c. Harga bayangan pestisida
Subsidi untuk pestisida telah dicabut, sehingga penentuan harga sosial pestisida akan didasarkan pada harga yang terjadi di tempat penelitian. Karena
subsidi untuk pestisida sudah tidak ada maka harga diserahkan pada mekanisme pasar.
d. Harga bayangan peralatan
Karena tidak ada kebijakan pemerintah yang mengatur secara langsung, sehingga distorsi pasar yang terjadi amat kecil, maka harga sosial untuk
peralatan sama dengan harga finansialnya.
e. Harga bayangan tenaga kerja
Bila pasar tenaga kerja bersaing sempurna, maka upah yang berlaku mencerminkan nilai produk marjinal. Hal ini tidak berlaku untuk sektor pertanian
karena tingkat upah dipedesaan cenderung lebih tinggi sehingga tidak mencerminkan nilai produk marjinalnya. Hal ini disebabkan karena adanya share
proverty instituton seperti gotong royong dan sambatan Suryana dalam Novianti, 2003. Dalam penelitian ini, harga sosial upah ditentukan dengan memakai
perhitungan Rusastra et. al dalam Novianti 2003 yaitu sebesar 80 persen dari tingkat upah yang berlaku.
f. Harga bayangan lahan
Lahan atau tanah merupakan salah faktor produksi yang sangat penting. Di dalam usaha tani lahan merupakan input non tradable. Harga bayangan lahan
ditentukan berdasarkan nilai sewa lahan yang diperhitungkan tiap musim tanam yang berlaku di masing-masing tempat usahatani Gittinger, 1986. Sehingga
penentuan harga bayangan lahan berdasarkan nilai sewa lahan yang berlaku di lokasi penelitian.
g. Harga bayangan nilai tukar
Harga bayangan nilai tukar menggunakan formula yang telah dirumuskan oleh Squire dan Van Der Tak 1975 dalam Gittinger 1986 yaitu :
Dimana: SER
T
: Shadow exchange rate nilai tukar bayangan Tahun ke-T OER
T
: Official exchange rate nilai tukar resmi Tahun ke-T SCF
T
: Standart conversion factor faktor konversi standar Tahun ke-T
Nilai faktor konversi standar yang merupakan rasio dari nilai impor dan ekspor ditambah pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut :
Dimana: M
T
: Nilai impor Tahun ke-T Rp X
T
: Nilai ekspor Tahun ke-T Rp TM
T :
Penerimaan pemerintah melalui pajak impor Tahun ke-T Rp TX
T
: Penerimaan pemerintah melalui pajak ekspor Tahun ke-T Rp
Pada tahun 2006 nilai tukar dollar terhadap rupiah sebesar Rp. 9.020,00, sedangkan penerimaan pemerintah dari komponen pajak ekspor diperoleh
sebesar Rp 377,70 milyar TX serta penerimaan pemerintah dari komponen pajak impor sebesar Rp 12.141,70 milyar TM. Sementara nilai ekspor Indonesia
sebesar Rp 539.400 milyar X dan nilai impor sebesar Rp 559.300 milyar M. Dari hasil perhitungan, maka diperoleh nilai faktor konversi standar tahun 2006
SCF sebesar 0,989, sehingga nilai SER yang digunakan adalah Rp 9.120,32. Data dan perhitungan mengenai harga bayangan nilai tukar dapat dilihat pada
Lampiran 9.
T T
T
SCF OER
SER =
T
TX X
TM M
X M
SCF
T T
T T
T T
− +
+ +
=
h. Harga bayangan bunga modal
Sumber modal yang digunakan oleh para petani untuk melakukan usahatani tanaman padi berasal dari modal petani sendiri. Sehingga bunga modal
tidak dimasukan sebagai komponen biaya pada analisis ekonomi. Pada penelitian ini digunakan suku bunga yang digunakan untuk analisis finansial adalah suku
bunga nominal aktual rata-rata tahun 2007 di tempat penelitian yakni sebesar 13 persen.
4.5. Policy Analysis Matriks PAM