gangguan kapasitas paru dan 33 orang responden 68,8 tidak mengalami gangguan kapasitas paru sedangkan dari 12 orang responden yang berada pada titik tempat
bekerja yang kelembaban udaranya memenuhi syarat, sebanyak 1 orang responden 8,3 mengalami gangguan kapasitas paru dan 11 orang responden 91,7 tidak
mengalami gangguan kapasitas paru. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan fisher’s exact test diperoleh nilai
p=0,1530,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel kelembaban udara dengan kapasitas paru pada pekerja di gudang 201,
202 dan 203 Pelabuhan Belawan.
4.4. Analisis Multivariat
Pada penelitian ini, variabel bebas yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik p0,25 dimasukkan ke dalam analisis multivariat dengan menggunakan uji
regresi logistik berganda, yaitu variabel kadar partikel debu, masa kerja, umur, kebiasaan merokok, penggunaan masker, suhu dan kelembaban udara. Untuk
mendapatkan faktor yang paling dominan dengan gangguan kapasitas paru pada pekerja di gudang 201, 202 dan 203 Pelabuhan Belawan tahun 2013, maka semua
kandidat diuji secara bersama-sama dengan menggunakan metode enter. Ketujuh variabel tersebut dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Faktor yang akan
dipertimbangkan untuk masuk dalam tiap seleksi dilihat dengan nilai p. Pada setiap tahapan seleksi variabel yang tidak signifikan dikeluarkan satu
persatu mulai dari nilai p yang terbesar. Hasil seleksi pertama terlihat ada beberapa
Universitas Sumatera Utara
variabel yang tidak berhubungan bermakna dengan gangguan kapasitas paru p0,05, akan tetapi yang dikeluarkan pada tahap ini adalah variabel dengan nilai p
terbesar saja, yaitu variabel kelembaban. Setiap tahapan seleksi selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama hingga seleksi terakhir diperoleh nilai variabel yang
seluruhnya berhubungan signifikan p0,05. Berdasarkan hasil seleksi terakhir hanya diperoleh tiga variabel dengan nilai
p0,05 yaitu variabel masa kerja, umur dan kadar partikel debu. Hasil seleksi variabel bebas yang berhubungan dengan variabel terikat yaitu gangguan kapasitas paru pada
pekerja di gudang 201, 202 dan 203 Pelabuhan Belawan tahun 2013 dapat dilihat seperti pada tabel 4.19 berikut ini :
Tabel 4.19 Seleksi Variabel yang Berhubungan dengan Gangguan Kapasitas
Paru pada Pekerja di Gudang 201, 202 dan 203 Pelabuhan Belawan Tahun 2013
Variabel B
P ExpB
95 CI for ExpB Lower
Upper
Seleksi 1
Kadar Partikel Debu 2,027
0,130 7,591
0,551 104,679
Masa Kerja 3,930
0,016 50,891
2,088 1240,419
Umur 2,937
0,023 18,851
1,510 235,368
Kebiasaan Merokok 2,496
0,088 12,133
0,688 213,981
Penggunaan Masker 1,475
0,245 4,370
0,365 52,377
Suhu -0,167
0,922 0,846
0,030 24,190
Constant -3,031
0,20 0,048
- -
Seleksi 2
Kadar Partikel Debu 1,936
0,039 6,929
1,104 43,473
Masa Kerja 3,860
0,008 47,470
2,768 814,008
Umur 2,874
0,009 17,706
2,057 152,417
Kebiasaan Merokok 2,475
0,085 11,885
0,713 198,196
Penggunaan Masker 1,501
0,225 4,486
0,396 50,798
Constant -2,975
0,010 0,051
- -
Seleksi 3
Universitas Sumatera Utara
Kadar Partikel Debu 2,009
0,030 7,458
1,210 45,968
Masa Kerja 3,895
0,006 49,164
3,142 769,293
Umur 2,801
0,007 16,467
2,130 127,322
Kebiasaan Merokok 2,551
0,059 12,815
0,908 180,912
Constant -2,719
0,011 0,066
- -
Seleksi 4
Kadar Partikel Debu 1,955
0,024 7,067
1,289 38,759
Masa Kerja 3,401
0,009 30,000
2,337 385,131
Umur 2,659
0,005 14,285
2,242 90,997
Constant -2,128
0,023 0,119
- -
Variabel yang dikeluarkan dalam setiap tahapan seleksi Hasil seleksi terakhir diperoleh 3 variabel yang berhubungan dengan
gangguan kapasitas paru yaitu kadar partikel debu, masa kerja dan umur. Variabel yang paling dominan adalah masa kerja yang mempunyai nilai ExpB paling besar
yaitu 30,000. Maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan gangguan kapasitas paru. Berdasarkan hasil uji
tersebut dapat ditentukan model persamaan sebagai berikut : 1
P = 1 + e
– α + β
1 X
1 + β
2 X
2 + β
3 X
3
Keterangan: P
= Probabilitas gangguan kapasitas paru α
= Konstanta -2,128 e
= Bilangan natural 2,718 β
1
– β
3
= Koefisisen regresi X
1
= Masa Kerja, koefisien regresi 3,401 X
2
= Umur, koefisien regresi 2,659 X
3
= Kadar Partikel Debu, koefisien regresi 1,955 X
1
=X
2
=X
3=
1, karena variabel tersebut berisiko pada gangguan kapasitas paru. 1
P = 1 + e
–[-2,128 + 3,401X
1 + 2,659X
2 + 1,955X
3
]
1 P =
Universitas Sumatera Utara
1 + e
–[-2,128 + 3,401X
1 + 2,659X
2 + 1,955X
3
Seandainya ada responden yang bekerja 5 tahun, umur yang semakin bertambah dan berada pada tempat bekerja yang terpapar kadar partikel debu NAB
maka peluang untuk mengalami gangguan kapasitas paru adalah : 1
P = 1 + 2,718
-5,887
P = 99,72 Hal ini berarti probabilitas pekerja dengan karakteristik yang sama seperti di
atas untuk mengalami gangguan kapasitas paru adalah sebesar 99,72.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kapasitas Fungsi Paru
Salah satu cara menentukan gangguan kapasitas paru adalah dengan mengetahui perbandingan nilai FEV1FVC dengan menggunakan alat spirometer.
Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri pada 60 orang responden maka didapatlah nilai FEV1FVC 16 responden 26,7 dengan nilai 75 yang artinya mengalami
gangguan kapasitas paru dan 44 responden 73,3 dengan nilai FEV1FVC 75 atau tidak mengalami gangguan.
Penyakit-penyakit yang sering melibatkan paru sebagian besar tidak menunjukkan gejala dan bahkan tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit
gangguan kapasitas paru, tiba-tiba nilai kapasitas fungsi parunya menurun yang menyebabkan kekakuan paru sehingga membatasi pengembangan paru-paru dan
menimbulkan gejala sisa berupa jaringan parut dan fibrosis Djojodibroto, 2012. Seseorang yang mengalami gangguan ini akan sulit untuk menghirup oksigen dan
diperparah jika udara yang dihirup mengandung partikel debu yang akan masuk ke dalam paru-paru.
Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan Sucipto 2007 pada 84 orang pekerja pada pengolahan batu kapur di Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil uji
statistik Chi Square diperoleh hubungan antara paparan partikel debu dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja pengolahan batu kapur tersebut.
78
Universitas Sumatera Utara