Daya Saing Komoditi Padi Varietas Pandan Wangi Dan Padi Varietas Unggul Baru

Kolom pertama matriks PAM merupakan kolom penerimaan, kolom kedua merupakan kolom biaya input asing tradable. Kolom ketiga merupakan kolom biaya input domestik non tradable dan kolom keempat merupakan kolom keuntungan selisih antara penerimaan dengan biaya.

4.5.1. Daya Saing Komoditi Padi Varietas Pandan Wangi Dan Padi Varietas Unggul Baru

Keuntungan privat merupakan indikator daya saing keunggulan kompetitif dari sistem komoditas berdasarkan teknologi, nilai output, biaya input dan transfer kebijakan yang ada. Jika nilai D keuntungan privat bernilai lebih dari nol maka ini menunjukkan bahwa secara finansial kegiatan pengusahaan padi varietas Pandan Wangi dan padi Varietas Unggul Baru memberikan keuntungan. Pengusahaan padi varietas Pandan Wangi dan padi Varietas Unggul Baru akan tidak layak secara finansial jika nilai keuntungan privat benilai negatif. Keuntungan privat didapat dengan rumus sebagai berikut Monke dan Pearson,1989: KP D = A – B – C Keterangan: A = Penerimaan Privat; B = Biaya Input Tradable Privat; C = Biaya Input Non Tradable Privat Apabila nilai Rasio Biaya Privat kurang dari satu, maka sistem komoditas tersebut mampu membiayai faktor domestiknya pada harga privat. Nilai PCR menggambarkan efisiensi finansial dari pengusahaan suatu komoditi. Semakin kecil nilai PCR maka komoditas tersebut semakin memiliki daya saing keunggulan kompetitif. Monke dan Pearson 1989 merumuskan Nilai Rasio Biaya Privat Privat Cost Ratio atau PCR, sebagai berikut: PCR = B A C − = ivat Tradable Input Biaya ivat Penerimaan ivat Tradable Non Input Biaya Pr Pr Pr − Keuntungan sosial merupakan indikator daya saing keunggulan komparatif pada kondisi tidak ada efek divergensi. Keuntungan sosial dirumuskan Monke dan Pearson 1989, sebagai berikut: KS H = E – F – G Keterangan: E = Penerimaan Sosial; F = Biaya Input Tradable Sosial; G = Biaya Input Non Tradable Sosial Jika keuntungan sosial lebih besar dari nol, maka sistem usahatani telah berjalan efisien dan memiliki keunggulan komparatif karena secara ekonomi usaha tersebut memberikan keuntungan dan layak untuk dikembangkan. Sebaliknya, jika keuntungan sosial kurang dari nol, maka sistem usahatani tidak mampu berjalan dengan baik tanpa bantuan intervensi pemerintah. Nilai DRC menggambarkan efisiensi ekonomi suatu pengusahaan komoditi. Jika rasio biaya sumberdaya domestik DRC kurang dari satu berarti sistem komoditas efisien. Komoditas tersebut mempunyai keunggulan komparatif dan mampu hidup tanpa bantuan atau intervensi pemerintah, sehingga lebih efisien apabila diproduksi di dalam negeri dibanding dengan impor untuk komoditas substitusi impor atau memiliki peluang ekspor yang tinggi untuk komoditas orientasi ekspor. DRC dirumuskan oleh Monke dan Pearson 1989: DRC = F E G − = Sosial Tradable Input Biaya Sosial Penerimaan Sosial Tradable Non Input Biaya − 4.5.2. Dampak Kebijakan Pemerintah 4.5.2.1. Kebijakan Output

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

12 108 56

Uji Stabilitas Varietas Padi (Oryza sativa L.) Pada Lahan Salin dan Sulfat Masam Menggunakan Analisis AMMI dan Sidik Lintas Komponen Produksi Dengan Produksi Gabah

4 55 75

Pertumbuhan Dan Produksi Empat Varietas Unggul Padi Sawah (Oryza Sativa L) Terhadap Berbagai Tingkat Genangan Air Pada Berbagai Jarak Tanam

0 30 181

Perancangan Buku Informasi Beras Pandan Wangi Di Kabupaten Cianjur

1 8 28

Analisis ekuitas merek produk beras pandan wangi:kasus di Kota Cianjur

0 13 219

Analisis Usahatani dan Tataniaga Padi Varietas Unggul (Studi Kasus Beras Pandan Wangi di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur)

6 31 188

Analisis usahatani padi jenis ketan putih (Oryza Sativa Glutinosa (Studi Kasus Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat)

3 10 169

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Analisis sifat fisikokimia dan sifat fungsional beras (Oryza sativa) Varietas Beras Hitam dan Beras Merah asal Cianjur, Solok, dan Tangerang

1 12 67

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU (Kasus Kelompok Tani Nanggeleng Jaya Desa Songgom Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI

0 0 6