1
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 dalam penelitian ini akan membahas enam bagian. Enam bagian tersebut adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia saat ini mempunyai berbagai masalah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang ada, hal ini dikarenakan
Indonesia masih belum memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadahi. Rendahnya kualitas dari penyelenggaraan dan hasil pendidikan di Indonesia ini
disebabkan oleh pembuatan kebijakan, pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang akan digunakan, pengadaan dan pengembangan tenaga
kependidikan, sistem penggajian, sistem evaluasi, dan sistem sarana prasarana yang tidak didasarkan dari hasil penelitian yang memadahi Sugiyono, 2008:1.
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, media, dan metode. Kualitas pendidikan sendiri
sangat bergantung kepada guru yang mengampu, guru yang mempunyai kemampuan dalam memberikan penjelasan dengan berbagai media pembelajaran
yang ada akan membuat siswa menjadi mudah dalam memahami materi pelajarannya.
Mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar sangat beragam, salah satunya adalah IPA. Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu tentang alam, atau
dengan kata lain ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam Khristina dan Winanto, 2009:2-3. Materi yang berhubungan dengan
alam akan lebih mudah dipahami dengan menggunakan proses belajar yang nyata. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar SD saat ini membutuhkan perhatian
khusus. Lancarnya proses pembelajaran IPA yang berlangsung tidak hanya tergantung kepada siswa itu sendiri, namun penyampaian guru juga berpengaruh
kepada pemahaman siswa. Guru yang bertugas sebagai pengajar mempunyai peran penting dalam kelancaran dan pemahaman siswa mengenai konsep IPA.
Namun pada kenyataannya, tugas guru tersebut sering dilupakan, kebanyakan guru hanya sekedar menyampaikan materi tanpa menggunakan media
pembelajaran. Materi IPA yang sebagian besar mengenai kejadian yang ada di alam hanya disampaikan secara lisan oleh guru, sehingga siswa hanya bisa
membayangkan tanpa ada gambaran yang membantu pemahamannya. Penyampaian materi yang tidak menarik akan mengurangi motivasi belajar siswa,
sehingga akan membuat prestasi siswa semakin menurun. Selain prestasi siswa yang menurun, pemahaman siswa terhadap konsep IPA menjadi sangat kurang.
Maka dari itu, guru harus menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, membangkitkan minatnya, menarik dan mempertahankan
perhatiannya, mengusahakan agar siswa mau mempelajari materi-materi yang diharapkan untuk dipelajarinya, sehingga prestasi belajar siswa juga akan
meningkat Slameto, 2013:173. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil observasi pada tanggal 6 Juni 2015 di SD Kanisius Kotabaru 1 pada mata pelajaran IPA di kelas V menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
siswa terlihat malas-malasan saat mendengarkan dan mengerjakan tugas dari gurunya. Terlihat ada 5 anak di bagian belakang yang mengobrol selama pelajaran
berlangsung, walaupun sudah diingatkan oleh guru namun tetap saja mereka mengulanginya. Siswa terlihat jenuh dengan guru yang menuliskan dan
menjelaskan materi di depan kelas, hanya sekitar 4 siswa yang mau mencatat materi yang sudah dijelaskan. Hampir dari setengah isi kelas tidak memperhatikan
guru dan tidak mempunyai rasa ingin tahu yang memberikan stimulus untuk memperhatikan guru saat itu. Mereka hanya sekedar mendengarkan dan
melakukan perintah dari guru. Mereka tidak peduli dengan nilai, walaupun guru sudah mengingatkan bahwa siswa yang nilainya di bawah KKM akan tinggal
kelas. Lingkungan kelas yang ramai membuat siswa yang sebelumnya memperhatikan guru menjadi ikut ramai dan mengobrol. Guru selesai
menjelaskan dan meminta siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami, dan yang bertanya hanya 3 siswa, guru menyimpulkan siswa yang lain sudah paham.
Namun pada saat mengerjakan soal banyak siswa yang tidak bisa, sehingga dapat disimpulkan bahwa dorongan untuk bertanya belum ada dalam diri siswa, mereka
lebih memilih diam dan pura-pura mengerti. Peneliti melihat bahwa siswa dapat duduk dengan tenang dan memperhatikan guru dengan seksama pada saat guru
menjelaskan materi dengan menggambar di depan kelas. Siswa juga senang saat guru memberikan reward pada siswa yang berhasil menjawab atau mau bertanya.
Kurangnya semangat, minat, dan dorongan untuk bertanya menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA masih kurang. Motivasi
adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesatu hal yang mengarah kepada peningkatan kualitas dalam belajar Rohmah,
2012:239. Pada saat observasi, guru tidak memberikan motivasi kepada siswa pada awal pembelajaran IPA. Motivasi sebenarnya bisa saja dilakukan oleh guru
dengan menggunakan nyanyian, permainan ataupun kata-kata dan nasihat pada awal pembelajaran. Motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan lagi, karena siswa
yang memiliki motivasi akan mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat. Pembelajaran yang berjalan tanpa
adanya motivasi belajar secara terus menerus akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti melakukan observasi dengan mengisi lembar
observasi motivasi yang diisi oleh teman sejawat, serta membagikan lembar kuesioner motivasi yang diisi oleh siswa. Skor yang didapat dari lembar observasi
kondisi awal kelas V mendapatkan rata-rata sebesar 52 dan masuk dalam kategori rendah.
Lembar kuesioner yang diisi oleh siswa mendapatkan rata-rata sebesar 56,96 dan masuk dalam kategori sedang. Kesimpulannya, hasil observasi
menunjukkan bahwa motivasi belajar IPA di SD Kanisius Kotabaru 1 masih “rendah” dan perlu dilakukan usaha untuk meningkatkannya, agar prestasi belajar
siswa ikut meningkat seiring dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku mencakup penguasaan,
penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar yang tertuang dalam bentuk nilai yang diberikan oleh
guru Muhibbin, 2008:141. Jumlah pengetahuan yang didapat oleh siswa sebanding dengan proses belajar yang dilakukan oleh siswa sebelumnya, proses
yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu dorongan dari dalam diri siswa itu sendiri
atau bisa disebut motivasi. Dokumen prestasi belajar IPA tentang materi perubahan sifat benda tahun
pelajaran 20142015 dari wali kelas V yang diminta oleh peneliti pada tanggal 6 Juni 2015, mendapatkan hasil rata-rata nilai IPA kurang memuaskan, jumlah
siswa yang lulus KKM 75 juga masih sedikit. Rata-rata yang diperoleh peneliti dari dokumen tahun pelajaran 20142015 pada mata pelajaran IPA adalah sebesar
74,22, persentase siswa yang lulus KKM 75 sebesar 40,74 dengan jumlah 10 siswa dan persentase siswa yang tidak lulus KKM 75 sebesar 59,26 dengan
jumlah 14 siswa. Dilihat dari hasil nilai siswa memang masih belum maksimal, dan banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Rendahnya rata-rata
dan persentase siswa yang lulus KKM tersebut dapat menjadi perhatian khusus bagi guru, guna mencari solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah memperbaiki cara mengajar di
dalam kelas sehingga siswa dapat lebih paham dengan materi pelajaran. Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai motivasi serta prestasi belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK, agar
motivasi serta prestasi belajar siswa dapat mengalami peningkatan. Media yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru gunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK seperti penggunaan PowerPoint
untuk menampilkan materi pembelajaran, video, film, dan sebagainya. Penggunaan aplikasi-aplikasi dalam komputer tersebut sebenarnya ditujukan
untuk mempermudah guru dalam mengungkapkan gagasan ataupun materi dan mendapatkan perhatian dari siswa Santosa, 2004:4. Media pembelajaran
berbasis TIK dipilih dikarenakan banyaknya penggunaan tekologi dalam kehidupan sehari-hari, dan TIK mempunyai perhatian khusus serta daya tarik
yang kuat oleh siswa baik dari jenjang pendidikan terendah yaitu SD sampai yang tertinggi sekalipun. Perkembangan zaman menuntut manusia untuk selalu merasa
kurang dan selalu mengikutinya, siswa usia SD kebanyakan menggunakan gadget, komputer, laptop dan perangkat teknologi yang lainnya untuk membantu setiap
kegiatan sehari-harinya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
TIK yang sesuai dengan minat siswa. Media pembelajaran berbasis TIK ini dapat diterapkan di Sekolah Dasar untuk
menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif, efektif dan efisien sehingga motivasi maupun prestasi belajar peserta didik dapat meningkat sejalan dengan
pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa. Adanya penggunaan media pembelajaran berbasis TIK ini diharapkan siswa lebih memahami materi yang
diajarkan ataupun disampaikan oleh guru, meringankan tugas guru dikarenakan guru tidak harus berbicara panjang lebar dan bisa digantikan dengan viewer, video
ataupun yang lainnya. Guru bisa menggunakan video untuk menyampaikan materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang susah dipahami dengan membaca ataupun sesuatu yang susah dijelaskan dengan kata-kata, menampilkan gambar yang sesuai dengan bentuk aslinya,
menggunakan suara ataupun PowerPoint untuk menyampaikan tulisan dalam setiap pembelajarannya. Penggunaan media pembelajaran berbasis TIK ini juga
diharapkan mampu memberikan dampak bagi motivasi dan prestasi belajar siswa agar lebih meningkat, khususnya dalam mata pelajaran IPA kelas V di SD
Kanisius Kotabaru 1 tahun pelajaran 20152016.
1.2 Batasan Masalah