5.2.8. Varietas Unggul Baru Yang Dibudidayakan
Varietas Unggul Baru yang umumnya dibudidayakan di daerah penelitian adalah varietas Ciherang. Terdapat 66,67 persen petani responden yang
membudidayakan varietas Ciherang. Varietas Ciherang lebih banyak dibudi- dayakan karena adanya program bantuan pemerintah. Pemerintah memberikan
bantuan berupa benih varietas Ciherang kapada para petani dalam rangka program peningkatan produksi beras nasional. Selanjutnya di urutan kedua
adalah varietas IR 64 yakni sebanyak 13,33 persen dari jumlah petani responden yang menanam Varietas Unggul Baru. Sisanya para petani membudidayakan
varietas-varietas lain seperti varietas Sariwangi 6,67 persen, Morneng 6,67 persen, dan Muaraangke 6,67 persen.
5.3. Gambaran Padi Varietas Pandan Wangi Dan Padi Varietas Unggul Baru
Masyarakat di Desa Bunikasih mengenal padi Pandan Wangi dengan sebutan pare ageung padi besar, sedangkan untuk padi Varietas Unggul Baru
Ciherang, IR 64, Sintanur mereka menyebutnya pare alit padi kecil. Istilah tersebut muncul karena ciri fisik tanaman padi Pandan Wangi memliki postur jauh
lebih tinggi jika dibandingkan dengan padi Varietas Unggul Baru. Gambar tanaman padi kedua varietas tersebut lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 7.
Verietas padi Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru dapat dibedakan dari bentuk beras yang dihasilkan. Secara visual, beras Pandan Wangi lebih
berbentuk bulat dan warna berasnya berwarna putih. Beras Pandan Wangi memiliki chalkiness berupa garis putih pada bagian yang biasa disebut white
belly. Sedangkan beras Varietas Ciherang memiliki bentuk beras yang lebih ramping dan warna berasnya lebih bening dari beras Pandan Wangi. Chalkiness
pada beras Ciherang tidak teralu tidak teralu jelas terlihat. Selain itu, jika beras Pandan Wangi dimakan akan terasa rasa pandan yang khas. Sedangkan pada
beras verietas Ciherang tidak terasa rasa pandannya. Gambar bulir beras Pandan Wangi dan varietas Ciherang dapat dilihat pada Lampiran 7.
Selain dari ciri fisiknya yang berbeda, umur tanaman kedua varietas tersebut pun berbeda. Padi varietas Pandan Wangi memiliki umur tanaman yang
jauh lebih lama dibandingkan dengan padi Varietas Unggul Baru. Umur padi Pandan Wangi adalah 150 sampai dengan 160 hari atau sekitar enam bulan.
Sehingga petani bisa menanam padi Pandan Wangi sebanyak dua kali dalam satu tahun. Sedangkan umur padi Varietas Unggul Baru berkisar antara 115
sampai 125 hari atau berumur sekitar empat bulan. Sehingga petani mampu menanam padi Varietas Unggul Baru sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
5.4. Profil Gabungan Kelompok Tani Citra Sawargi
Seluruh petani Pandan Wangi yang menjadi responden adalah anggota dari Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Citra Sawargi. Dasar terbentuknya
Gapoktan Citra Sawargi adalah berdasarkan Peraturan Mentri Pertanian Nomor 237kpsOT6042007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.
Pembentukan Gapoktan
diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan
lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lain yang terkait untuk pengembangan usaha taninya. Selain itu diharapkan mampu
membantu menggali potensi, memecahkan masalah usahatani anggota secara efektif, memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan,
dan sumberdaya lainnya Departemen Pertanian, 2007 Gapoktan Citra Sawargi pada tahun 2007 terdiri dari 12 kelompok tani
yang tersebar di empat desa. Lima kelompok tani berada di desa Bunikasih, empat kelompok tani di Desa Mekarwangi, dua kelompok di Desa Tegallega, dan
satu kelompok di desa Bunisari. Luas sawah wilayah usaha pada tahun 2007 adalah 726 hektar.
Visi dari Gapoktan Citra Sawargi adalah terwujudnya pembangunan pertanian berbasis potensi lokal yang berwawasan lingkungan melalui agrobisnis
dan agrowisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan misinya adalah:
a. Meningkatkan, menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati dan mendorong mendukung pembangunan pertanian dan perkebunan.
b. Peningkatkan produksi baik kualitas maupun kuantitas berbagai komoditas unggulan yang memiliki daya saing dan nilai ekonomis tinggi.
c. Mendorong kemandirian dan peran serta petani, klembagaan tani dan pengusaha pertanian dalam pembangunan pertanian.
d. Optimalisasi sumberdaya alam secara selektif dan berwawasan lingkungan.
e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya manusia secara optimal.
f. Mendorong dan memfasilitasi masuknya investasi pembangunan di bidang agribisnis dan agrowisata di lahan pertanian dan perkebunan.
Pada bulan September 2006 Gapoktan Citra Sawargi bekerja sama dengan LPPM IPB yang dibimbing oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur,
melakukan pengembangan usaha tani secara berkelompok dengan menerapkan sistem Agribisnis berbasis Pertanian Komoditas unggulan spesifik lokal padi
Pandan Wangi. Pada tanggal 24 April 2007 Gapoktan Citra Sawargi melakukan penandatanganan kontrak jual beli beras Pandan Wangi dengan C.V Quasindo.
CV. Quasindo bertindak sebagai mitra kerja dan usaha yang mengemas dan memasarkan beras Pandan Wangi dengan kemasan bermerek Xiang Mai beras
wangi.
VI. DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN BERAS PANDAN WANGI DAN BERAS VARIETAS UNGGUL BARU
6.1. Kondisi Usahatani Beras Pandan Wangi Dan Beras Varietas Unggul Baru
6.1.1. Teknik Budidaya Secara umum teknik budidaya padi Pandan Wangi dan padi Varietas
Unggul Baru tidak jauh berbeda. Beberapa perbedaan diantaranya tejadi pada saat pembibitan dan cara pemanenannya. Berikut adalah teknik budidaya padi
Pandan Wangi dan padi Varietas Unggul Baru:
a. Pembibitan
Proses awal dalam pembudidayaan padi Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru adalah proses pembibitan. Umumnya petani di daerah penelitian
melakukan proses pembibitan melalui dua kegiatan. Kegiatan tersebut adalah penyiapan media semai dan menabur benih. Pembuatan media semai dilakukan
dengan cara mencangkul tanah agar tanah menjadi gembur sehingga memudahkan benih untuk tumbuh. Lahan semai tersebut biasanya dibiarkan
selama satu hari agar tanah sawah tidak teralu basah. Setelah lahan semai siap maka tahap penebaran benih padi dilakukan.
Terdapat beberapa perbedaan dalam melakukan penebaran benih antara padi Pandan Wangi dan padi Varietas Unggul Baru. Untuk benih Pandan Wangi
yang akan disemai, benih ditanam beserta malainya. Sedangkan untuk benih padi Varietas Unggul Baru, benih yang ditebar berupa gabah. Lama benih di
persemaian kurang lebih 15-25 hari untuk kedua varietas.
b. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk menstabilkan kondisi tanah, memperbaiki sifat fisik tanah dan memperbaiki drainase pengairan. Proses awal
yang dilakukan dalam olah tanah ini adalah membersihkan sisa-sisa jerami