Parameter dan Jenis Pencemaran Udara

2.1.2. Sumber Pencemaran Udara

Wardhana 2001 menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal terjadi secara alamiah sedangkan faktor eksternal merupakan pencemaran udara akibat ulah manusia. 1. Faktor internalsumber alamiah Udara dapat tercemar akibat kejadian-kejadian alam yang kadang tidak terduga sebelumnya seperti : debu yang diterbangkan oleh angin, debu akibat letusan gunung berapi, pembusukan sampah, keluarnya gas beracun akibat gempa bumi. 2. Faktor eksternalakibat kegiatan manusia Aktivitas kegiatan manusia pada dasarnya selalu mempunyai dampak lingkungan dan kesehatan Rahman, 2005. Beraneka ragamnya kegiatan-kegiatan manusia disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : perkembangan kebudayaan, perkembangan teknologi serta didukung oleh pola konsumsi yang berlebihan. Beberapa aktivitas manusia yang dapat menimbulkan pencemaran udara antara lain : kegiatan industri, aktivitas bongkar muat barang-barang di gudang Pelabuhan Belawan, lalu lintas, pertambangan, pembakaran sampah, termasuk juga kegiatan-kegiatan di rumah tangga.

2.1.3. Parameter dan Jenis Pencemaran Udara

Beberapa parameter pencemaran udara berdasarkan baku mutu udara ambien yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang 9 Universitas Sumatera Utara Pengendalian Pencemaran Udara ada 13 parameter pencemaran udara yang dibagi menjadi 2 kategori letak kawasan yaitu : 1. Parameter untuk umum 9 parameter SO 2 , CO 2 , NO 2 , Oз, HC, PM10 PM2,5, Debu, Pb, Dustfall 2. Parameter khusus untuk daerah kawasan industri kimia dasar Total fluorida, Fluor indeks, Khlorine dan Khlorine dioksida, Sulfat indeks Ada beberapa jenis pencemaran udara menurut Sunu 2001 yaitu : 1. Berdasarkan bentuk a. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya: CO 2 , CO, SO 2 , NO 2 . b. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zat-zat kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan cairan secara bersama-sama. Contohnya: debu, asap dan kabut. 2. Berdasarkan tempat a. Pencemaran udara dalam ruang indoor air pollution disebut juga udara tidak bebas yang terjadi berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja, di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, hotel, perkantoran, dan bangunan lainnya. b. Pencemaran udara luar ruang outdoor air pollution yakni pencemaran udara yang terjadi di luar yang disebut juga udara bebas sebagaimana lazimnya di kawasan perkotaan yang disebabkan karena asap asap dari kendaraan bermotor maupun industri-industri Achmadi, 2008. Universitas Sumatera Utara 3. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan a. Irritansia adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan tubuh, seperti SO 2 , Ozon, dan Nitrogen Oksida. b. Aspeksia adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas Karbon Dioksida. Gas penyebabnya seperti CO, H 2 S, NH з, dan CH 4 . c. Anestesia adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya : Alkohol. d. Toksis adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida. 4. Berdasarkan susunan kimia a. Anorganik adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain-lain. b. Organik adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida, herbisida, beberapa jenis alkohol dan lain-lain. 5. Berdasarkan asalnya a. Primer adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya: CO 2. b. Sekunder adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi antara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat PAN Mukono, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.2. Partikel Debu

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

3 31 145

PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X SUKOHARJO

5 18 73

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Kaca CV. Family Glass Sukoharjo.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Kaca CV. Family Glass Sukoha

0 1 14

HUBUNGAN LAMA PAPARANPEMAKAIAN Hubungan lama paparan debu kayu dan kedisiplinan pemakaian masker dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja mebel ud. mita furniture kalinyamatan jepara.

0 3 16

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DEBU KAYU DAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN PENURUNAN KAPASITAS Hubungan lama paparan debu kayu dan kedisiplinan pemakaian masker dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja mebel ud. mita furniture kalinyamatan jepara

0 2 11

Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bagian Produksi Kawasan Industri Peleburan Logam Pesarean Tegal.

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Pengertian Pencemaran Udara - Hubungan Paparan Partikel Debu dan Karakteristik Individu dengan Kapasitas Paru pada Pekerja di Gudang Pelabuhan Belawan

0 0 35

BAB 1 PENDAHULUAN - Hubungan Paparan Partikel Debu dan Karakteristik Individu dengan Kapasitas Paru pada Pekerja di Gudang Pelabuhan Belawan

0 0 7