usahatani telah berjalan efisien dan memiliki keunggulan komparatif karena secara ekonomi
usaha tersebut memberikan keuntungan dan layak untuk dikembangkan. Sebaliknya, jika keuntungan sosial kurang dari nol, maka sistem usahatani tidak
mampu berjalan dengan baik tanpa bantuan intervensi pemerintah. Nilai DRC menggambarkan efisiensi ekonomi suatu pengusahaan
komoditi. Jika rasio biaya sumberdaya domestik DRC kurang dari satu berarti sistem komoditas efisien. Komoditas tersebut mempunyai keunggulan komparatif
dan mampu hidup tanpa bantuan atau intervensi pemerintah, sehingga lebih efisien apabila diproduksi di dalam negeri dibanding dengan impor untuk
komoditas substitusi impor atau memiliki peluang ekspor yang tinggi untuk komoditas orientasi ekspor. DRC dirumuskan oleh Monke dan Pearson 1989:
DRC =
F E
G −
=
Sosial Tradable
Input Biaya
Sosial Penerimaan
Sosial Tradable
Non Input
Biaya −
4.5.2. Dampak Kebijakan Pemerintah 4.5.2.1. Kebijakan Output
Transfer Output menunjukkan terdapat kebijakan pemerintah pada output sehingga ada perbedaan antara harga output privat dan sosial. Nilai Transfer
Output yang positif menunjukkan bahwa ada intensif masyarakat terhadap produsen, artinya harga yang dibayarkan oleh konsumen pada produsen lebih
tinggi dari seharusnya, atau kebijakan pemerintah berupa subsidi output yang
menyebabkan harga privat output yang diterima oleh produsen lebih tinggi dari harga sosialnya.
Rumus Transfer Output adalah sebagai berikut Monke dan Pearson,1989:
TO I = A – E
Keterangan: A = Penerimaan Privat; E = Penerimaan Sosial
Jika nilai NPCO kurang dari satu berarti terjadi pengurangan penerimaan petani akibat adanya efek divergensi. Sementara apabila nilai NPCO lebih dari
satu, maka yang terjadi adalah sebaliknya. NPCO dirumuskan sebagai berikut Monke dan Pearson,1989:
NPCO =
E A
=
Sosial Penerimaan
ivat Penerimaan Pr
4.5.2.2. Kebijakan Input
Nilai TI menunjukkan bahwa kebijakan input yang diharapkan pada input tradable yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara biaya input tradable
privat dan biaya input tradable sosial. Jika nilai TI positif hal ini menunjukan harga sosial input asing yang lebih rendah. Akibatnya produsen harus membayar
input lebih mahal. Sebaliknya jika TI kurang dari nol hal ini menunjukan adanya subsidi pemerintah terhadap input asing, sehingga petani tidak membayar penuh
korbanan sosial yang seharusnya dibayarkan. Transfer Input TI oleh Monke dan Pearson 1989, dirumuskan sebagai
berikut: TI J = B – F
Keterangan: B = Biaya Input Tradable Privat; F = Biaya Input Tradable Sosial
Nilai NPCI bernilai lebih dari satu menginformasikan bahwa terdapat proteksi terhadap produsen input asing tradable, yang menyebabkan sektor yang
menggunakan input tersebut akan dirugikan dengan tingginya biaya produksi.
Sebaliknya, jika Koefisien proteksi input nominal kurang dari satu maka petani menerima subsidi atas input asing tradable sehingga petani dapat membeli
dengan harga yang lebih rendah. NPCI dirumuskan oleh Monke dan Pearson 1989:
NPCI =
F B
=
Sosial Tradable
Input Biaya
ivat Tradable
Input Biaya
Pr
Transfer Faktor menunjukkan besarnya subsidi terhadap input non tradable. Jika nilai Transfer Faktor positif, menunjukkan bahwa terjadi subsidi
negatif pada input non tradable. Sedangkan jika nilai Transfer Faktor negatif, berarti terdapat subsidi positif pada input non tradable. Pada matriks PAM
Transfer Faktor dirumuskan sebagai berikut Monke dan Pearson,1989: TF K = C – G
Keterangan: C = Biaya Input Non Tradable Privat; G = Biaya Input Non Tradable Sosial
4.5.2.3. Kebijakan Input-Output
Koefisien proteksi efektif EPC merupakan indikator dari dampak keseluruhan kebijakan input dan output terhadap sistem produksi komoditas
dalam negeri. Nilai EPC menggambarkan sejauh mana kebijakan pemerintah bersifat melindungi atau menghambat produksi domestik. Nilai EPC lebih dari
satu artinya adalah bahwa kebijakan melindungi produsen domestik secara efektif. Monke dan Pearson 1989 merumuskan nilai EPC sebagai berikut:
EPC =
F E
B A
− −
=
Sosial Tradable
Input Biaya
Sosial Penerimaan
ivat Tradable
Input Biaya
ivat Penerimaan
− −
Pr Pr
Transfer Bersih TB menggambarkan dampak kebijakan pemerintah secara keseluruhan terhadap penerimaan petani, apakah merugikan atau
menguntungkan petani. Nilai TB lebih dari nol positif menginformasikan bahwa tambahan surplus produsen yang disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah
terhadap input dan output. Monke dan Pearson 1989 merumuskan Transfer Bersih, sebagai berikut:
TB L = D – H
Keterangan: D = Keuntungan Privat; H = Keuntungan Sosial
Pengaruh keseluruhan dari kebijakan yang menyebabkan keuntungan privat berbeda dengan keuntungan sosial dicerminkan oleh nilai koefisien
keuntungan PC. Jika nilai PC kurang dari satu maka yang terjadi adalah kebijakan pemerintah membuat keuntungan yang diterima oleh produsen lebih
kecil bila dibandingkan tanpa ada kebijakan. Koefisien keuntungan dirumuskan sebagai berikut Monke dan Pearson,1989:
PC =
H D
=
Sosial Penerimaan
ivat Penerimaan Pr
Nilai Rasio Subsidi bagi Produsen Subsidi Ratio to Producers atau SRP menunjukan tingkat penambahan dan pengurangan penerimaan karena adanya
kebijakan pemerintah. SRP yang bernilai negatif berarti kebijakan pemerintah menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya
sosial untuk berproduksi. SRP dirumuskan oleh Monke dan Pearson 1989: SRP =
E L
=
Sosial Penerimaan
Bersih Transfer
4.6. Analisis Sensitivitas