7.1.4. Perubahan Harga Output Dan Biaya Imbangan Penggunaan Lahan
Penurunan harga output dan biaya imbangan penggunaan lahan sebesar 12 persen menyebabkan daya saing kedua varietas beras melemah. Hasil
analisis sensitivitas perubahan tersebut dapat perhatikan pada Tabel 23.
Tabel 23. Analisis Sensitivitas Beras Pandan Wangi Dan Beras Varietas Unggul Baru Bila Terjadi Penurunan Harga Output
Dan Biaya Imbangan Penggunaan Lahan
Indikator Pandan Wangi
Varietas Unggul Baru Sebelum
perubahan Setelah
Perubahan Sebelum
perubahan Setelah
perubahan
KP 19.435.791,94 13.387.817,05
6.608.066,69 414.357,94
PCR 0,70 0,76
0,90 0,99
KS 91.299.286,92 77.430.849,00
42.280.563,87 32.920.542,35
DRC 0,29 0,32
0,55 0,61
Keterangan : Penurunan harga output dan biaya imbangan penggunaan lahan sebesar 12 persen.
Penurun harga output dan biaya imbangan penggunaan lahan hingga 12 persen menyebabkan komoditas beras Varietas Unggul Baru mangalami
penurunan keuntungan privat hingga bernilai Rp. 414.357,94 per hektar per tahun. Nilai tersebut menunujukkan bahwa pengusahaan beras Varietas Unggul
Baru tetap memberikan kauntungan secara finansial. Walaupun demikian, rendahnya nilai KP tersebut menunjukan bahwa keuntungan yang diterima petani
dalam pengusahaan beras Varietas Unggul Baru sangat rendah. Dengan kata lain, pengusahaan beras Varietas Unggul Baru secara finansial dapat diteruskan
namun hanya dalam waktu jangka pendek saja. Nilai PCR varietas ini pun meningkat setelah terjadi perubahan, yang
artinya keunggulan komparatif beras varietas ini melemah. Nilai PCR Varietas Unggul Baru setelah terjadi perubahan hampir mendekati nilai satu yaitu 0.99.
Nilai PCR tersebut menunjukan bahwa Varietas Unggul Baru tetap memiliki keunggulan kompetitif walaupun terjadi perubahan.
Bila diperhatikan, nilai KS beras Varietas Unggul Baru tetap bernilai positif walaupun terjadi perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa pengusahaan beras
Varietas Unggul Baru masih layak diusahakan secara ekonomi. Nilai DRC dari komoditi ini pun tetap bernilai kurang dari satu walaupun terjadi penurunan harga
output dan biaya imbangan penggunaan lahan. Nilai KS dan DRC tersebut menjelaskan bahwa komoditas beras Varietas Unggul Baru masih memiliki
keunggulan kompratif walaupun terjadi penurunan harga output dan biaya imbangan penggunaan lahan hingga 12 persen.
Kedaan berbeda dialami oleh komoditas beras Pandan Wangi. Walaupun terjadi penurunan nilai KS dan KP setelah perubahan, komoditas ini masih tetap
memberikan keuntungan secara finansial maupun ekonomi. Di sisi lain, walaupun nilai PCR dan DRC setelah perubahan mengalami peningkatan, namun kedua
nilai tersebut bernilai kurang dari satu. Sehingga pengusahaan beras Pandan Wangi di desa Bunikasih tetap memiliki keunggulan kompetitif maupun
komparatif meski terjadi penurunan harga output dan biaya imbangan penggunaan lahan hingga 12 persen.
7.1.5. Penurunan Jumlah Output, Peningkatan Harga Input, dan Penurunan Harga Output serta Biaya Imbangan Penggunaan Lahan
Analisis sensitivias gabungan dilakukan jika terjadi penurunan jumlah output yang diikuti oleh peningkatan harga pupuk anorganik dan penurunan
harga output serta penurunan biaya imbangan penggunaan lahan. Bila dicermati pada Tabel 24 nilai PCR beras Pandan Wangi setelah terjadi perubahan
meningkat hingga 0.93. Ini berarti keunggulan kompetitif komoditas ini melemah. Hal yang sama terjadi pada nilai DRC, nilai DRC beras Pandan Wangi pun
mengalami peningkatan hingga bernilai 0,38, yang menggindikasikan bahwa keunggulan komparatif komoditas ini pun melemah. Walaupun demikian
komoditas beras Pandan Wangi masih tetap memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif meski terjadi penurunan jumlah output yang diikuti oleh peningkatan
harga pupuk anorganik dan penurunan harga output serta penurunan biaya imbangan penggunaan lahan.
Tabel 24. Analisis Sensitivitas Gabungan pada Beras Pandan Wangi Dan Beras Varietas Unggul Baru
Indikator Pandan Wangi
Varietas Unggul Baru Sebelum
perubahan Setelah
perubahan Sebelum
Perubahan Setelah
perubahan
KP 19.435.791,94 3.785.914,40
6.608.066,69 -8.788.017,09
PCR 0,70 0,92
0,90 1,18
KS 91.299.286,92 56.077.440,67
42.280.563,87 18.706.745,39
DRC 0,29 0,38
0,55 0,72
Sumber: Data primer, 2008 diolah.
Keterangan: Penurunan jumlah output sebesar 20 persen; Peningkatan harga pupuk sebesar 16.67 persen; Penurunan harga output sebesar dan biaya
imbangan penggunaan lahan 12 persen.
Keuntungan privat dan keuntungan sosial komoditas beras Pandan Wangi pun berkurang setelah terjadi perubahan. Perubahan-perubahan tersebut
tidak menyebabkan nilai KP dan KS bernilai negatif Tabel 24. Nilai KP beras Pandan Wangi setelah perubahan adalah Rp. 3.785.914,40 dan nilai KS setelah
perubahan adalah Rp. 56.077.440,67. Ini menunjukan bahwa pengusahaan beras Pandan Wangi tetap memberikan keuntungan baik secara finansial
maupun ekonomi walaupun terjadi penurunan jumlah output yang diikuti oleh peningkatan harga pupuk anorganik dan penurunan harga output serta
penurunan biaya imbangan penggunaan lahan Setelah terjadi perubahan, nilai PCR komoditas beras Varietas Unggul
Baru meningkat hingga melebihi nilai satu. Nilai PCR varietas ini bernilai 1,18 setelah terjadi perubahan. Ini berarti bahwa komoditas beras Varietas Unggul
Baru kehilangan keunggulan kompetitifnya jika terjadi penurunan jumlah output yang diikuti oleh peningkatan harga pupuk anorganik, penurunan harga output
dan penurunan biaya imbangan penggunaan lahan. Bila diperhatikan, walaupun terjadi perubahan, nilai DRC dari komoditas ini tetap bernilai kurang dari satu. Ini
menunjukan bahwa komoditas beras Varietas Unggul Baru tetap memilki keunggulan komparatif walaupun terjadi perubahan.
Nilai KP yang menunjukkan angka negatif setelah terjadi perubahan menujukkan bahwa komoditas beras Varietas Unggul Baru tidak layak
diusahakan secara finansial pada saat terjadi penurunan jumlah output yang diikuti oleh peningkatan harga pupuk anorganik dan penurunan harga output
serta penurunan biaya imbangan penggunaan lahan. Nilai KP untuk beras Varietas Unggul Baru adalah negatif Rp. 8.788.017,09. Sedangkan di sisi lain,
nilai KS untuk komoditi ini tetap bernilai positif yaitu bernilai Rp. 18.706.745,39 setelah terjadi perubahan. Kondisi demikian menunjukkan bahwa komoditas
beras Varietas Unggul Baru masih layak untuk diusahakan secara ekonomi walaupun terjadi perubahan.
7.2. Analisis Sensitivitas Berdasarkan Perubahan Sebesar 16 Persen