pernapasan sehingga terbentuk fibrosis paru dan akhirnya menimbulkan gangguan kapasitas fungsi paru Mukono, 2008.
5.3. Masa Kerja dengan Kapasitas Paru
Menurut Suma’mur 1998 menyatakan bahwa masa kerja menentukan lama paparan seseorang terhadap faktor risiko. Semakin lama masa kerja seseorang
kemungkinan besar orang tersebut mempunyai risiko yang besar terkena penyakit dari pekerjaan tersebut. Hal ini menujukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja
pada area yang berdebu maka akan semakin lama pula waktu terjadi paparan terhadap debu tersebut.
Pekerja di lingkungan dengan kadar debu tinggi dalam waktu 10 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit obstruksi paru Mukono, 2008. Masa
kerja mempunyai kecenderungan sebagai faktor risiko terjadinya obstruksi saluran
pernafasan pada pekerja industri yang berdebu sampai masa kerja 5 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 40 responden dengan masa kerja 5 tahun, 15 responden 93,75 mengalami gangguan kapasitas paru
sedangkan dari 20 responden dengan masa kerja 5 tahun, 1 responden 6,25 mengalami gangguan kapasitas paru. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh
p=0.007 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kapasitas paru pada pekerja di gudang 201, 202 dan 203 Pelabuhan Belawan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Budiono 2007 pada pekerja pengecatan mobil yang menyatakan bahwa ada hubungan masa kerja dengan resiko
Universitas Sumatera Utara
terjadinya gangguan kapasitas fungsi paru dan penelitian Mengkidi 2007 yang menyatakan ada hubungan antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada
karyawan PT.Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan.
5.4. Umur dengan Kapasitas Paru
Umur berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Faal paru pada pekerja di gudang 201, 202 dan 203 Pelabuhan Belawan sangat
dipengaruhi oleh umur dari para pekerja itu sendiri. Meningkatnya umur seseorang maka kerentanan terhadap suatu penyakit akan bertambah khususnya penyakit pada
saluran pernapasan Yunus, 2006. Semakin tua umur seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan kapasitas fungsi paru karena terjadi degenerasi
otot-otot pernapasan dan elastisitas jaringan menurun dan semakin banyak alveoli yang rusak karena ketuaan. Selain daripada itu daya tahan tubuh yang rendah dan
paparan partikel debu sehari-hari dapat menyebabkan gangguan kapasitas paru pada orang dengan umur yang sudah tua Nelson, dkk, 2005.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 60 orang pekerja di gudang 201, 202 dan 203 Pelabuhan Belawan didapatkan bahwa sebanyak 9 orang responden
56,25 dengan umur 20-40 tahun yang mengalami gangguan pada kapasitas parunya dan sebanyak 7 orang responden 43,75 dengan umur 41-56 tahun yang
mengalami gangguan pada kapasitas parunya. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai
p=0,037 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kapasitas
Universitas Sumatera Utara
paru pada pekerja di gudang Pelabuhan Belawan tahun 2013. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soedjono 2002 yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara umur seseorang dengan kapasitas paru pada pedagang tetap di terminal bus Induk Jawa Tengah.
5.5. Indeks Massa Tubuh dengan Kapasitas Paru