Populasi Sampel Populasi dan Sampel

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian Arikunto, 2006. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja di gudang 201, 202 dan gudang 203 yang berjumlah 129 orang, masing-masing gudang 43 orang pekerja yaitu : 4 orang petugas gudang, 4 orang sekuriti gudang, 5 orang penyewa gudang dan 30 orang pekerja bongkar muat di gudang yang tersebar pada beberapa titik tempat kerja seperti tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Distribusi Populasi Berdasarkan Tempat Bekerja Titik Tempat Bekerja Jumlah Pekerja 1 Di depan pintu gudang yang menghadap ke laut sebelah Utara 15 2 Di depan pintu gudang yang menghadap ke laut sebelah Selatan 15 3 Di depan pintu gudang yang menghadap ke jalan raya sebelah Utara 15 4 Di depan pintu gudang yang menghadap ke jalan raya sebelah Selatan 15 5 Di tengah gudang 30 6 Di dalam ruangan petugas gudang 24 7 Di dalam ruangan penyewa gudang 15 Total Pekerja 129

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil. Besar sampel minimal di dalam penelitian ini ditentukan menurut rumus Lemeshow, dkk, 1997 sebagai berikut : Z 1 - α2 2 p q N Universitas Sumatera Utara n = d 2 N-1 + Z1- α2 2 p q 1,96 2 x 0,5 x 0,5 x 129 n = 0,1 2 129-1 + 1,96 2 x 0,5 x 0,5 n = 55,29 dibulatkan menjadi 60 sampel Keterangan : P = Perkiraan proporsi subyek, jika tidak diketahui dianggap 50 = 0.5 q = 1-p = 0,5 d = Tingkat presisi yang diinginkan adalah sebesar 10 = 0,1 Z = Nilai standar pada tingkat kepercayaan sebesar 95 = 1,96 n = Jumlah sampel yang dibutuhkan N = Banyaknya populasi adalah 129 orang pekerja Berdasarkan perhitungan rumus diatas maka diperoleh besar sampel minimal sebanyak 60 orang responden yaitu para pekerja di gudang Pelabuhan Belawan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Stratified Sampling artinya pengambilan sampel dengan memberikan pembatasan tertentu sehingga dapat diperoleh nilai yang jelas berbeda. Stratifikasi dilakukan berdasarkan perbedaan titik tempat bekerja dan sampel dipilih secara proporsional berdasarkan jumlah masing-masing populasi pada setiap titik tempat kerja yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Setelah proporsi jumlah sampel pada setiap titik tempat kerja diketahui, selanjutnya dilakukan teknik Random Sampling untuk memilih sampel yang mewakili tempat kerja Dahlan, 2010. Universitas Sumatera Utara Titik pengukuran kadar debu di udara ambien di gudang Pelabuhan Belawan dan pengambilan sampel pekerja berdasarkan titik tempat bekerja dilakukan seperti yang terlihat pada gambar sebagai berikut : Gambar 3.1 Titik Pengukuran Kadar Debu dan Jumlah Sampel di Gudang Gudang 201, 202 dan 203 di Pelabuhan Belawan mempunyai kesamaan baik dari luas bangunan maupun bentuk fisik bangunan ketiga gudang tersebut. Antara gudang 201, 202 dan 203 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Titik pengambilan sampel debu di udara ambien di dalam gudang Pelabuhan Belawan sebanyak 21 titik yang terbagi dalam 7 titik di masing masing gudang yaitu : Titik 1 di depan pintu gudang yang menghadap ke laut sebelah Utara Titik 2 di depan pintu gudang yang menghadap ke laut sebelah Selatan Universitas Sumatera Utara Titik 3 di depan pintu gudang yang menghadap ke jalan raya sebelah Utara Titik 4 di depan pintu gudang yang menghadap ke jalan raya sebelah Selatan Titik 5 di tengah gudang Titik 6 di dalam ruangan petugas gudang Titik 7 di dalam ruangan penyewa gudang Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ada persetujuan tertulis. 2. Lama bekerja ≥ 1 tahun. 3. Pria usia 19-56 tahun. 4. Pada saat penelitian tidak sedang menderita penyakit saluran pernapasan. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Saat penelitian menderita penyakit saluran pernapasan seperti : bronchitis, radang paru- paru, asma, alergi, TBC 2. Menolak berpartisipasi dalam penelitian

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

3 31 145

PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X SUKOHARJO

5 18 73

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Kaca CV. Family Glass Sukoharjo.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Kaca CV. Family Glass Sukoha

0 1 14

HUBUNGAN LAMA PAPARANPEMAKAIAN Hubungan lama paparan debu kayu dan kedisiplinan pemakaian masker dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja mebel ud. mita furniture kalinyamatan jepara.

0 3 16

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DEBU KAYU DAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN PENURUNAN KAPASITAS Hubungan lama paparan debu kayu dan kedisiplinan pemakaian masker dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja mebel ud. mita furniture kalinyamatan jepara

0 2 11

Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bagian Produksi Kawasan Industri Peleburan Logam Pesarean Tegal.

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Pengertian Pencemaran Udara - Hubungan Paparan Partikel Debu dan Karakteristik Individu dengan Kapasitas Paru pada Pekerja di Gudang Pelabuhan Belawan

0 0 35

BAB 1 PENDAHULUAN - Hubungan Paparan Partikel Debu dan Karakteristik Individu dengan Kapasitas Paru pada Pekerja di Gudang Pelabuhan Belawan

0 0 7